Love, Kiss, Heart (Chapter.10)

Title               :  Love, Kiss, Heart (Part.8)

Author           : NtaKyung

Casts               : Lee Donghae, Shim Miyoung, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Kim Haneul, Lee Hyukjae.

Length           : Series [On Writing]

Genre             : Angst, Drama, Romance

Rating            : PG-15

-Love, Kiss, Heart-

Plak!!

Tamparan yang cukup keras mendarat tepat di pipi kanan Kyuhyun, Menyadarkan lelaki itu dari rasa senangnya hanya dalam sesaat saja.

“Maaf…” Ucap Haneul yang telah menampar Kyuhyun itu.

Kedua mata Kyuhyun membulat, Ntah kenapa tapi dalam tatapannya wajah Haneul seketika itu juga berubah menjadi Kim Miyoung, Kekasih yang masih sangat di cintainya itu. Tapi dengan segera Kyuhyun menggelengkan kepalanya cepat.

“Tidak.. Seharusnya aku yang meminta maaf padamu. Aku salah mengenali orang…” Jawabnya kemudian setelah cukup lama terdiam.

Kyuhyun membelakangi Haneul, Merasa sangat bersalah pada gadis ini. Kedua mata Haneul mulai memanas, Ingin rasanya ia memeluk Kyuhyun tapi di saat tangannya akan menggapai pundak Kyuhyun ia mengurungkan niatnya.

“Aku akan pergi!” Haneul segera berlari meninggalkan Kyuhyun yang hanya dapat menatap punggungnya nanar. “Kau benar-benar tak berubah, Kyuhyun-ah…” Batin gadis itu tanpa mau berbalik dan tetap pergi meninggalkan Kyuhyun.

“Hah…” Kyuhyun menghela nafas panjang, Tubuhnya perlahan ambruk di atas tanah dan dengan posisi duduk itu ia memegangi kepalanya yang terasa sakit, “Aku sudah gila!!” Gumam Kyuhyun pelan.

-Love, Kiss, Heart-

Tersadar dari hal ini, Haneul segera mendorong tubuh lelaki itu membuat Donghae langsung terbaring di atas ranjang dan memandangnya bingung.

“Ada apa?” Tanya Donghae kemudian terlihat jelas dari wajahnya yang terlihat kecewa.

Miyoung memaksakan dirinya untuk tersenyum, “Kita baru melakukan perjalanan yang cukup jauh. Lebih baik kau istirahat saja, Donghae-ah…”

“Tapi…”

“Aku akan membangunkanmu saat waktu minum obat nanti…” Potong Miyoung tanpa ingin mendengarkan ucapan Donghae terlebih dulu. Ia beranjak dari duduknya dan meninggalkan ruangan itu.

“Aish…” Donghae hanya merenggut kesal sambil kembali berbaring di ranjangnya.

Sedangkan Miyoung yang sudah menutup pintu kamar Donghae, Kini hanya dapat mematung di hadapan pintu itu sambil merasakan debaran jantungnya yang terasa semakin kuat.

“Apa yang baru saja ku lakukan? Kenapa kau harus membalas perlakuannya, Shim Miyoung?!!”

“Miyoung-ah…” Suara Sungmin yang ntah sejak kapan ada di tempat itu membuat Miyoung menoleh padanya.

“Sungmin-ah!” Kaget Miyoung.

Sungmin menyunggingkan senyumnya sambil mengangkat keranjang buah-buahan yang di bawanya. “Aku datang untuk menjenguk keadaannya…” Ujarnya kemudian.

-Love, Kiss, Heart-

“Ini…” Miyoung menyodorkan segelas orang juice pada Sungmin. Kini mereka berdua tengah duduk di beranda belakang kediaman Lee ini.

Keduanya terdiam, Seakan larut dalam pikiran mereka masing-masing. Mereka berdua nampak canggung satu sama lain seperti orang yang baru mengenal.

“Jadi… Sekarang kau sudah semakin dekat dengannya, Huh?” Tanya Sungmin memecahkan keheningan di antara mereka.

“Ne?” Miyoung menoleh padanya.

“Donghae. Kau sudah dekat dengan lelaki itu.. Benarkan?” Ucap Sungmin memperjelas kata-katanya tadi.

“Ah.. Itu… Yah, Seperti itulah…” Jawab Miyoung sambil mengangguk singkat, Seakan enggan untuk mengatakan hal itu.

“Lalu… Apa yang terjadi saat kecelakaan ini? Kecelakaan yang menyebabkan Donghae menjadi amnesia…”

“Ahhh…” Miyoung mendesah berat, “Ini benar-benar buruk, Sungmin-ah. Dia semakin yakin jika aku adalah tunangannya… Dia benar-benar berfikir aku adalah gadis itu…” Jelasnya.

