Love, Kiss, Heart (Chapter.2)

Title            :  Love, Kiss, Heart (Chapter.1)

Author        : NtaKyung

Casts          : Lee Donghae, Shim Miyoung, Cho Kyuhyun And Lee Sungmin.

Length        : Series [On Writing]

Genre         : Drama, Friendship, Romance, Unrated

Rating        : PG-15

-Love, Kiss, Heart-

“Donghae-ah… Tenanglah. Kau benar-benar salah paham dengan keadaan ini…” Ucap Kyuhyun dengan nada tenang.

Donghae menoleh pada Kyuhyun. “Apa yang tidak kupahami?!! Kalian jelas… Ahk!”

Tiba-tiba kesadaran Donghae tumbang saat dengan sengaja Donghae memukul leher Donghae membuat Miyoung terkejut saat melihat hal itu.

“Apa yang kau lakukan?!”

“Hanya membuatnya tak sadarkan diri untuk beberapa saat…” Jawab Kyuhyun tetap santai kemudian ia membaringkan tubuh Donghae tepat di ranjangnya.

Sedangkan Miyoung hanya dapat melihat hal itu tanpa melakukan tindakan apapun, Jujur saja ini untuk pertama kalinya ia bertemu dengan seseorang yang mengalami depresi hingga seperti ini. Walaupun dia sudah banyak menangani para pasien ‘gangguan jiwa’ karena statusnya yang seorang Dokter Psikolog, Tapi untuk yang kali ini benar-benar membuatnya terkejut.

“Miyoung-ssi… Bisa kita bicara sebentar?” Tanya Kyuhyun kemudian.

Miyoung tersadar dari lamunannya, Ia kemudian mengangguk singkat. “Baiklah…” Sahut Miyoung dan setelah itu mereka pun keluar dari ruangan tersebut.

-Love, Kiss, Heart-

“Aku minta maaf atas perlakuan Donghae padamu…” Kyuhyun menunduk perlahan.

“Gwenchana…” Miyoung tersenyum enggan. “Aku mengerti mungkin dia hanya sedang mengingat masa lalunya saja, Hingga berfikir jika aku adalah tunangannya…”

“Mungkin benar, Mungkin juga salah…” Sahut Kyuhyun dengan wajah sendu.

“Ne?”

Kyuhyun mendongakkan wajahnya, Menatap wajah Miyoung sesaat. Sungguh, Ia tidak menyangka jika wajah yang sudah sangat dirindukannya pun kembali hadir di hadapannya. Wajah Miyoung benar-benar mirip dengan sahabatnya, Kim Miyoung.

“Sejujurnya wajahmu begitu mirip dengan sahabatku, Miyoung-ssi… Benar-benar mirip tanpa celah sedikitpun hingga akhirnya kita semua tidak bisa membedakan kalian berdua…” Jelas Kyuhyun kemudian.

“Huh?” Miyoung menaikkan sebelah alisnya.

“Yah, Kau benar-benar mirip dengannya. Bahkan nama kalian pun sama, Miyoung. Dan mungkin karena itulah Donghae mengira jika kau adalah dia, Kim Miyoung…” Ucap Kyuhyun lagi.

“Jinjayo?!” Tanya Miyoung hampir tak percaya dan Kyuhyun pun mengangguk pasti.

“Tunggu di sini…” Suruh Kyuhyun seraya beranjak dari duduknya.

Miyoung hanya dapat terdiam bingung, Hingga akhirnya tak berapa lama Kyuhyun kembali dengan membawa beberapa frame foto lalu menyerahkannya pada Miyoung.

“Kau bisa membuktikannya, Miyoung-ssi…”

Kedua mata Miyoung membulat dalam seketika saat melihat wajah seorang gadis yang benar-benar mirip nyaris sempurna dengannya, Tak ada sedikitpun celah yang dapat membedakan wajah mereka. Mereka berdua terlihat seperti sepasang anak kembar yang begitu identik.

“Ini…” Ucapan Miyoung tertahan tak mampu berkata-kata lagi.

“Bagaimana? Kau percaya sekarang kan? Dia adalah Kim Miyoung… Sahabatku, Dan juga tunangan Donghae…” Jelas Kyuhyun membuat Miyoung mendongakkan wajahnya.

“Tapi… Bagaimana bisa ini bisa terjadi?”

Kyuhyun menggelengkan kepalanya singkat. “Ntahlah… Mungkin perkataan yang menyebutkan jika seseorang memiliki persamaan di empat belahan dunia itu memang benar…”

“Tapi itu jelas tidak mungkin!”

