Suddenly I’m Married (Chapter.7)End

Title               : Suddenly I’m Married

Author         : NtaKyung

Casts              : Zhoumi, Shim Miyoung

Other Casts   : Hankyung

Length         : Series

Genre           : Family, Humor, Romance.

Rating          : PG-15

Idea Story : Movie 13 Go 30 And K-Drama 18 vs 29

-Suddenly I’m Married-

Zhoumi terus mengamati wajah Miyoung yang masih tetap tertidur pulas dalam pelukannya. Seulas senyum terukir di wajahnya.

“Pagi…” Sapa Zhoumi saat melihat Miyoung yang mulai mengerjap-ngerjapkan matanya dan sedikit menggeliatkan badannya. “Bagaimana kondisimu? Apakah sudah lebih baik?” Tanpa ragu Zhoumi menarik wajah Miyoung dan meletakkan keningnya tepat di kening Miyoung.

BLUSH!!

Kedua pipi Miyoung memerah dalam seketika dan di saat itu juga kesadarannya seakan terkumpul. “A-apa yang kau lakukan?!” Miyoung langsung mendorong tubuh Zhoumi dan beranjak dari sofa yang berukuran cukup besar itu sekaligus sofa yang menjadi tempat tidurnya semalam bersama Zhoumi.

“Memangnya aku melakukan apa? Aku hanya ingin mengecek kondisimu saja…” Jawab Zhoumi dengan wajah datar.

“M-mwo?? Tapi, Tidak harus dengan cara seperti itu kan?” Gugup Miyoung.

“Lalu aku harus bagaimana? Menciummu seperti kau menciumku tadi malam, Huh?” Goda Zhoumi membuat kedua mata Miyoung membulat.

“MWO? YA!!” Bentak Miyoung mencoba menyembunyikan rasa malunya saat ini.

“Ah, Rasanya aku ingin mandi. Lebih baik aku mandi dulu saja…” Zhoumi beranjak dari sofa itu dan kemudian masuk kedalam kamar mandi seakan mencoba menghindari amukan Miyoung.

Miyoung masih tetap terdiam ditempatnya, Dia benar-benar malu jika mengingat kejadian tadi malam. “Aish, Nan cheongmal pabboya!! Kenapa Zhoumi bisa sadar aku melakukan hal itu padanya?? Ah… Jinja!!” Rutuk Miyoung pada dirinya sendiri.

-Suddenly I’m Married-

“Zhoumi-ah, Chakkaman…” Panggil Miyoung saat Zhoumi akan berangkat ke rumah sakit.

“Oh, Wae?” Tanya Zhoumi bingung seraya berbalik dan melihat Miyoung yang berlari kecil menghampirinya.

“Kau… Melupakan dasimu!” Miyoung menunjukkan dasi yang dibawanya membuat Zhoumi menaikkan sebelah alisnya tapi tak berapa lama ia terkekeh kecil.

“Ah, Kalau begitu pasangkan…” Pinta Zhoumi.

“Mwo?? Shireo…” Tolak Miyoung dengan wajah bersemu merah.

“Ayolah, Aku sudah hampir terlambat. Aku ada janji dengan seorang pasien yang akan melakukan check up…” Paksa Zhoumi membuat Miyoung berfikir sejenak.

Dan tanpa mengatakan apapun lagi, Miyoung mulai memasangkan dasi tersebut. Dapat ia cium harum mint yang begitu khas dari tubuh Zhoumi dan jantungnya tak henti-hentinya berdegup kencang seperti meledak akan keluar.

“Omona…” Batinnya mencoba menyembunyikan pipinya yang sudah merona merah.

“Youngie-ya…” Panggil Zhoumi pelan.

“Y-ya?” Dengan gugup Miyoung mengangkat wajahnya.

Tapi di saat itu juga Zhoumi mendaratkan sebuah ciuman di bibirnya, Awalnya hanya ciuman biasa tapi lama kelamaan bibirnya mulai bermain dalam mulut Miyoung dan sesekali ia mengulum serta menghisap kuat lidah Miyoung.

“Mnnnn…” Miyoung seakan merasa kedua kakinya melemas.

“Aku pergi dulu, Annyeong…” Pamit Zhoumi seraya pergi meninggalkan Miyoung yang terpaku ditempatnya.

“A-Annyeong…” Balas Miyoung gugup.