“Dan kau masih tetap bertahan di tempat ini?!” Tanya Sungmin kemudian.

“Yah.. Bukankah kau yang memintaku untuk berada di sisinya selama satu bulan ini? Mungkin saja ada keajaiban nanti datang yang membuatnya sadar jika aku bukan gadis itu…”

Deg!

Ntah kenapa Sungmin dapat melihat tatapan sendu dalam pandangan gadis itu. Dan tentu saja hal ini membuat Sungmin merasa semakin bersalah padanya.

“Teman macam apa aku ini yang membuat gadis yang ceria sepertimu ini menjadi seperti saat ini, Miyoung-ah?” Batin Sungmin.

“Hah, Lagipula ini sudah tanggung jawabku… Aku yang membuatnya mengalami kecelakaan ini. Dan sudah seharusnya aku merawatnya…” Ucap Miyoung lagi.

“Miyoung-ah…” Panggilan itu hanya terngiang dalam batin Sungmin namun tak terlontarkan sedikitpun. Ia merasa tubuhnya begitu kaku dalam seketika.

“Sungmin-ah, Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?” Miyoung menoleh padanya.

“Eoh?? Ehmm.. Tentu!” Jawab Sungmin singkat sambil mengangguk kecil.

Miyoung terdiam untuk beberapa saat, Pandangannya teralihkan ke arah depan. Dan dapat Sungmin sadari tatapannya itu seakan menyimpan suatu perasaan sakit yang mendalam.

“Jika… ada seorang gadis yang jatu cinta pada seorang lelaki yang mengiranya sebagai gadis lain… Apakah gadis itu masih layak untuk mencintai lelaki itu? Apakah dia dapat mengartikan kasih saying lelaki itu sebagai rasa cinta padanya? Padahal jelas-jelas lelaki itu menganggap dirinya hanya baying-bayang dari gadis yang di cintainya yang telah mati…”

Deg!!

Lagi-lagi tubuh Sungmin mematung, Ia tak percaya kata-kata itu terlontar dari mulut Miyoung sahabat yang sudah sangat di kenalnya ini. Tak sepatah katapun dapat ia lontarkan.

“Apakah gadis itu harus menyerah akan perasaannya pada lelaki itu, Sungmin-ah?”

Hening, Tak ada jawaban dari Sungmin dan Miyoung seakan tak menuntut jawaban darinya. Ia justru terlihat seperti ia sudah cukup lega karena dapat meluapkan sesuatu yang justru sedang di rasakannya saat ini.

“Kau harus berhenti dari semua ini, Miyoung-ah!”

“Apa?” Miyoung menoleh pada Sungmin dengan kedua mata yang membulat. “Apa maksudmu, Sungmin-ah?”

“Aku hanya memberi waktu padamu sampai akhir minggu ini. Dan selebihnya kau harus pergi dari rumah ini, Miyoung-ah! Aku akan mencabut izin tugasmu untuknya…” Putus Sungmin tanpa mau menatap Miyoung sedikitpun.

“Sungmin-ah!” Kaget Miyoung.

“Ini sudah keputusanku… Maaf…” Sungmin segera beranjak dari duduknya hendak pergi.

“Tunggu sebentar, Sungmin-ah!” Miyoung mencoba menahan Sungmin dan ikut beranjak dari duduknya dan menahan kepergian Sungmin. “Kenapa keputusanmu tiba-tiba sekali? Kau ini kenapa…” Bingung Miyoung.

“Sudah kukatakan ini keputusanku!”

“Tapi kenapa mendadak?!” Tanya Miyoung benar-benar bingung.

Sungmin menoleh pada Miyoung, Dan dapat ia lihat kedua mata Miyoung yang mulai memerah seakan menahan air matanya agar tidak keluar.

“Karena ini yang terbaik untuk kita semua. Lebih baik kau turuti saja perkataanku. Dan kurasa waktu satu minggu sudah cukup membuat luka Donghae sembuh total…”

“Sungmin-ah…”

“Mianhe, Aku harus segera kembali ke rumah sakit. Miyoung-ah…” Sela Sungmin cepat dan pergi meninggalkan Miyoung sendiri di tempat itu.

Miyoung merasakan kedua kakinya melemas dalam seketika dan tubuhnya pun ambruk di atas lantai. Air mata perlahan mulai mengalir dari ujung matanya yang sudah tak dapat ia bendung lagi.

“Apakah kau sadar jika akulah gadis itu, Sungmin-ah?! Apakah jawabanmu atas semua ini aku tak layak untuk bersamanya??” Lirih Miyoung dan ia pun menangis dalam diam.

