Double Personality (Part.1)

Aku terduduk di samping Ibuku. “Youngi… Umma mengerti kau tak dapat menerima hal ini. Tapi, Kau juga harus mengerti kondisi perusahaan kita yang hampir bangkrut. Kau mengerti kan?”

Aku hanya mengangguk kecil mendengar penjelasan Ibu tadi. Apakah kalian bingung dengan hal ini? Baiklah.. Akan aku jelaskan, Namaku adalah Shim Miyoung aku adalah puteri satu-satunya dalam keluargaku.

Selama ini aku hanya tinggal berdua saja bersama Ibuku. Dan yang di maksud Ibuku adalah aku akan di tunangkan pada seorang rekan bisnis Ibuku, Alasannya hanya satu Ibu ingin mengembalikan perusahaan kami yang hampir bangkrut dan aku hanya dapat menuruti keinginannya karena aku memang tak dapat menolak.

“Annyeong Haseyo…” Sapa seorang wanita separuh baya di hadapanku.

“Annyeong Haseyo…” Aku mengangguk sembari tersenyum kecil dan kembali duduk. Dapat aku lihat seorang pria duduk di hadapanku sembari tersenyum ramah padaku.

“Aigo.. Jadi, Ini anakmu? Omona.. Cantik sekali… Siapa namamu, Nak?” Tanya wanita itu dengan ramah.

“Shim Miyoung Imnida…” Jawabku sesopan mungkin.

Wanita itu tersenyum padaku. “Dan ini anakku…” Ujarnya memperkenalkan padaku dan juga Ibuku.

“Annyeong, Lee Donghae Imnida…” Sapanya dengan sangat ramah.

<Author PoV>

Selama obrolan Miyoung tetap terdiam, Tanpa bersuara sedikitpun. Ia hanya mengangguk dan tersenyum setiap kali menanggapi ucapan kedua wanita separuh baya yang sedang bercengkrama. Sedangkan pria yang bernama Lee Donghae itu terkadang berbicara untuk menanggapi obrolan itu.

1 Jam Kemudian…

“Nah, Miyoung.. Bagaimana apa kau tidak keberatan dengan hal ini?” Tanya Ny.Lee pada Miyoung yang tetap terdiam.

“Yang memutuskan Umma.. Aku ikut saja…” Jawab Miyoung sopan.

“Kalau begitu semuanya setuju… Kau juga setuju kan Donghae?” Ujar Ny.Shim sembari menoleh pada Donghae.

“Terserah kalian saja…” Jawab Donghae seadanya.

***********

<Miyoung PoV>

Sudah satu bulan lamanya, Aku dan Donghae resmi menjadi sepasang kekasih lebih tepatnya dua orang yang awalnya tidak mengenal satu sama lain tapi kini harus terikat satu sama lain. Yah… Walaupun kami hanya bertunangan tapi kedua orang tua kami sering kali menyuruh kami untuk pergi berdua dan bahkan menginap. Alasannya hanya ingin membuat kami lebih dekat saja.

<Author PoV>

Miyoung menatap layar ponselnya, Hari sudah mulai gelap tapi Donghae belum juga menjemputnya di sekolah. Padahal, Biasanya ia sudah berada di depan gerbang sekolah saat kelas Miyoung bubar.

“Ah… Apa sebaiknya aku pulang saja?? Mungkin ia masih sibuk dengan pekerjaannya…” Pikirnya sedikit bingung. Usia keduanya memang terpaut cukup jauh, Miyoung baru saja berusia 19 tahun dan duduk di bangku SMA kelas 3. Sedangkan Donghae ia berusia 24 tahun dan kini ia sedang di sibukkan dengan kuliahnya dan juga kerjaan di kantor orang tuanya yang sudah di berikan padanya.

CKIIIIT!!

Tiba-tiba di saat Miyoung akan pergi dari tempat itu, Sebuah mobil sedan terparkir di hadapannya membuat gadis itu tersontak kaget.

“Masuk!!” Donghae keluar dari dalam mobil itu.

“De…” Jawab Miyoung sedikit enggan dan tanpa mengatakan apa-apa lagi, Ia pun masuk ke dalam mobil itu.

Selama perjalanan tak ada satu katapun yang Donghae lontarkan, Bahkan ia tak meminta maaf pada Miyoung karena telah membuatnya menunggu lama.

“Itu.. Sebaiknya lain kali, Kau tak perlu menjemputku lagi…” Ucap Miyoung memecah keheningan di antara mereka.

“Wae?! Apa kau tidak ingin menungguku?!!” Tanya Donghae dingin berbeda dari biasanya.