Miyoung memegangi bibirnya, Ia bahkan masih dapat merasakan hangat dan lembutnya ciuman Zhoumi tadi padanya.

“Ah, Perasaan ini benar-benar membuatku tidak karuan!!” Gerutu Miyoung tapi seulas senyum tipis terukir jelas di wajahnya.

Knock… Knock… Knock…

“Ah, Zhoumi-ah. Ada apa la…” Ucapan Miyoung terhenti saat ia sadar ternyata yang datang bukanlah Zhoumi melainkan Miyoung. “Oh, Hankyung Oppa!” Kagetnya.

“Wae?! Apa kau kecewa dan berfikir jika aku ini adalah suami tercintamu itu?!” Sindir lelaki itu dengan tatapan sebal.

“Anniyo…” Miyoung menggeleng cepat. “Ah, Sudahlah lupakan! Memangnya ada perlu apa Oppa kemari?” Tanya Miyoung kemudian.

“Cih!” Hankyung mendengus kesal. “Aku ingin mengajakmu membeli bunga mawar merah kesukaan Haneul. Bukankah saat kemarin kau belum sempat meletakkan bunga? Bagaimana? Apa kau mau?”

“Hm, Tentu saja… Chakkaman, Aku akan mengganti pakaianku dulu…” Ucap Miyoung dan kemudian bergegas masuk kedalam kamarnya lalu mengganti pakaiannya.

-Suddenly I’m Married-

“Kau tidak akan ikut?” Tanya Miyoung saat turun dari mobil.

“Tidak… Akan lebih baik jika kau saja yang mengunjunginya…” Jawab Hankyung tetap duduk santai di dalam mobil.

“Baiklah…” Miyoung mengangguk paham.

Dengan sebuket bunga mawar merah, Kini Miyoung sudah berada di hadapan makam Haneul. Dirasakannya kedua matanya memanas seakan ingin kembali meneteskan air mata, Tapi sebisa mungkin dia menahannya.

“Haneul-ah. Annyeong… Apakah kau baik-baik saja di sana? Aku yakin kau bahagia di sana. Haneul-ah… Mianhe, Aku selalu melakukan banyak kesalahan. Andaikan aku dapat memutar waktu mungkin aku akan mencegahmu untuk menaiki pesawat itu dan aku akan menjadi adik yang baik untukmu…” Air mata mulai menetes perlahan dari sudut mata Miyoung, Ia benar-benar tak mampu menahan air matanya lagi.

Miyoung meletakkan bunga mawar yang di bawanya itu, Lalu menghapus air matanya. “Aku pergi… Semoga kau tenang di sana…” Ucap Miyoung kemudian seraya bangkit dan mulai meninggalkan makam tersebut.

“Sudah selesai?” Tanya Hankyung saat Miyoung memasuki mobilnya.

“Yah…” Jawab Miyoung singkat.

“Sebentar sekali…” Bingung Hankyung.

“Ah… Tidak apa. Yang penting aku sudah meletakkan mawar itu kan. Untuk apa juga berlama-lama? Aku tidak suka kuburan!” Jawab Miyoung asal.

“Hah, Kau ini…” Hankyung mulai menyalakan mesin mobilnya dan tak berapa lama mobil itu melaju dengan perlahan.

Selama perjalanan mereka terdiam satu sama lain karena memang tidak ada hal yang perlu di bicarakan lagi. Tapi pandangan Miyoung langsung tertuju pada sebuah taman. Yah, Itu adalah taman yang membuatnya berada di masa depan seperti saat ini.

“Hankyung Oppa. Berhenti di sini saja…” Suruh Miyoung tiba-tiba.

“Eh?? Kenapa?”

“Sudah di sini saja, Aku ada urusan!!” Paksa Miyoung dan akhirnya Hankyung pun menghenti kan mobilnya di sisi jalan.

Belum sempat Hankyung bertanya, Miyoung sudah terlebih dulu turun dari mobil itu dan berlari dengan cepat membuat Hankyung tak dapat melakukan apa-apa selain melihatnya yang sudah pergi ntah kemana.

“Haish… Shim Miyoung, Kau ini benar-benar…” Keluh Hankyung seraya kembali menyalakan mesin mobilnya lalu pergi meninggalkan tempat tersebut.

Miyoung terus berlari dan berlari hingga akhirnya ia tiba ditaman yang tadi sempat di lewatinya itu dan sekaligus taman yang membuatnya menjadi sekarang ini.