Tanpa Miyoung sadari, Sepasang mata tengah menatap sendu padanya. Dia hanya tetap terdiam di tempatnya sambil memegangi dadanya. “Kau pasti sangat terluka…”

-Love, Kiss, Heart-

Haneul mengurung dirinya dalam kamar, Dia menangis sejadi-jadinya berharap hal ini dapat meluapkan perasaan sakitnya saat ini.

“Kenapa kau harus memperlakukan aku seperti ini, Tuhan?!! Apa salahku hingga kau membuat hukuman yang sangat menyakitkan untukku!!”

Tangis Haneul semakin menjadi, Tubuhnya jatuh di atas lantai dengan kondisi kamar yang begitu berantakan. Ia meremas rambutnya kasar dan berteriak sekeras mungkin.

“AAAAAAA!!!” Ia berteriak frustasi dan terbaring lemas di atas lantai.

“Aku tidak pernah meminta apapun darimu… Aku selalu menerima semuanya. Tapi kenapa semuanya benar-benar sangat tak adil bagiku?!! Kenapa kau memperlakukanku seperti ini?!!!”

Wajahnya yang cantik itu berubah menjadi sembab dan basah dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir dari ujung matanya.

“Eomma… Appa… Bahkan Kyuhyun… Kalian semua meninggalkanku dan bahkan sekarang kalian tak mengenalku?!! Apakah kalian benar-benar tak pernah sadar dengan keberadaanku?!”

Haneul menangis sesenggukan, Ia benar-benar lelah dengan kondisi ini. Sejujurnya ia tak ingin melakukan semua ini. Tapi kebencian seakan mengalahkan segalanya membuatnya berfikir jika dia harus melakukan semua ini. Menghancurkan seseorang yang menurutnya mendapat kebahagaian yang tak sebanding dengannya. Lee Donghae dan Shim Miyoung.

-Love, Kiss, Heart-

Perlahan demi perlahan, Haneul membuka matanya rasa nyeri di kepalanya sedikit membuat pandangannya berkunang-kunang.

“Kau sudah bangun, Haneul-ah?” Eunhyuk yang ntah sejak kapan telah berada di tempat itu dan memindahkan Haneul ke atas tempat tidurnya karena ternyata gadis itu pingsan tadi.

Haneul menoleh pada Eunhyuk. “Eunhyuk-ah!” Ia segera beranjak dari posisinya dan segera memeluk lelaki itu erat.

“Haneul-ah, Waeyo?” Tanya Eunhyuk bingung.

“Aku lelah… Aku lelah dengan semua kebohongan ini, Eunhyuk-ah!” Ucap Haneul terdengar sedikit bergetar mungkin gadis itu mencoba menahan air matanya yang akan kembali keluar.

Eunhyuk mengelus-ngelus punggung Haneul. Pantas saja dia merasa perasaannya tidak enak dan saat dia memutuskan untuk pergi ke Seoul menemui Haneul dia sudah menemukan gadis ini dalam keadaan seperti ini.

“Jika seperti itu, Kau harus menghentikan semua ini, Haneul-ah…” Ucap Eunhyuk kemudian.

Sret!

Haneul melepaskan pelukannya dan menatap tajam pada Eunhyuk. “Apa kau datang karena kau ingin menyuruhku menghentikan semua ini?!” Tebak Haneul.

“Haneul-ah…” Eunhyuk menatap miris padanya.

“Apakah kau sudah mulai menyukai gadis itu juga, Eunhyuk-ah? Apakah kau berfikir jika dia lebih patut kau bela daripada aku?”

“Anniya, Bukan seperti itu.. Hanya saja…”

“Pergilah! Aku tidak mau melihat dirimu sekarang!” Haneul memalingkan wajahnya seakan tak ingin menatap Eunhyuk.

“Haneul-ah…”

“Aku bilang pergi!!!” Bentak Haneul cukup keras.

Tapi sayangnya, Eunhyuk tetap terdiam di tempatnya tak bergeming sedikitpun. Ia tak peduli dengan apa yang Haneul katakan padanya barusan.

“Kau lelah dengan semua ini… Tapi kau masih tetap ingin melanjutkannya?” Ucap Eunhyuk kemudian.

Hening, Tak ada jawaban dari gadis itu. Dia memilih untuk tetap memunggungi Eunhyuk tanpa mau berbalik sedikitpun padanya.

“Haneul-ah. Kau harus menghentikan semua ini…” Ucap Eunhyuk lagi.

“Tidak sampai aku dapat membuat mereka berdua benar-benar terluka!” Tegas Haneul dengan dingin.