“A-Anniyo… Hanya saja sepertinya akhir-akhir ini kau sedang sibuk. Jadi lebih baik kau tidak perlu menjemputku… Itu hanya akan membuatmu kerepotan…” Jelas Miyoung mencoba mengklarifikasi.

CKIT!!!

Dengan tiba-tiba Donghae mengerem mobilnya membuat Miyoung sedikit terkejut dengan hal ini. “Wae-Waeyo?” Tanya gugup Miyoung.

Donghae menoleh padanya dan menatap tajam pada Miyoung. “Apa kau ingin bermain di belakangku?! Apa kau ingin bebas di belakangku?!!” Ujar Donghae dan di setiap perkataannya ia semakin meninggikan nada suaranya.

“Mwo? Maksudmu?” Miyoung mengerutkan keningnya.

SRET!!

Donghae langsung mendekati tubuh Miyoung dan mencengkram kuat dagunya membuatnya meringis kesakitan. “Appo… Wae-waeyo?”

“DENGAR!! Kau hanya MILIKKU!! KAU TIDAK BISA BERSAMA YANG LAIN, ARREO?!!!” Bentak Donghae dengan nada tinggi dan mencengkram kuat lengan kanan Miyoung serta dagunya.

“Oppa, Waeyo? Kau menyakitiku!!” Ringis Miyoung, Matanya sudah mulai berkaca-kaca menahan kesakitan.

“Mwo?!! Oppa?!! KENAPA KAU TIDAK SEBUT NAMAKU, HUH?!!!” Bentak Donghae lagi dan langsung mendorong tubuh Miyoung hingga kepala gadis itu terantuk jendela mobil.

“Ahk!!” Miyoung memegangi kepalanya yang terasa sakit. Perlahan-lahan pandangannya mulai kabur dan akhirnya ia pun tak sadarkan dirinya.

<Miyoung PoV>

Aku membuka kedua mataku perlahan-lahan, Walau sedikit tak jelas tapi aku tau betul jika aku sedang berada di dalam kamarku. Tapi… Ahk!! Kepalaku sakit sekali rasanya.

“Sudah bangun?” Aku menoleh ke samping dan mendapati Donghae yang duduk di sampingku dan menatapku cemas.

Teringat dengan sikapnya tadi, Dengan segera aku pun bangkit dari tidurku dan sedikit menjauh darinya tanpa mempedulikan rasa sakit di kepalaku.

“Miyoung-ah… Gwenchana? Tadi saat di mobil kau pingsan?” Tanyanya dengan lembut. CIH!! Beda sekali sikapnya seperti di mobil tadi.

“PERGI!! JANGAN SAKITI AKU LAGI!!” Teriakku histeris. Ntahlah rasanya aku muak melihat wajahnya yang begitu lembut dan berbeda dengan yang tadi.

“Miyoung-ah, Kau kenapa?” Tanya Umma yang langsung berlari dari luar kamar dan langsung memelukku dengan erat.

“Umma, Aku tidak mau bertemu dengannya lagi!! Dia menyakitiku!!! Andwae!! Hiks…” Tangisku pecah dalam pelukan Umma.

“Miyoung-ah, Kenapa kau berkata seperti itu? Donghae justru yang telah menolongmu sayang… Memang dia datang terlambat karena ada pekerjaan di kantornya yang tak dapat ia tinggalkan tapi…”

“Anni Umma!! Dia jahat!! Dia menyakitiku!!” Potongku masih menangis dalam pelukannya.

“Miyoung-ah… Kenapa kau seperti ini?” Aku dapat mendengar suara lembutnya tapi aku benar-benar membencinya saat mendengar suaranya terlebih lagi perlakuannya yang kasar padaku tadi.

“Miyoung-ah…”

“PERGI!!” Bentakku.

<Author PoV>

“PERGI!!” Bentak Miyoung dengan cukup keras membuat Ummanya terkejut saat mendengar hal itu.

“Miyoung-ah, Kenapa kau berbicara dengan nada seperti itu?” Tanya Umma lembut.

“Nyonya, Dokter Choi sudah datang…” Ujar salah seorang pelayan dengan ramah dan Umma Miyoung pun mengangguk.

“Donghae, Bantu aku melepaskan Miyoung…” Pinta Umma ramah.

“De, Ahjumma…” Ujarnya.

“ANDWAE!! Jangan sentuh aku!!!” Teriak Miyoung histeris saat tangan Donghae memegang kedua lengannya.

“Miyoung.. Tenanglah…” Ujar Dokter Choi seraya menghampirinya. “Kau akan tenang dengan ini…” Dengan di bantu assistantnya, Dokter Choi menyiapkan obat bius pada suntikan.

“Miyoung, Tenanglah!” Pinta Donghae sembari memeluk tubuh Miyoung.