“Dan pada kenyataannya? Kau bahkan sedang duduk di hadapanku dengan wajah yang begitu mirip dengan sahabatku. Apa kau masih mau membantah hal itu?!”

Miyoung terdiam, Mencerna kata demi kata yang di lontarkan Kyuhyun untuknya. Tapi tetap saja hal itu terasa tak masuk akal baginya, Dan sesuatu yang mustahil baginya jika memiliki kemiripan seperti ini. Mungkin bisa masuk akal jika gadis itu merupakan kembaran Miyoung. Tapi ini? Miyoung bahkan tidak mengenalnya sama sekali.

“Miyoung-ssi…” Panggil Kyuhyun kemudian membuyarkan lamunan Miyoung.

“Ne?”

“Sebenarnya mungkin bukan ini yang ingin aku perbincangkan denganmu. Ada hal lain yang ingin aku minta darimu…” Ucap Kyuhyun mengangantung.

“Apa maksudmu?” Bingung Miyoung.

“Maukah… Kau berpura-pura menjadi Miyoung? Ah, Maksudku Kim Miyoung. Tadi aku sempat berfikir, Mungkin dengan cara seperti ini Donghae akan dapat seperti dulu kembali…”

“Mworago?” Miyoung tersentak dengan ucapan Kyuhyun. Ia langsung menggeleng singkat. “Aku rasa ini bukan cara yang baik, Kyuhyun-ssi… Percayalah, Aku sudah menangani banyak pasien depresi sepertinya. Dan bukan suatu yang baik untuknya jika kita terus mengungkit masa lalunya, Terlebih menggunakan sesuatu yang semakin membuatnya berfikir jika masa lalunya itu hanyalah mimpi buruk…” Jelas Miyoung.

“Bukankah itu lebih baik? Dengan begitu Donghae akan melupakan semua masa lalunya yang kelam…” Sangkal Kyuhyun.

“Tapi itu justru akan membuatnya semakin tergantung dengan hal itu. Dan mungkin akan membuat kejiwaannya semakin terganggu lebih parah daripada sebelumnya!”

Kyuhyun terdiam, Jujur saja ia membenarkan ucapan Miyoung itu. Ia pun tak dapat menyangkal hal itu, Lagipula Miyoung adalah seorang Psikolog, Jadi dia pasti lebih tahu banyak akan hal itu.

“Hah…” Kyuhyun menghela nafas panjang, Lalu memegang keningnya, Merasa sedikit pusing dengan keadaan ini.

“Aku sarankan, Lebih baik kau mencari orang lain untuk menjadi Dokter Pendamping Terapi Donghae, Kyuhyun-ssi. Aku takut, Jika aku melanjutkan semua ini, Justru akan membuat Donghae semakin Depresi dengan keberadaanku…” Miyoung beranjak dari duduknya dan hendak pergi meninggalkan ruangan tersebut.

“Chakkaman, Miyoung-ssi…” Dengan segera Kyuhyun menahan tangannya.

“Ada apa?”

“Apa tidak bisakah kau melakukannya? Aku mohon… Aku hanya ingin agar Donghae dapat pulih kembali. Dan kau hanyalah harapanku…” Bujuk Kyuhyun.

“Tapi pilihanmu tidak tepat, Kyuhyun-ssi…” Miyoung melepaskan tangan Kyuhyun. “Aku akan membicarakan hal ini dengan Sungmin. Dan secepatnya rumah sakit kami akan mengirimkan Dokter Psikolog lain. Anggap saja jika hari ini tidak pernah terjadi, Itu akan lebih baik untuk kesehatan Donghae…”

“Miyoung-ssi…”

“Mianhe, Kyuhyun-ssi. Aku permisi…” Miyoung membungkuk singkat dan setelah itu ia pun benar-benar pergi dari rumah yang begitu megah itu.

-Love, Kiss, Heart-

“Aigooo!! Hari ini benar-benar membuatku sakit kepala!!” Dengus Miyoung saat berjalan keluar gerbang rumah kediaman Lee itu, Ia tak peduli dengan tatapan para pelayan yang histeris ketakutan saat melihatnya.

“Aish!! Ini benar-benar tidak adil… Bagaimana bisa wajahku sama dengan orang itu dan juga namaku?!! Arghhh… Umma, Appa… Apa kalian punya anak lain selain aku?!” Gerutunya lagi asal.