Eunhyuk menggeleng pelan, “Kau salah, Haneul-ah… Kau salah…”

Mendengar hal itu, Haneul berbalik pada Eunhyuk dan menatap lelaki itu tajam. “Apa maksudmu?! Apa kau pikir aku salah melakukan ini?!”

“Yah… Kau salah… Dengarkan aku, Haneul-ah. Jika kau terus melanjutkan semua ini. Bukan mereka yang akan terluka nantinya, Haneul-ah. Tapi kau sendiri! Kau yang akan terluka akibat apa yang kau lakukan ini…” Ucap Eunhyuk serius.

“Itu tidak mungkin!” Bantah Haneul cepat.

“Maka, Kita lihat siapa yang akan tersiksa nantinya…” Eunhyuk berbalik hendak beranjak pergi dari tempat itu. Tapi baru saja ia tiba di ambang pintu ia menghentikan langkahnya.

“Kau bukanlah gadis yang ku kenal dulu, Haneul-ah. Kau sekarang benar-benar berbeda. Dan aku kecewa karena sempat membantumu dalam rencana gilamu ini! Sekarang… Aku akan berhenti untuk peduli padamu, Haneul-ah! Aku takkan membantumu lagi…”

Dan setelah mengatakan hal itu, Eunhyuk benar-benar pergi meninggalkan Haneul yang tentu saja hanya dapat mematung mendengar ucapan Eunhyuk itu.

“AAAAAAA!!” Teriaknya seakan frustasi, Ia meraih sebuah frame foto yang tak lain adalah foto dirinya bersama Eunhyuk saat itu.

Prang!!

Frame foto itu pecah berkeping-keping dalam seketika saat gadis itu melemparkannya ke arah pintu yang sudah tertutup rapat itu.

“Ini semua karenamu, Shim Miyoung!! Aku membencimu!!!”

-Love, Kiss, Heart-

Kyuhyun memandang sebuah rumah berbentuk minimalis di hadapannya ini. Dia menghela nafas panjang sebelum akhirnya dia menekan tombol bel di samping pintu rumah tersebut.

Ting Tong… Ting Tong…

Cklek!

Pintu terbuka setelah tak lama Kyuhyun menekan tombol bel tersebut. Dan nampaklah seorang wanita yang sedikit lebih tua darinya muncul dari balik pintu tersebut.

“Oh, Annyeong haseyo…” Sapa Kyuhyun ramah sambil membungkuk dalam.

Wanita itu hanya mengangguk untuk membalas saapan Kyuhyun itu. “Maaf, Tapi siapa yang ingin anda temui?” Tanya wanita itu begitu sopan.

“Ah, Itu… Apakah ini benar rumah Shim Eunyoung-ssi?” Tanya Kyuhyun kemudian.

“Oh, Jadi kau mencari nyonya. Tapi sayangnya dia sedang tidak ada di rumah… Dia sedang bekerja saat ini…” Ucap wanita tersebut.

“Ah, Begitukah?” Terlihat jelas wajah Kyuhyun sedikit menampakkan kekecewaan.

“Ehm, Tapi jika kau mau menunggu bisa saja. Lagipula sebentar lagi Nyonya akan pulang…” Ucap wanita itu kemudian.

Wajah Kyuhyun kembali semangat, “Apakah bisa?!” Tanyanya tak percaya.

“Ne…” Wanita itu mengangguk ramah.

“Ah, Kamsahamnida…” Kyuhyun kembali membungkuk dalam.

“Silahkan masuk…” Ajaknya pada Kyuhyun dan dengan sopan Kyuhyun pun mengikuti wanita itu masuk ke dalam rumah tersebut.

Deg!

Kedua mata Kyuhyun membulat dalam seketika saat dia masuk ke dalam ruang tamu dan di saat itu juga tatapannya langsung terfokus pada sebuah foto yang cukup besar yang terpajang di ruang tamu tersebut.

“Dia…” Ia tak mampu melanjutkan ucapannya saat dia merasa tak asing lagi dengan apa yang di lihatnya saat ini. Di foto itu terdapat Shim Eunyoung wanita separuh baya yang di tolongnya saat itu serta seorang gadis yang tak lain adalah Shim Miyoung, Gadis yang membantunya untuk menyembuhkan Donghae saat ini.

“Shim Miyoung…” Desisnya.

-Love, Kiss, Heart-

Miyoung baru saja mengganti pakaiannya setelah tadi menyegarkan dirinya dengan mandi. Ia masuk ke dalam kamar Donghae dan mendapati lelaki itu tengah tertidur pulas.

Tak ingin membangunkan Donghae sedikitpun, Ia berjalan secara perlahan-lahan. Miyoung terus menatap wajah Donghae. Senyum tipis terkembang di wajahnya dan tangannya mulai bergerak menggapai serta mengelus lembut wajah lelaki itu.