“Andwae!! LEPASKAN!!” Pinta Miyoung sembari menagis sesenggukan, Tapi dengan cepat Dokter Choi menyuntikkan obat bius itu pada lengan kanan Miyoung dan perlahan-lahan tubuh Miyoung pun melemas.

“Bagaimana keadaannya?” Tanya Umma saat Dokter Choi selesai memeriksa keadaan Miyoung.

“Sepertinya ada hal yang membuat Miyoung ketakutan… Padahal kemarin dia masih baik-baik saja… Tapi kenapa bisa seperti ini?”

“Aneh… Setauku Miyoung tak ada masalah selama ini. Dia memang trauma pada kekerasan, Dia pasti akan selalu histeris setiap kali melihat kekerasan di hadapannya. Tapi tak biasanya dia sehisteris ini…” Jelas Umma panjang lebar.

“Sebenarnya… Tadi aku melihat Miyoung di ganggu oleh beberapa preman. Mungkin ini memang salahku karena datang terlambat… Mianhe Ahjumma, Aku tidak tahu jika Miyoung trauma dengan hal seperti ini…” Ujar Donghae berbohong.

“Gwenchana…” Umma melirik Miyoung yang masih terbaring lemas di atas ranjangnya. “Besok juga dia akan lebih membaik…” Ujarnya lagi.

“Kalau begitu, Berikan saja obat ini padanya… Besok aku akan kembali lagi untuk mengecek keadaannya…” Jelas Dokter Choi seraya berpamitan pada Donghae dan Umma Miyoung.

“Ahjumma, Aku juga lebih baik pulang saja… Ini sudah terlalu malam…” Pamit Donghae seraya menoleh pada Miyoung sejenak.

“De… Terima Kasih karena telah menolongnya. Kau memang calon suami yang baik Donghae-ah…” Puji Umma dan Donghae hanya tersenyum kecil seraya pergi.

**********

3 Hari Kemudian…

Hari ini, Seperti biasa Miyoung menunggu Donghae menjemputnya. Setelah kejadian hari itu, Baru hari ini Miyoung kembali masuk sekolah dan karena paksaan ibunya juga lah akhirnya Miyoung bersikap biasa kembali pada Donghae. Walau pada kenyataannya ia tetap saja takut pada Donghae.

“Ya… Shim Miyoung…” Panggil seorang pria di belakangnya.

Miyoung menoleh ke belakang dan tersenyum kecil saat melihat pria itu. “Jiyoung Oppa….” Panggilnya.

Lelaki yang bernama Jiyoung itu menghampirinya dan duduk di sampingnya. “Sedang menunggu siapa?” Tanyanya dengan lembut. Jiyoung merupakan Kakak Kelas Miyoung yang sudah akrab dengan gadis ini.

“Menunggu Donghae Oppa…” Jawabnya ramah.

“Siapa dia? Pacarmu?” Tanya Jiyoung penasaran dan Miyoung hanya menggeleng kecil.

“Dia…”

“MIYOUNG!!!” Terdengar teriakan yang cukup keras sehingga membuat kedua orang ini menoleh pada asal suara.

“Donghae Oppa…” Ujarnya sedikt takut.

“Jadi, Dia?” Tunjuk Jiyoung dan Miyoung pun mengangguk singkat. “Annyeong…” Sapa Jiyoung saat Donghae berjalan mendekati mereka berdua.

“Ayo kita pulang sekarang!!!” Dengan kuat, Donghae menarik pergelangan tangan Miyoung membuatnya sedikit meringis kesakitan.

Melihat hal itu, Jiyoung tak bisa terima dan ia pun memegang tangan Miyoung yang satunya lagi. “Ya!! Jangan kasar padanya…”

“Bukan urusanmu!! Lagipula dia tunanganku!!! Lepaskan tanganmu darinya!!”

“Hey… Tapi walaupun dia tunanganmu, Kau tak berhak melukainya…”

“Sudah aku bilang ini bukan urusanmu…”

“Tapi aku ingin ikut campur dalam hal ini…”

“Kau!!!”

BUGH!!!

Donghae mendaratkan pukulan yang cukup keras di wajah Jiyoung membuatnya tersungkur ke atas tanah.

“Oppa!!!” Teriak histeris Miyoung, Tapi di saat ia akan membantu Jiyoung. Donghae segera menariknya ke dalam mobil dan melajukan mobil itu dengan cepat tanpa mempedulikan Jiyoung yang masih tersungkur di atas tanah.

“Cih!! Lelaki macam apa dia? Bagaimana bisa Miyoung bertunangan dengan orang sepertinya…” Geram Jiyoung yang sebenarnya ia memiliki rasa pada Miyoung sejak dulu.