“Tempat ini… tak banyak berubah…” Batin Miyoung.

Ia perlahan-lahan berjalan mendekati sebuah bangku panjang yang pernah ia duduki saat dulu juga. Ia duduk di bangku itu sambil mengusap sisi lainnya, “Ah… Apakah benar jika ini semua karena permohonanku malam itu?” Gumam Miyoung mengingat keinginannya saat itu.

Pandangannya tertuju pada kolam dihadapannya itu, Ia meletakkan tas yang di bawanya itu dan kemudian mendekati kolam kecil itu, Melihat bayangannya di air yang ada pada kolam tersebut.

“Aku baru sadar… Ternyata ada sedikit perubahan dari tubuhku ini. Aku terlihat lebih tinggi dan mungkin sedikit lebih dewasa…” Ucap Miyoung pada dirinya sendiri seakan baru menyadari perubahan yang di alaminya.

-Suddenly I’m Married-

Zhoumi menghentikan kegiatannya yang sedang mengecek beberapa data yang ada di hadapannya saat ini. Ntah kenapa pikirannya terus terlintas bayangan Miyoung, Ia jadi sedikit merasa khawatir pada Miyoung.

Dengan segera Zhoumi meraih ponselnya dan menekan nomor satu untuk menelepon Miyoung, Tapi tak ada jawaban dan hal itu tentu saja semakin membuat Zhoumi semakin merasa cemas.

“Haish, Kenapa dia tidak mengangkat teleponku?!” Gerutu Zhoumi.

“Ada apa?” Tanya Raena yang baru saja masuk dalam ruangannya hendak mengambil hasil laporan yang Zhoumi periksa tadi.

“Huh? Anniyo…” Bohong Zhoumi tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ada pada genggamannya.

“Jinja?? Tapi sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu… Miyoung lagi?!” Tebak Raena dengan cepat.

“Rae-ya, Kau yang lanjutkan laporannya saja yah… Aku ada urusan penting!” Sela Zhoumi seraya beranjak dari duduknya dan kemudian pergi begitu saja setelah sebelumnya telah melepaskan jas putih yang biasa seorang Dokter kenakan dan ia ganti menjadi jas hitam kepunyaannya.

“Ya!! Zhoumi-ah… Haish!! Selalu saja aku yang terkena imbasnya, Jika tau akan menjadi seperti ini maka aku memilih tidak masuk saja dalam ruangan ini!!” Dengus Raena kesal dengan sikap Zhoumi yang selalu saja membuatnya harus mengerjakan pekerjaan Zhoumi.

“Benar-benar menyebalkan!! Argh!!” Frustasi Raena seraya mengambil beberapa berkas yang belum Zhoumi periksa.

-Suddenly I’m Married-

Knock… Knock… Knock…

Zhoumi mengetuk pintu rumah beberapa kali, Sebenarnya ia membawa kunci cadangan. Hanya saja ia ingin memastikan Miyoung ada di rumah atau tidak karena setiap kali ia mencoba menghubungi ponsel Miyoung pun pasti hasilnya nihil.

“Dia tidak ada dirumah, Lalu dia ada dimana…” Pikir Zhoumi bingung.

Dengan cepat Zhoumi memasuki mobilnya berniat mencari Miyoung ditempat yang mungkin saja Miyoung kunjungi saat ini. Pertama-tama, Zhoumi mengunjungi café milik Hyunsa teman Miyoung itu, Tapi Hyunsa sama sekali tak bertemu Miyoung sejak kemarin.

Sudah sekitar dua jam Zhoumi berkeliling kota Seoul, Tapi ia tak dapat juga menemukan Miyoung. Ia melihat keatas langit yang terlihat begitu mendung.

“Haish, Pasti akan hujan lebat. Tapi dimana Miyoung sekarang?!” Batin Zhoumi frustasi.

Zhoumi melanjutkan pencariannya, Ia benar-benar khawatir pada Miyoung yang juga tak di temukan di tambah lagi kini hujan mulai mengguyur kota Seoul. Tapi ia segera saja menghentikan mobilnya saat melihat sesosok gadis yang sudah sangat di kenalinya itu.

“Miyoung-ah!!” Ia segera keluar dari dalam mobil dan berlari menuju sebuah taman di mana terdapat seorang gadis yang tetap duduk dengan tenang meskipun hujan kini sedang turun dengan cukup deras.