Ia terus berjalan dan duduk di halte bus, Sambil memandang jalanan dengan tatapan kesal. “Argh!! Dan hari pertamaku bekerja di luar rumah sakit pun gagal karena keluarga gila itu! Erghhh…” Miyoung mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

Sedangkan orang lain yang melihatnya, Nampak bingung sekaligus kaget dengan tingkah Miyoung yang begitu tiba-tiba itu. Merasa ada orang yang melihatnya, Miyoung pun segera menoleh dan menatap mereka sangar.

“Wae?!” Ucapnya sedikit ketus.

Dan seketika itu juga orang-orang yang melihatnya tadi langsung memalingkan wajahnya dengan perasaan takut, Takut jika harus terkena amukan Miyoung itu, Maksudnya.

“Aigoooo… Bahkan aku merasa jika sekarang setiap orang terlihat begitu sangat-sangat menyebalkan!!” Desis Miyoung dan tak berapa lama ia pun masuk ke dalam Bus yang baru saja berhenti di hadapannya.

-Love, Kiss, Heart-

Sungmin tersenyum tipis saat mendapati Kyuhyun di cafe yang biasa mereka kunjungi. Lalu ia pun berjalan mendekati lelaki itu dan duduk di hadapannya.

“Ada apa memanggilku kemari?” Tanya Sungmin santai.

Kyuhyun mendongakkan wajahnya, Namun tak tersenyum malah menampakkan wajah yang muram.

“Kenapa kau tidak mengatakan jika gadis itu mirip dengannya, Sungmin-ah?” Tiba-tiba ucapan itu terlontar dari mulut Kyuhyun, Setelah cukup lama terdiam.

Tapi Sungmin tak mengekpresikan apapun saat Sungmin mengatakan hal itu, Ia hanya tetap memperlihatkan senyuman ramahnya.

“Aku rasa itu tidak perlu… Lagipula, Kupikir akan sedikit menarik jika yang menjadi Dokter Donghae itu adalah gadis yang wajahnya mirip dengan tunangannya sendiri…”

“Sungmin-ah…”

“Aku tahu!” Sela Sungmin cepat. “Kyuhyun-ah, Walaupun aku tidak mengenal Donghae dengan dekat. Tapi kurasa tak seharusnya juga kita terus menjauhi Donghae dari kenangan lamanya…”

“Tapi kau juga mengerti kan jika dia akan menjadi histeris setiap kali mengingat hal itu? Dan sekarang di saat ia bertemu dengan Miyoung, Dapat kau bayangkan jika Donghae akan seperti apa kan?!” Jelas Kyuhyun terlihat sedikit resah.

“Dan tidak ada salahnya untuk mencoba hal itu kan? Mungkin dengan hal seperti itu, Akan membuat Donghae menjadi lebih baik?” Saran Sungmin memang bertolak belakang dengan ucapan Miyoung.

“Yah…” Kyuhyun mengangguk singkat. “Tapi sepertinya itu tidak mungkin. Miyoung sudah menjelaskan padaku tentang…”

“Kau lebih yakin padanya atau aku? Seorang Lee Sungmin sang Senior di rumah sakit itu…” Bangga Sungmin dengan yakin.

Kyuhyun baru saja sadar jika orang yang di hadapannya ini adalah orang yang sangat percaya diri dan jarang sekali dari omongannya yang tak pernah bisa ia jalankan dengan baik. “Tentu saja kau…” Sahut Kyuhyun kemudian.

“Kalau begitu lakukan apa yang aku suruh!”

“Tapi…”

“Haish!! Ya! Cho Kyuhyun, Sejak kapan kau menjadi seseorang yang seperti ini? Terlalu banyak pertimbangan! Ini tak seperti dirimu yang biasanya…” Sindir Sungmin.

“Bukan begitu, Lee Sungmin!” Sela Kyuhyun sedikit menekan nada suaranya. “Aku hanya sedikit ragu, Karena aku pun sudah menyarankan Miyoung untuk tetap berada di samping Donghae. Dan hasilnya? Dia malah akan menyuruh orang untuk menggantikan posisinya…” Jelas Kyuhyun kemudian.

Sungmin menaikkan sebelah alisnya, Lalu tersenyum kecil seakan memiliki arti tertentu yang tentu saja dapat membuat Kyuhyun sedikit curiga dengan arti senyumannya itu.