**********

“Oppa, Kau terlalu cepat… Aku takut…” Miyoung memegang erat sabuk pengamannya dan tak berani menatap Donghae yang sejak tadi sepertinya terlihat sangat marah.

“Siapa dia?” Tanya Donghae dingin.

“Dia hanya Sunbaeku di sekolah…”

“Jangan dekat-dekat lagi dengannya!!!!” Potong Donghae.

“Tapi…”

“MIYOUNG!!” Donghae membentak Miyoung dan membuatnya terdiam tak berani mengatakan sepatah katapun lagi. “Hari ini kau menginap di rumahku!!”

“Mwo? Tapi, Aku belum…”

“Jangan banyak bicara lagi!!! Aku muak mendengarnya!!!!”

Miyoung hanya dapat kembali terdiam, Ia seakan ingin pergi dan menjauh dari lelaki di sampingnya ini. Tapi bagaiaman bisa? Di tambah lagi sekarang keluarganya banyak berhutang budi padanya.

“Sekali lagi kau berbicara aku takkan segan-segan membuatmu tak sadarkan diri lagi seperti saat itu!! Mengerti?!!!” Bentak Donghae lagi.

Akhirnya merekapun sampai di rumah Donghae, Para pelayan menyapa Donghae dengan ramah begitupun dengan Donghae yang begitu ramah pada Pelayan itu tanpa memperlihatkan sifat kasarnya sedikitpun.

“Miyoung-ah, Kemarilah…” Ajak Donghae lembut dan Miyoung hanya mampu mengangguk tanpa banyak bicara lagi.

BRUK!!

Donghae langsung menutup pintu kamarnya rapat-rapat dan menguncinya. Miyoung menoleh padanya, Ada perasaan takut dalam hatinya karena melihat perubahan sikap Donghae lagi.

“Oppa… Lebih baik aku ke kamar yang lain…” Ujar Miyoung sedikit memberanikan dirinya.

“Kenapa? Bukankah lebih baik jika kau di sini bersamaku!”

“Tapi…” Kini Miyoung tak berani menatap Donghae dan kembali berbalik menatap arah lain.

“Kenapa?” Tiba-tiba Donghae langsung memegang lengan kanan Miyoung dan membalikkan tubuhnya membuat gadis itu terkejut. “Kau hanya milikku, Bukan?” Bisiknya dan langsung mendaratkan sebuah ciuman dalam bibir mungil Miyoung.

Miyoung membulatkan kedua matanya, Tak peduli dengan respon Miyoung. Donghae langsung melumat habis bibirnya, mengulum lidah Miyoung dengan kasar dan bahkan menghisapnya.

“Ehm… And-wae!!”

Dan dalam sekejap saja, Donghae dapat dengan mudah membuka pakaian Miyoung dan menyibak rok Miyoung. “Andwae!!!” Pinta Miyoung saat dapat melepaskan ciuman Donghae.

Donghae menciumi leher Miyoung dan tangan kanannya menelisik masuk pada rok Miyoung sedangkan tangan kirinya dapat dengan mudahnya melepaskan pengait bra Miyoung dan meremasnya hingga membuat Miyoung meringis kesakitan.

“Tidak!! Jangan lakukan!! Ahh..” Miyoung mendesah pelan di tengah ucapannya karena Donghae membelai lembut bagian ms.vnya.

“Kenapa kau tidak mengerti juga jika kau ini hanyalah milikku seorang, Miyoung…” Bisik Donghae pelan dan tangan kanannya pun langsung masuk dalam mulut Miyoung memaksa Miyoung harus melumat jari-jarinya.

GREB!!

Miyoung menggigit jari-jari Donghae dengan keras membuat Donghae menghentikkan kegiatannya dan di saat itu pula lah, Miyoung langsung berlari ke dalam kamar mandi di tempat itu.

Donghae menjilat jarinya yang sedikit memerah dan menatap sinis pada Miyoung yang sudah masuk ke dalam kamar mandi.

“Mau lari kemanapun, Kau tetap milikku… Shim Miyoung…”

To Be Continued…

Seperti yang Author janjikan sebelumnya, Author bakalan Publish dengan voting ff terbanyak, Dan hasilnya ff ini lebih banyak mendapatkan voting ketimbang I And Your Blood…

Tapi Author juga menghargai pendapat reader yang lain, Yang udah pada milih I And Your Blood… Karena itu, Author mutusin buat publish ff itu sesudah ff ini tamat yah.. Jadi adil… Hehehehehe

Dan buat yang nungguin ff Tiffany-Wooyoung yang You’re My Bodyguard insya allah bakalan di publish hari sabtu… Jadi tunggu aja yah…^^