“Ya!! Apa yang kau lakukan disaat hujan seperti ini dengan duduk di taman ini, Huh?! Apa kau ingin demam lagi?!” Sentakan Zhoumi menyadarkan gadis yang tak lain adalah Miyoung itu.

“Zhoumi-ah…” Kaget Miyoung seraya menoleh pada Zhoumi.

“Apa yang kau lakukan di sini, Ayo cepat kita pulang…” Ajak Zhoumi seraya menarik tangan kanan Miyoung.

“Chakkaman… Aku masih ingin di sini sebentar lagi…” Tahan Miyoung sambil menatap Zhoumi dengan tatapan memohon.

“Hah…” Zhoumi menghela nafas panjang. “Baiklah, Kalau begitu akan aku temani!” Ucap Zhoumi seraya duduk di samping Zhoumi.

“Zhoumi-ah, Aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Tapi apakah kau akan mempercayai ucapanku ini?” Ucap Miyoung kemudian.

Zhoumi terdiam sesaat, Menatap wajah Miyoung yang tetap menatap lurus kedepan. “Aku akan mencoba untuk mempercayainya…”

“Benarkah?”

“Yah…”

Miyoung menoleh pada Zhoumi singkat, Lalu kembali menatap lurus kedepan. “Apa kau percaya jika sebenarnya aku hanyalah seorang gadis yang datang dari masa lalu dan tertarik ke masa depan hanya karena sebuah permintaan konyolnya pada sebuah taman ajaib?”

“Eh??” Zhoumi mengerutkan keningnya bingung.

“Itu yang terjadi padaku, Zhoumi-ah. Saat itu, Aku pergi bertengkar hebat dengan Haneul. Lalu aku pergi ke sebuah taman yang katanya taman itu adalah taman ajaib… Lalu aku…” Miyoung terdiam menggantungkan ucapannya.

“Membuat harapan di taman itu agar bisa maju kemasa depan. Apakah seperti itu?” Tebak Zhoumi seakan penasaran juga dengan arah ucapan Miyoung.

“Yah, Semacamnya lah…” Jawab Miyoung seraya mengangkat bahunya. “Dan apa kau tahu? Taman inilah yang mereka sebut sebagai taman ajaib itu… Taman ini yang membuatku tertarik kemasa depan…” Jelas Miyoung kemudian.

Zhoumi tak mengatakan apapun, Ia hanya menatap Miyoung meskipun Miyoung tak balas menatapnya. Tapi ntah kenapa Zhoumi merasa jika ucapan Miyoung itu memang benar, Ia bahkan tak dapat melihat kebohongan apapun dari seluruh ucapan Miyoung.

“Jadi… Apa karena itu kau tidak mengenalku dan hanya mengenal Hyunsa karena dia adalah temanmu sejak SMA?” Tanya Zhoumi penasaran.

Miyoung mengangguk singkat. “Yah…”

Mereka terdiam satu sama lain, Bingung harus mengatakan apa lagi. Mereka seakan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

“Miyoung-ah…”

“Ada apa?” Miyoung menoleh pada Zhoumi yang menatapnya lekat.

“Jika kau di beri satu permohonan lagi. Maka apa yang ingin kau lakukan?” Tanya Zhoumi kemudian.

“Aku…” Miyoung terdiam untuk beberapa saat. “Aku ingin kembali kemasa di mana aku masih sama seperti usiaku 18 tahun. Sama seperti saat itu, Dan aku ingin membuat semuanya menjadi lebih baik dengan merubah segala kesalahanku…”

“Benarkah?”

“Hm…” Miyoung mengangguk singkat.

“Nah, Sudahlah. Kalau begitu lebih baik kita pulang saja… Ayo!” Ajak Zhoumi seraya bangkit dari posisi duduknya.

“Baiklah…” Miyoung ikut beranjak dari duduknya dan kemudian menyambut uluran tangan Zhoumi.

Tapi di saat mereka akan menyebrang jalan, Tiba-tiba saja terdengar sebuah klakson yang mengejutkan mereka berdua. Miyoung menoleh kearah samping dan nampak sebuah truk yang besar sedang melaju dengan cepat dihadapannya.

“TIN!! TIN!! TIN!!”

“MIYOUNG-AH!!”

BRAK!!

-Suddenly I’m Married-

“Ngh…” Miyoung membuka kedua matanya, Diedarkannya pandangannya pada seluruh ruangan ini namun ia merasa asing dengan ruangan ini.