“Jangan katakan jika…”

“Kau tahu siapa aku kan, Kyuhyun-ah? Tak pernah ada yang bisa menghalangi apa yang sudah kurencanakan…”

“Kau yakin?” Ragu Kyuhyun.

“Tentu, Besok kita akan datang ke rumahnya untuk menjemputnya. Dan dapat sangat kupastikan jika dia akan tinggal di rumah Donghae selama satu bulan sama seperti perjanjiannya, Kau percaya itu kan?”

Kyuhyun menyeringai puas. “Yah… Aku percaya jika seseorang yang sepertimu yang mengatakannya…”

“Jelas saja… Kau ini adalah Pangeran iblis. Tentu saja kau harus menuruti apa kata penasihat ini…” Canda Sungmin yang langsung mendapat sikutan dari Kyuhyun.

-Love, Kiss, Heart-

Kyuhyun memperhatikan Donghae yang sejak tadi hanya diam, Menatap makanannya tanpa berselera sedikitpun.

“Waeyo, Donghae-ah?” Tanya Kyuhyun kemudian.

“Anniyo…” Donghae menggeleng singkat.

“Mimpi buruk lagi?” Tanya Kyuhyun mencoba menebak dan hanya di balas anggukan singkat lagi dari Donghae. “Donghae-ah…” Kyuhyun menghela nafas berat.

“Oh, Ayolah. Kyuhyun-ah. Aku tidak sepenuhnya bersalah dalam hal ini, Aku bahkan tak menginginkan terus memikirkannya. Tapi mimpi kemarin itu benar-benar terasa nyata…”

Kyuhyun terdiam, Ada sedikit rasa bersalah di hatinya saat mendengar perkataannya Bagaimana tidak? Sebenarnya saat pagi tadi, Donghae baru saja sadar. Tapi kejadian kemarin itu di anggapnya sebagai mimpinya seperti biasa, Terlebih Kyuhyun menyuruh para pelayannya untuk tidak membicarakan keberadaan Miyoung kemarin di hadapan Donghae.

“Baiklah, Kalau begitu hari ini kau tidak perlu pergi bekerja saja…” Suruh Kyuhyun.

“Hm…” Donghae pun mengangguk singkat.

Kyuhyun lantas beranjak dari duduknya, Membuat Donghae mendongak dan melirik jam tangannya.

“Kau akan pergi sekarang?” Bingungnya.

“Yah, Ada sesuatu yang harus kulakukan terlebih dulu…” Sahut Kyuhyun santai.

Donghae menaikkan sebelah alisnya bingung, “Sesuatu?”

“Yah…” Kyuhyun mengangguk pasti.  “Kalau begitu aku pergi dulu, Jaga dirimu baik-baik. Jangan berfikir terlalu banyak, Donghae-ah…” Ucap Kyuhyun kemudian berlalu pergi.

Kedua mata Donghae mengikuti arah langkah Kyuhyun menuju pintu depan, Ntahlah dia merasa sedikit curiga dengan sikap Kyuhyun itu.

“Aneh… Kenapa aku harus merasa jika Kyuhyun menyembunyikan sesuatu dariku?” Pikir Donghae.

Ingatannya kembali pada kejadian kemarin yang ia anggap sebagai mimpi, Perasaan itu pun kembali menyelimuti hatinya. “Tidak… Itu tidak mungkin terjadi. Lagipula Kyuhyun tidak mungkin bersikap seperti itu…” Ia menggelengkan kepalanya perlahan dan beranjak dari duduknya.

-Love, Kiss, Heart-

Ting Tong… Ting Tong…

“Ngh!!” Miyoung terbangun dari tidurnya dengan kaca mata yang terpasang asal di kedua matanya, Yah… Tadi malam ia tertidur saat sedang membaca, Alhasil jadinya seperti ini.

“Ya… Shim Miyoung! Ireona…” Terdengar teriakan Sungmin dari luar apartementnya.

Miyoung mendengus kesal saat menyadari suara orang yang ada di luar itu tak lain adalah suara Sungmin. “Haish!! Untuk apa orang sepertinya itu datang sepagi ini?!” Gerutunya kesal.

Ting Tong… Ting Tong…

Lagi-lagi suara bel apartementnya kembali berbunyi, Membuatnya langsung beranjak dari duduknya di saat ia akan kembali terlelap tidur.

“Aish!! De, Chakkaman!!” Teriaknya seraya berjalan sempoyongan.

Cklek!