“Kau terlihat begitu tenang, Donghae-ah…” Gumamnya. “Seharusnya kau akan baik-baik saja, Jika suatu saat nanti aku menghilang! Kuharap… Kau hanya berfikir aku adalah bagian dari mimpi burukmu saja…”

Miyoung mengelus lembut anak rambut Donghae, Senyum tipis tak lepas dari wajahnya. Tapi tanpa terasa matanya memanas seakan mencoba menahan air mata yang ingin keluar dari pelupuk matanya.

“Mianhe…” Bisiknya. Ia menggenggam lembut tangan Donghae lembut dan wajahnya semakin mendekati wajah Donghae. “Saranghae…” Dan satu kecupan lembut pun mendarat tepat di bibir Donghae.

-Love, Kiss, Heart-

Donghae terbangun dari tidurnya, Ia merasakan wajahnya yang sedikit lembab seperti ada air di pipinya. Ia mengusap air tersebut dan menatapnya bingung. “Aku bermimpi… Dia menangis di hadapanku… Dan ini semua karenaku. Karena sikap keegoisanku…” Gumamnya seakan mengingat mimpi yang begitu terasa sangat nyata baginya.

Ia segera beranjak dari posisi tidurnya dan bergegas pergi ke kamar mandi. Ia membasuh wajahnya dan menatap pantulan dirinya dalam cermin.

“Kau sudah melukainya, Lee Donghae!” Lirihnya.

Donghae menghela nafas, Dengan segera ia meraih handuk untuk mengeringkan wajahnya lalu keluar dari kamar mandi tersebut.

“Eoh… Kau sudah bangun, Donghae-ah?” Miyoung tersenyum tipis padanya saat melihatnya baru saja keluar dari kamar mandi.

Donghae mengangguk singkat, “Apa yang kau lakukan?” Ia segera mendekati Miyoung dan menarik selimut yang hendak Miyoung merapihkannya.

“Merapihkan bekas tidurmu. Kenapa?” Jawab Miyoung dengan wajah bingung.

“Haish! Kau ini tunanganku! Bukan pembantuku, Kenapa harus kau yang merapihkannya?!” Kesal Donghae.

Mendengar hal itu, Miyoung lantas merebut selimut itu kembali. “Memangnya ada masalah dengan hal itu?! Donghae-ah… Tidak baik jika kau harus terus mengandalkan pelayanmu! Selama kau bisa melakukannya, Kenapa tidak?” Celoteh Miyoung seraya merapihkan ranjang bekas tidur Donghae tadi.

“Ahh… Aku rasa kau adalah seorang gadis pembantah dan cukup cerewet, Shim Miyoung!!” Tekan Donghae seraya mengacak-ngacak rambut Miyoung.

Deg!

Miyoung segera menoleh pada Donghae, Kedua matanya membulat saat mendengar kata-kata itu terucap dari mulut Donghae.

“A-apa.. katamu?” Tanyanya dengan terbata.

“Hm, Apa?” Tanya Donghae terlihat begitu polos.

Miyoung tak mengatakan apapun, Ia masih mematung di tempatnya. “Bodoh! Jelas itu tidak mungkin, Mana mungkin Donghae mengenalimu?! Dasar bodoh!! Mungkin kau hanya salah dengar…” Pikir Miyoung.

“Miyoung-ah…” Panggil Donghae sedikit cemas dengan kediaman Miyoung.

“Huh??” Miyoung tersadar dari lamunannya.

“Kau baik-baik saja??” Tanya Donghae khawatir dengan gadis di hadapannya ini.

“Eoh… Aku baik-baik saja…” Jawabnya sambil memaksakan untuk tersenyum. Lalu ia kembali berbalik dan melanjutkan kegiatannya yang sedikit tertunda tadi.

Sret!

Miyoung dapat merasakan kedua tangan Donghae yang merangkul tubuhnya dari belakang dengan begitu erat dan hal itu cukup mengejutkan gadis tersebut.

“Donghae-ah…”

Tanpa mengidahkan keterkejutan Miyoung, Ia menyandarkan dagunya pada pundak gadis itu menghirup aroma khas dari tubuh gadis ini. “Aku mulai menyukai aroma khasmu ini, Miyoung-ah…”

“Eh??” Miyoung mengerutkan keningnya bingung.

“Maaf…” Ucap Donghae kemudian.

Semakin tak mengerti dengan ucapan Donghae, Miyoung hendak berbalik untuk melepaskan pelukan itu namun pelukan Donghae terlalu erat.

“Jangan bergerak… Biarkan seperti ini untuk beberapa saat saja. Aku mohon…” Ujar Donghae seraya memejamkan kedua matanya.