“Omo!! Miyoung-ah, Kau sudah sadar?? Tunggu sebentar aku panggilkan Dokter dulu!!” Terdengar suara yang tak asing lagi bagi Miyoung.

Ia menoleh kesamping dan samar-samar ia melihat Haneul dan seorang Dokter yang masuk kedalam ruangan itu, Namun tak berapa lama dirasakannya pandangannya semakin buram dan kesadaran itu seakan hilang begitu saja.

“Miyoung-ah…” Miyoung dapat mendengar jelas suara panik itu meskipun kedua matanya telah tertutup. “Miyoung-ah… Kumohon, Bertahanlah…”

DEG!!

Miyoung dapat merasakan sebuah sentakan seperti sebuah sengatan listrik pada tubuhnya, Seketika itu juga ia seakan merasa jantungnya berdegup dengan namun terasa lemah.

“Satu kali lagi…” Terdengar seorang pria separuh baya yang tak lain adalah Dokter.

“Miyoung-ah…” Panggilan Haneul seakan menyadarkan Miyoung untuk tidak menyerah.

Dan lagi-lagi sentakan itu terasa lagi pada tubuhnya hingga akhirnya ia dapat merasakan detak jantungnya terasa normal kembali sama seperti biasanya. “Haneul-ah…” Panggil Miyoung kemudian dengan suara yang begitu parau.

“Miyoung-ah… Oh, Syukurlah! Kau tidak apa-apa?” Haneul mengusap lembut kening adiknya itu dan Miyoung hanya mengangguk lemah karena merasa tubuhnya begitu lemas.

“Apa yang terjadi?” Tanya Miyoung kemudian.

Beberapa alat medis masing terpasang ditubuhnya bahkan ia memakai alat bantu nafas, Karena ia tak dapat bernafas dengan baik.

“Selama dua minggu ini kau mengalami koma. Ntah apa yang terjadi padamu, Tapi saat kau pergi malam itu, Kau menghilang selama sepuluh hari dan saat kau ditemukan tubuhmu sudah tergeletak ditaman itu dan kau mengalami dehidrasi hebat…” Jelas Haneul masih tetap menatap Miyoung cemas.

“Taman?” Bingung Miyoung.

“Yah, Taman yang dekat pusat kota Seoul… Kau tau itu kan?” Sahut Haneul.

Miyoung terdiam sejenak, Namun ingatannya langsung tertuju pada Zhoumi, Dan juga kejadian yang menimpanya saat itu. “Tanggal berapa sekarang?” Tanya Miyoung cepat.

“10 Desember 2011… Ada apa?” Tanya Haneul bingung.

DEG!!

Miyoung kembali terdiam. “Jadi… Aku benar-benar kembali kemasa ini? Lalu… Zhoumi?”

“Miyoung-ah, Ada apa?” Tanya Haneul bingung.

“Oh, Anniyo…” Bohong Miyoung sambil menggeleng lemah.

“Kau yakin? Apa kau merasa sakit?” Cemas Haneul.

“Anniyo, Gwenchana…” Miyoung mencoba tersenyum pada Haneul.

Haneul tertunduk lemas, “Maaf. Ini semua karena ocehanku. Kau jadi pergi dari rumah, Dan bahkan membuatmu sampai seperti sekarang ini…” Sesal Haneul.

“Tidak, Ini bukan salahmu. Haneul-ah… Justru ini salahku, Aku yang sudah bersikap egois selama ini. Maafkan aku…” Sela Miyoung cepat membuat Haneul sedikit bingung dengan perubahan sikap Miyoung yang menurutnya tiba-tiba.

“Miyoung-ah…”

“Mianhe, Haneul-ah… Mianhe. Aku berjanji mulai saat ini aku akan berubah…” Ucap Miyoung kemudian sambil mengangkat jempolnya membuat Haneul terkekeh kecil.

Dengan segera Haneul memeluk Miyoung yang masih terbaring lemah itu. “Aku tahu kau memang gadis yang baik, Miyoung-ah…”

Miyoung tak menjawabnya, Ia hanya tersenyum kecil dan menepuk-nepuk pelan punggung Haneul. Sejujurnya saat ini ia sedang memikirkan Zhoumi, Ntah kenapa. Tapi rasanya ada sesuatu yang hilang saat mengetahui ia mungkin tak dapat bertemu kembali dengan Zhoumi, Lelaki yang telah membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya.