Senyum Sungmin langsung mengembang saat melihat Miyoung tengah berdiri di hadapannya dengan penampilan yang benar-benar berbeda dari biasanya. Kini gadis itu hanya menggunakan celana pendek seatas lutut dengan jaket berbahan tak terlalu tebal berwarna ungu yang terlihat sedikit kebesaran untuk tubuhnya dan juga rambut yang sedikit acak-acakan terlebih dengan kaca matanya. Dan tak terlewatkan juga matanya yang masih sedikit sipit.

“Waeyo?!” Tanya Miyoung sambil menguap kecil.

“Haish… Bagaimana bisa di usiamu yang sudah menginjak 23 tahun ini, Kau masih saja selalu bangun siang…” Cibir Sungmin.

Miyoung mengibaskan tangannya asal, “Kau bukan Ummaku, Jangan menceramahiku di saat masih pagi-pagi seperti ini…” Balasnya.

“Aigo, Kau ini!” Sungmin langsung menjitak kepala Miyoung cukup keras membuat gadis itu meringis dan mengusap-ngusapkan kepalanya.

Yah, Sungmin dan Miyoung memang seperti sepasang adik kakak jika sudah berada di luar rumah sakit ini. Tapi jika masih dalam rumah sakit mereka akan bersikap profesional seperti biasanya.

“Jadi, Sebenarnya untuk apa kau datang kemari di saat masih jam 7 pagi?!” Tegurnya kemudian sedikit kesal dengan kehadiran Sungmin.

“Kau tidak akan mempersilahkan aku untuk masuk terlebih dulu?”

“Ah, Baiklah!” Miyoung memiringkan tubuhnya mempersilahkan Sungmin untuk masuk terlebih dulu.

“Kudengar kau menyerah pada pasien pertamamu di luar rumah sakit…” Celetuk Sungmin tiba-tiba.

“Eh?” Miyoung tertegun. “Ah… Jadi kau sudah mendengarnya?” Miyoung duduk di hadapan Sungmin. “Tapi sebenarnya aku bukan menyerah hanya saja…”

“Karena masalah wajahmu yang mirip dengan tunangan Donghae?!”

Kedua mata Miyoung lantas membulat dalam seketika. “Kau sudah tahu?!! Bagaimana bisa? Aku bahkan belum memberitahumu…”

Sungmin menggedikkan bahunya, “Kau tahu kan siapa aku…” Bangganya dengan santai.

Seketika itu juga wajah terkejut Miyoung langsung berubah menjadi wajah ilfeel. “Ne, Arraseo… Arraseo…”

“Lalu?” Sungmin mulai bertanya kembali.

“Lalu apa?!” Bingung Miyoung tak mengerti.

“Tentang pekerjaan kali ini. Kau tidak mungkin benar-benar akan menyerah begitu saja dan membiarkan orang lain untuk mengurusnya kan?”

“Aku sungguh-sungguh…” Sahut Miyoung tanpa berfikir panjang lagi.

Sungmin mulai menegakkan duduknya, Menatap Miyoung serius. “Kau tidak ingin memikirkannya lagi?”

“Anniyo…”

“Oh, Ayolah. Miyoung-ah… Tidak biasanya kau menyerah sebelum mencobanya. Kau pikir saja, Mungkin itu sesuatu tantangan baru untukmu. Jadi apa salahnya jika kau mencoba terlebih dulu?” Saran Sungmin.

Miyoung menyipitkan matanya, Menatap Sungmin curiga. Tapi Sungmin malah menanggapi hal itu dengan tenang.

“Katakan padaku apa yang saat ini kau rencakan, Lee Sungmin?!” Tebak Miyoung.

“Mworago? Aku tidak merencakan apapun darimu…” Tanggap Sungmin santai.

“Jangan bohong!!” Miyoung beranjak dari duduknya. “Kau tidak mungkin mengatakan hal seperti itu jika kau tidak bermaksud sesuatu…”

Sungmin pun ikut beranjak dari duduknya sambil tersenyum tipis. “Miyoung-ah… Kau terlalu curigaan. Bagaimana bisa kau berfikir seperti itu?”

“Karena kau memang type orang seperti itu!” Ketus Miyoung. “Sudahlah, Aku tidak mau mendengarnya. Dan sudah pasti aku tidak akan mengubah keputusanku, Jadi lebih baik kau pulang saja…”

Mendengar hal itu, Sungmin pun berjalan mendekati Miyoung yang mulai berbalik dan di saat itu juga ia membekap Miyoung dengan sebuah sapu tangan yang telah ia semprotkan obat bius sebelumnya.