Dapat Miyoung rasakan hidung Donghae yang menyentuh lehernya, Seakan menyesap aroma tubuhnya dan hal itu cukup membuat Miyoung bergidik geli.

Tangan kanan Donghae mulai bergerak dan memegang dagu Miyoung, Membuat gadis itu menoleh pada wajahnya yang benar-benar berada dekat dengan wajahnya.

“Saranghae…” Bisiknya pelan. “Saranghae, Shim Miyoung. Cheongmal saranghaeyo…” Dan kata-kata itu kembali terlontar dari mulut Donghae.

Deg!!

Jantung Miyoung seakan berdegup kencang, Tak dapat ia pungkiri perasaannya begitu senang saat ini, Namun ntah kenapa otaknya seakan berfikir jika semua ini adalah khayalannya semata.

Sret!!

“D-D-Donghae-ah!” Miyoung segera mendorong tubuh Donghae, Membuat lelaki yang hendak menciumnya itu mundur beberapa langkah. “M-Maaf…” Ucap gadis itu terbata.

Donghae tak mengatakan apapun, Membuat suasana hening dan canggung mulai terasa di ruangan itu. Sadar dengan hal ini, Miyoung mencoba memikirkan sesuatu.

“Aku… aku lapar… Aku akan membuat sesuatu. Apa kau juga mau?” Ujar Miyoung seakan mencoba mencairkan suasana yang terasa sedikit canggung ini.

“Tidak…” Jawab Donghae singkat.

Miyoung mengangguk singkat, “Baiklah… Aku akan turun dulu…” Sahutnya lalu segera pergi dari ruangan itu, Meninggalkan Donghae yang hanya dapat terdiam menatapnya dingin.

Setelah mendengar suara pintu yang tertutup rapat, Donghae menjatuhkan dirinya di atas sofa yang ada di belakangnya. Ia memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

“Kenapa kau harus bersikap seperti ini padaku, Miyoung-ah?” Lirihnya.

Di sisi Lain…

Miyoung berjalan menuruni anak tangga, Otaknya terus memikirkan ucapan Donghae tadi. Tapi ia tak berani sedikitpun untuk membenarkan hal itu.

“Tidak… Kau pasti salah dengar!! Ini tidak mungkin!! Dia tidak mengenalmu, Shim Miyoung!! Yang ia kenal hanyalah Kim Miyoung!! Bukan dirimu!! Bukan Shim Miyoung!!” Tekan gadis itu seakan meyakinkan dirinya sendiri akan kenyataan itu.

Raut wajahnya berubah dan kedua matanya mulai berkaca-kaca hingga akhirnya ia mengalirkan air mata dari ujung matanya, Namun dengan segera ia menengadahkan kepalanya ke atas.

“Dan pada kenyataannya… Dia takkan pernah bisa mencintaimu, Shim Miyoung…” Batinnya.

-Love, Kiss, Heart-

“Apa katamu?!! Ya!! Lee Sungmin!!” Haneul kini menatap geram pada lelaki di hadapannya ini.

“Mianhe, Haneul-ah…” Hanya kata-kata itu yang terlontar dari mulutnya.

“Maaf?? Maaf katamu?!!” Haneul semakin meninggikan nada suaranya. “Kata maaf tidak dapat mengubah sedikitpun perbuatanmu!! Aku tidak mau tahu, Kau harus kembali izin tugas itu pada gadis itu!! Aku tidak akan membiarkanmu merusak rencana yang telah kususun lama ini!!”

Sungmin hanya terdiam, Menatap Haneul dengan tatapan yang tak kalah tajamnya dengan gadis itu. Ia benar-benar tak percaya jika gadis di hadapannya ini adalah gadis yang sama yang pernah ia kenal dulu.

“Aku tidak bisa, Haneul-ah…” Ucap Sungmin kemudian.

“Apa?!!” Haneul memekik keras.

“Aku tidak bisa. Aku akan menghentikan semua ini, Aku takkan membantumu lagi!! Aku takkan bisa memaafkan diriku sendiri jika aku harus melihat, Miyoung, Sahabatku. Terluka karena perbuatanku sendiri…” Tegas Sungmin.

“Lee Sungmin!!” Bentak Haneul.

“Maaf, Tapi aku benar-benar takkan membiarkanmu untuk melanjutkan semua ini…”

Haneul menatap Sungmin dengan kedua mata yang membulat, Menahan perasaan emosi yang begitu meluap saat ini.

“Kau tidak… sungguh-sungguh kan??” Suara Haneul mulai memelan. “Kau tidak mungkin peduli pada gadis itu kan, Sungmin-ah?”