-Suddenly I’m Married-

“Ya… Haneul-ah, Ppalli…Kau tidak ingin terlambat kan?” Teriak Haneul dari lantai bawah.

“De, Chakkaman…” Teriak Miyoung seraya menuruni anak tangga sambil memakai rompi seragam sekolahnya.

“Ini, Cepat makan sarapanmu dulu…” Haneul menyodorkan sepotong roti dan segelas susu cokelat kesukaan Miyoung.

“Ah, Ye…” Miyoung langsung melahapkan roti itu dalam ukuran yang cukup besar dan mengunyahnya asal.

“Hey, Pelan-pelan makannya…” Ujar Haneul cemas.

“Ah, Kau ini cerewet sekali seperti ibu-ibu!!” Ejek Haneul namun malah di sambut jitakan dari Haneul. “Ahk!! Aish… Apha…” Ringisnya.

“Sudah jangan banyak bicara lagi, Lebih baik kau selesaikan sarapanmu dan segera pergi ke sekolah!” Suruh Haneul ketus, Namun walau bagaimanapun juga ia tak dapat menutupi rasa senangnya saat ini. Bagaimana tidak? Jika akhirnya ia bisa dekat dengan adiknya meskipun hanya adik tiri tapi Haneul tetap menyayanginya melebihi siapapun.

“Aku berangkat sekarang, Annyeong…” Pamit Miyoung seraya berlari keluar rumah.

“Ne, Hati-hati…” Teriak Haneul seraya berjalan keambang pintu dan melihat Miyoung yang berlari cepat keluar gerbang rumah.

Miyoung terus berlari kecil sambil sesekali melirik jam tangannya, “Haish!! 5 menit lagi busnya akan datang!! Ah… Tau seperti ini nanti aku meminta Lee Ahjusshi menyiapkan supir saja di rumah!!” Gerutu Miyoung seraya terus berlari tanpa memperhatikan orang di depannya.

Dan di saat ia mengangkan wajahnya, Kedua matanya membulat saat melihat lelaki yang berada di hadapannya. “AWAS!!!” Teriaknya.

BRUK!!

“Ahk!!” Miyoung memegangi bokongnya yang terasa begitu sakit karena terjatuh akibat bertabrakan dengan lelaki dihadapannya tadi.

“Agaesshi… Gwenchana? Mianhe…” Sesal lelaki itu seraya mengulurkan tangannya.

Miyoung menepis tangan lelaki itu dengan kasar, Lalu ia beranjak dari posisinya seraya merapihkan pakaiannya yang menjadi sedikit kusut dan kotor. “Haish!! Kenapa kau tidak minggir juga!! Bukankah tadi aku sudah berteriak awas!! Kau ini benar-benar…” Ucapan Miyoung terhenti saat melihat wajah lelaki di hadapannya itu.

“Mianhe, Agaesshi… Tapi tadi juga aku begitu terkejut. Jadi tak sempat menghindarimu. Apa kau mengalami cedera?” Tanya lelaki itu ramah.

Miyoung tak mengatakan apapun lagi, Ia hanya tetap diam memandang tak percaya pada lelaki dihadapannya itu.

“Kau…”

“Oh, Agaesshi. Apa kau ingin menaiki bus itu? Cepatlah, Atau kau akan terlambat…” Suruh lelaki itu sambil menarik Miyoung dan menyuruh Miyoung untuk masuk kedalam bus itu.

“Hajiman… Ya! Chakkaman…”

Ucapan Miyoung tak sedikitpun digubris lelaki itu hingga akhirnya Miyoung terpaksa masuk dan tetap menatap lelaki itu dari dalam jendela, Lelaki itu melambaikan tangannya sambil tersenyum ramah dan tanpa sadar Miyoung membalas senyumannya.

“Zhoumi…” Gumam gadis itu pelan.

Dan bus itu pun perlahan melaju, Meninggalkan Zhoumi yang masih ada di halte bus itu memperhatikan bus itu yang semakin lama semakin menjauh darinya.

“Gadis itu… Benar-benar mirip dengan gadis yang ada dalam mimpiku tadi malam. Shim Miyoung…” Pikir Zhoumi mengingat wajah Miyoung tadi.

The End…

Note : Kyaaaaa… Finnaly, Nie ff Tamat juga… Hehehehehe. Buat readers2 yang mau ngikutin ff ini dari part.1 ampe sekarang… Kamsahamnida… *bow+hugatu2* Hehehehehehe