“Ehmmm… Ehmmmm!!!” Miyoung memberontak untuk beberapa saat hingga akhirnya ia tak sadarkan diri.

“Dasar gadis keras kepala!” Keluh Sungmin namun menyeringai puas.

-Love, Kiss, Heart-

Kyuhyun memiringkan kepalanya, Lalu kembali menegakkan kepalanya dan menatap Sungmin dengan tatapan tak percaya.

“Kau yang melakukan itu semua?” Ucapnya tak percaya.

“Keureom…” Sungmin mengangguk pasti. “Tidak sia-sia usaha bela diriku ini begitu hebat kan?” Bangganya.

Kyuhyun memutar bola matanya malas mendengar ucapan Sungmin yang selalu saja membanggakan dirinya sendiri.

“Lalu bagaimana dengannya? Jadi dia sudah setuju dengan semua ini?” Tanya Kyuhyun sambil menunjuk Miyoung yang sedang duduk di jok belakang dengan wajah kesal dan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya.

“Jawabannya sudah pasti, Yah… Benarkan, Miyoung-ah?” Sungmin melirik ke dalam mobil menatap Miyoung dengan menyeringai kecil.

Namun gadis itu bukannya menjawab malah memalingkan wajahnya kesal. “Ah, Baiklah. Aku mengerti, Jadi lebih baik kita bawa dia dulu ke suatu tempat. Aku tidak mungkin membawanya dalam kondisi seperti itu untuk bertemu Donghae…” Saran Kyuhyun.

“Ok…”

Sungmin dan Kyuhyun lantas segera masuk ke dalam mobilnya, Sedangkan Miyoung terus diam saja. Tapi kediamannya itu tak berlangsung lama saat mobil yang Sungmin kendarai itu terparkir di depan sebuah Mall.

“Untuk apa kita ke sini? Kenapa tidak langsung menemui Donghae saja?!”

Kyuhyun berbalik padanya, “Aku tidak mungkin membawamu dalam keadaan seperti itu pada Donghae, Dokter…” Balasnya sedikit menyindir Miyoung di perkataannya yang terakhir.

“Memangnya ada yang salah dengan penampilanku, Tidak kan?! Lagipula ini sedang musim panas, Wajar saja jika…”

“Jangan banyak bicara lagi, Sekarang keluar saja!” Sela Sungmin dengan cepat.

Dengan terpaksa Miyoung pun keluar dari mobil itu, Meskipun sedikit kesal ia tetap mengikuti apa yang Kyuhyun dan Sungmin suruh. Mulai dari pergi ke salon, Mengganti pakaiannya tapi yang membuat Miyoung bingung adalah di saat Kyuhyun membelikan beberapa pasang baju lagi.

“Untuk apa kita membeli pakaian-pakaian ini?! Apa susahnya jika pulang dulu saja ke rumahku?!” Sinis Miyoung.

“Jika kita membawamu pulang, Besar kemungkinan kau bisa saja pergi atau pun menolak seperti tadi…” Sahut Sungmin santai. Sedangkan Miyoung langsung mencibir kesal.

“Dan lagi… Bukankah kau akan tinggal di rumahku dan Donghae selama satu bulan. Jadi sudah pasti kau membutuhkan pakaian kan?” Ucap Kyuhyun kemudian.

Dengan seketika itu juga Miyoung menoleh padanya dengan kedua mata yang membulat dan mulut yang menganga.

“MWORAGO?!!” Kagetnya.

 -Love, Kiss, Heart-

“Ayo keluar…” Ajak Kyuhyun. Namun Miyoung tetap diam dalam mobil, Terlihat sedikit cemas.

“Miyoung-ah…” Panggil Sungmin.

“Aku tidak bisa!” Ucap Miyoung kemudian seraya menoleh pada kedua lelaki itu. “Aku tidak mungkin berbohong padanya… Aku ini seorang Dokter! Bukan seorang artis yang bisa berakting…”

“Tapi sudah kewajiban seorang Dokter untuk membantu pasiennya sedikit demi sedikit bukan?” Sela Sungmin.

“Sungmin-ah…” Miyoung menatap ragu pada Sungmin.

“Kau tenang saja… Segala resiko yang akan terjadi nanti aku yang akan bertanggung jawab. Yang terpenting sekarang adalah mengurasi rasa depresi Donghae yang masih belum bisa melupakan tunangannya…” Ucap Kyuhyun kemudian.