“Tidak! Aku sungguh-sungguh, Haneul-ah! Aku berhenti dari rencana gilamu ini!! Aku tidak akan melanjutkannya lagi!” Jawab Sungmin dengan tegas. “Dan aku sangat-sangat peduli padanya, karena itu…”

“Geumanhe!! Geumanhe!! GEUMANHE!!!!!” Teriak Haneul begitu terlihat marah.

Prang!!

Vas bunga yang ada di samping gadis itu terlempar begitu saja dan menjadi pecahan kaca di sekitar lantai tersebut. Nafas Haneul tersenggal-senggal dan ia menatap Sungmin tajam, Tapi Sungmin nampak tetap tenang walaupun Haneul telah berbuat seperti itu di hadapannya.

“Kau tidak akan bisa menghancurkan mereka, Haneul-ah! Kau tidak akan pernah bisa…” Sungmin menggeleng pelan. “Karena sebelum mereka hancur. Kau yang akan terlebih dulu hancur… Hancur karena perasaan dendammu yang tak pernah menghilang sedikitpun!!” Tekan Sungmin dengan tatapan serius.

“Berhenti mengajariku tentang hal itu!! Kau tidak pernah mengerti perasaanku!! KAU TIDAK AKAN PERNAH MENGERTI!!” Sentak Haneul keras.

Sungmin kembali menggeleng, “Tidak… Aku mengerti. Aku benar-benar mengerti perasaanmu, Haneul-ah… Bahkan aku sangat peduli padamu!”

“Jika kau peduli padaku, Maka kau akan membantuku!! Bukan mengkhianatiku!!”

“Aku memintamu menghentikan semua ini karena aku peduli padamu!! Aku tidak ingin melihat dirimu hancur!! Maka itu, Aku bilang kau harus berhenti!!” Nada suara Sungmin mulai meninggi.

“DIAM!! Aku tidak mau mendengarkan ucapanmu lagi!!!” Bentak Haneul.

“Baik, Aku tidak akan mengingatkanmu lagi… Aku akan pergi dari tempat ini! Selamat tinggal, Kim Haneul!” Tegas Sungmin lalu beranjak dari posisinya meninggalkan Haneul sendiri.

“AAAAAAAAAAAAAAAA!!” Haneul berteriak keras sambil menutup kedua telinganya seakan ia terlihat begitu frustasi saat ini. Namun teriakan itu seketika berubah menjadi suara isak tangis bersamaan dengan ambruknya tubuh gadis itu di atas lantai.

Di sisi lain, Sungmin yang baru saja keluar dari rumah tersebut dapat mendengar dengan jelas suara isak tangis Haneul. Ia hanya menunduk pelan saat mendengar hal itu, Namun ia tak dapat berbuat apa-apa lagi.

“Mianhe, Haneul-ah… Mianhe…” Lirihnya.

Dan setelah itu pun, Sungmin kembali melangkah mendekati mobilnya. Lalu tak berapa lama mobilnya pun mulai melaju dengan kencang meninggalkan kawasan tersebut.

-Love, Kiss, Heart-

Kyuhyun menatap beberapa foto yang terpajang di ruangan itu, Ia benar-benar tak percaya jika di hadapannya saat ini adalah foto seorang gadis dan wanita separuh baya yang sudah sangat di kenalinya itu.

“Omo!! Neo…” Suara seorang wanita menyadarkan lamunan Kyuhyun dan membuatnya menoleh pada wanita separuh baya tersebut.

“Ah, Annyeong Ahjumma…” Kyuhyun segera membungkuk sopan pada wanita separuh baya itu.

Wanita separuh baya tersebut yang tak lain adalah Shim Eunyoung membalas salam Kyuhyun. “Apa yang membuatmu datang kemari anak muda, Dan darimana kau mengetahui rumahku ini?” Tanya Eunyoung ramah setelah mempersilahkan Kyuhyun duduk terlebih dulu.

“Sebenarnya… ada yang ingin aku tanyakan padamu, Ahjumma. Dan soal alamat rumahmu ini, Aku menyuruh seseorang untuk mencari alamatmu ini. Maaf jika aku lancang sebelumnya…” Jelas Kyuhyun kemudian.

“Aigoo.. Gwenchana…” Eunyoung hanya tersenyum tipis. “Lalu, Apa yang ingin kau tanyakan padaku?” Tanyanya penasaran.

“Itu… Sebenarnya, Ahjumma… Aku heran pada saat kejadian beberapa hari lalu itu. Anda pergi begitu saja saat melihat fotoku bersama… temanku.. Sebenarnya ada masalah apa?” Tanya Kyuhyun mulai menanyakan rasa penasarannya itu.

Raut wajah Eunyoung berubah menjadi pucat dalam seketika, Dia mengalihkan pandangannya seakan tak mampu untuk menatap kedua mata Kyuhyun yang seperti menuntutnya untuk menjawab hal itu.