Mendengar perkataan Kyuhyun itu, Membuat hati Miyoung sedikit terenyuh dan pada akhirnya ia pun mulai turun dari mobil tersebut. Mereka pun lantas berjalan menuju rumah kediaman Lee yang begitu megah itu, Miyoung hanya terdiam menunduk, Sedikit risih saat para pelayan melihatnya dengan heran karena wajah Miyoung yang tak terlihat begitu jelas.

Langkah Kyuhyun dan Sungmin terhenti saat mereka telah melewati anak tangga terakhir. Miyoung langsung menoleh padanya dengan kening berkerut.

“Kenapa kalian berhenti?”

“Akan lebih baik jika kau menemui Donghae sendiri…” Saran Kyuhyun.

“Mwo?! Anni… Naega…”

“Miyoung-ah…” Potong Sungmin membuat Miyoung menoleh padanya. “Kau harus melakukannya. Bukankah ini adalah resiko yang harus di ambil oleh seorang Dokter?”

“Hajiman…”

“Kau pasti bisa…”

Miyoung menghela nafas panjang, Lalu mulai berbalik berjalan perlahan-lahan setiap langkahnya dengan perasaan ragu. Jujur saja, Ia juga sedikit takut pada sikap Donghae yang seperti kemarin. Sikapnya yang tiba-tiba menciumnya itu, Benar-benar membuatnya sangat terkejut.

“Hah… Kau pasti bisa, Shim Miyoung!” Batin Miyoung seraya memutar kenop pintu kamar di hadapannya dan perlahan masuk sambil menutup rapat kembali pintu kamar itu.

Sungmin dan Kyuhyun tersenyum tipis. “Aku yakin akan ada sesuatu yang terjadi di dalam sana…” Ucap Kyuhyun sambil menyeringai kecil pada Sungmin.

-Love, Kiss, Heart-

Miyoung semakin memasuki kamar Donghae, Namun tidak ada seorangpun di ruangan itu. Ia mencoba memberanikan dirinya untuk mencari Donghae, Tapi di urungkannya niat itu.

Cklek!

Pintu kamar mandi tiba-tiba saja terbuka membuat Miyoung terkejut seraya menoleh ke arah pintu tersebut. Di saat itu juga kedua pasang mata itu saling bertemu, Membuat keduanya langsung terdiam mematung.

Miyoung mencoba untuk tersenyum meskipun enggan, “A-Annyeong…” Sapanya sedikit kaku.

Hening, Tak ada respon sedikitpun dari Donghae. Lelaki itu hanya terdiam dan setelah itu mulai memejamkan kedua matanya sesaat seraya menggelengkan kepalanya. Yang tentu saja hal itu membuat Miyoung heran.

“Donghae-ssi… Wae geurae?” Cemas Miyoung.

Donghae perlahan membuka kedua matanya lagi, Dan matanya kembali melihat sesosok gadis yang sudah sangat dirindukannya itu. Dengan balutan sebuah dress panjang selutut berwarna ungu gelap tanpa lengan serta bagian pinggulnya yang berkerut.

“Miyoung-ah…” Desis Donghae.

Mendengar hal itu tentu saja Miyoung langsung menarik nafas dalam, Ia takut jika ada sesuatu yang akan terjadi dengan tiba-tiba seperti kemarin Donghae yang langsung memeluknya dengan erat atau mungkin… menciumnya. Terlebih lagi kini Donghae hanya mengenakan handuk baju.

Donghae berjalan mendekati Miyoung, Mencoba menggapai wajah Miyoung. Awalnya Miyoung ingin menghindar, Tapi itu tidak bisa ia lakukan. “Apakah aku kembali berhalusinasi, Miyoung-ah?” Lirihnya.

“Ne?”

“Jebal, Miyoung-ah… Berhentilah melakukan hal ini padaku…” Kedua mata Donghae mulai berkaca-kaca dan tangan lembabnya itu mulai menyentuh wajah Miyoung.

Merasa tersentuh dengan sikap Donghae yang terlihat begitu menyedihkan, Membuat Miyoung memberanikan dirinya menggerakkan tangannya lalu mulai mendekap tubuh Donghae secara perlahan.

“Kau tidak berhalusinasi… Aku nyata…” Bisik Miyoung seraya menepuk punggungnya dengan perlahan bermaksud untuk mencoba membuat Donghae merasa nyaman dengan hal ini.

Kedua mata Donghae membulat, Namun tak ingin menyia-nyiakan hal ini, Donghae segera membalas pelukan Miyoung dan tanpa terasa air matanya pun mulai mengalir secara perlahan.

“Bogoshipeoyo, Miyoung-ah…”

Miyoung terdiam, Membiarkan lelaki itu meluapkan apa yang selama ini di pendamnya. Ia tak menjawab hanya tetap terdiam dalam pelukan Donghae.

“Kenapa kau baru datang sekarang?! Kenapa kau begitu senang menyiksaku?!! Aku hampir gila karena tidak ada dirimu…”

“Mianhe…” Sahut Miyoung kemudian.

Donghae melepaskan pelukannya, Menatap Miyoung lekat dan membelai wajah gadis itu dengan tangannya, Membelai rambut Miyoung yang panjang dan setelah itu kembali menatap lekat pada Miyoung.

“Kau tidak banyak berubah…” Donghae tersenyum tipis.

Perlahan demi perlahan, Wajahnya mulai mendekati wajah Miyoung. Hendak mencium Miyoung, Sadar apa yang akan di lakukan Donghae. Dengan reflex Miyoung segera melepaskan pelukan Donghae dan berjalan sedikit menjauh darinya.

Raut wajah Donghae seketika itu juga berubah menjadi murung. Ia menatap Miyoung sendu. “Waeyo?” Tanyanya.

“Anniya…” Miyoung menggeleng singkat dan mulai membalikkan badannya. “Mianhe…”

Miyoung memejamkan matanya, Ia dapat merasakan tangannya yang berkeringat dingin dan jantungnya yang berdegup cepat, Sedikit takut dengan sikap Donghae. Sungguh, Ini untuk pertama kalinya ia menjadi seorang Dokter Psikolog yang harus berpura-pura menjadi bagian dari masa lalu pasiennya sendiri.

Sedangkan Donghae terus menatap punggung Miyoung, Dia merasa jika setelah ini Miyoung pasti akan menghilang sama seperti mimpi-mimpi ataupun halusinasinya seperti biasa. Namun kali ini tidak, Gadis itu tetap berdiri di dengan memunggunginya, Seakan membuat Donghae tak dapat mengontrol dirinya dengan baik.

“Miyoung-ah…”

Sret!

Donghae membalikkan tubuh Miyoung dan langsung mencium bibir gadis itu dengan lembut. Membuat kedua mata Miyoung membulat, “Ini terjadi kembali…” Batin Miyoung masih tetap terpaku.

“Saranghae…” Tiba-tiba ucapan itu terlontar dari mulut Donghae.

Dan setelah itu, Donghae kembali mencium bibirnya. Perlahan-lahan ia menggerakkan bibirnya, Membuat Miyoung tersadar dan hendak mendorong tubuh Donghae tapi dengan sigap Donghae memegang kedua tangannya. Donghae menghisap bibir bawah Miyoung dan mulai menelisikkan bibirnya dalam rongga mulut Miyoung. Membuat kedua lidah mereka saling bertautan terlebih di saat Donghae mengulum lidahnya.

Suara decakan demi decakan dari ciuman mereka pun mulai terdengar, Donghae semakin mendorong tubuh Miyoung, Memojokkan tubuh gadis itu hingga akhirnya Miyoung tak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya dan akhirnya tubuhnya pun terjatuh di atas sofa yang ada di kamar itu, Tapi tetap saja Donghae masih menciumnya dengan penuh nafsu.

“Uhhnnn… Ehmmmnnn…” Miyoung mencoba melepaskan cengkraman tangannya, Tapi tidak berhasil. “Ahh..” Miyoung sedikit mendesah saat ciuman Donghae mulai beralih pada leher putih gadis itu.

“D-Donghae-ssi! Geumanhe!!”

Donghae tak mempedulikan ucapan Miyoung, Ia justru semakin menjadi-jadi meninggalkan beberapa tanda kiss mark di leher Miyoung. Memaksa Miyoung menengadahkan lehernya.

“Ehmmnn… Donghae-ssi… Geumanhe!” Pinta Miyoung lagi.

Donghae kembali melumat bibir Miyoung, Menghentikan ucapan Miyoung dan terpaksa Miyoung harus membalas hal itu jika tidak ingin merasa sesak karena kehabisan nafas.

“Berhentilah memanggilku dengan seformal itu, Miyoung-ah!” Bisik Donghae yang lalu kembali melumat bibir Miyoung.

To Be Continued…