“Tapi, Jika anda keberatan untuk menjelaskannya. Anda tidak perlu menjawabnya…” Sela Kyuhyun cepat, Ia sadar dengan perubahan sikap Eunyoung yang berubah menjadi tegang dan hal itu cukup membuat Kyuhyun menjadi merasa tak enak.

“Anniya… Gwenchana…” Eunyoung menggeleng kecil. “Aku… akan menjawabnya…” Ujarnya kemudian terdengar sedikit berat.

Untuk beberapa saat mereka hanya terdiam, Hingga pada akhirnya Eunyoung menceritakan semua yang terjadi pada dirinya, Tentang kejadian pahit yang pernah ia alami beberapa tahun yang lalu, Yang memaksanya harus berpisah dengan salah satu anaknya.

“Itulah yang terjadi pada hidupku. Karena itu, Saat aku melihat foto itu. Aku berfikir dia adalah Haneul… Anakku. Dan saat aku mendengar jika dia telah tiada, Aku jadi terkejut. Karena itu aku berlari begitu saja…” Jelas wanita separuh baya itu.

Kyuhyun hanya dapat terdiam mendengar penjelasan wanita di hadapannya ini. Ia benar-benar masih belum dapat mempercayai hal ini sepenuhnya, Terlebih lagi hal ini ada sangkut pautnya dengan orang yang sangat di sayanginya itu.

“Tapi, Ahjumma… Maaf jika aku lancang sebelumnya. Tapi dulu… Aku pernah mengantarkan Miyoung.. err, maksudku Haneul… Untuk menemuimu. Dan aku heran, Kenapa anda harus menolak kehadirannya?” Tanya Kyuhyun mengingat kejadian dulu.

“Itu karena…” Eunyoung terdiam, Air mata mulai kembali mengalir bahkan lebih deras dari awalnya. “Karena aku sudah berjanji pada diriku sendiri jika aku takkan pernah muncul di hadapannya lagi. Aku terlalu malu dan takut… Aku malu jika harus bertemu dengannya karena aku telah meninggalkannya dulu dan aku takut dia menjadi membenciku karena hal itu…”

“Ahjumma…” Kyuhyun mulai merasa semakin bersalah karena membuat wanita ini harus kembali mengenang masa sulitnya.

“Jadi… Hal ini yang sebenarnya terjadi padanya. Miyoung-ah, Kenapa kau tak pernah mengatakan padaku tentang masalah ini? Kenapa kau tidak pernah berbicara padaku jika kau bahkan sudah mengetahui jati dirimu yang sebenarnya? Kenapa??” Pikir Kyuhyun.

“Aku benar-benar merasa bersalah. Jika saja saat itu kondisi Miyoung tidak lemah aku tidak mungkin akan mengganti posisi Haneul untuk berpura-pura menjadi Miyoung dan aku tidak mungkin meninggalkannya saat itu…” Jelas wanita itu lagi.

“Lalu… Apakah, Miyoung tidak pernah mengetahui jika dia memiliki seorang kembaran?” Tanya Kyuhyun kemudian, Dia belum mengatakan jika sebenarnya dia telah bertemu dengan Miyoung yang bahkan kini sedang menjadi dokter psikolog untuk Donghae.

Eunyoung menggeleng lemah. “Aku pikir dia akan membenciku jika dia mengetahui hal ini, Jadi aku tidak memberitahunya… Dan lagi, Aku tak ingin dia mencari Haneul. Aku tidak ingin mereka bertemu dan justru akan membuat Haneul ikut membencinya…”

Kyuhyun hanya dapat terdiam, Ia menepuk-nepuk pundak wanita tersebut. Memperlakukannya seperti layaknya pada seorang ibunya, “Andai saja kau masih hidup, Haneul-ah. Kau pasti tidak akan membenci ibumu maupun Shim Miyoung kembaranmu kan? Aku yakin itu…” Batinnya.

To Be Continued…

Note : Annyeong haseyo… Ah, Sebelumnya author mo minta maaf ma beberapa readers yang pada nagihin neh ff dan di janjiin hari minggu updatenya eeeeh malah gak bisa karena author ada kegiatan yang gak bisa di tinggalin… Mianhe… >___< *bow*

Oh iyah, Untuk part ini mungkin akan jadi 3 part terakhir… Hohoho, So tungguin terus ffnya yaaah… Dan jangan lupa untuk commentnya yaaah… Satu comment kalian sangat-sangat berarti untuk author.. \^o^/

Dan satu lagi… Hehehehehe Kalo minat silahkan untuk baca ff gaje author lainnya… LoL Hahahahahahaha *promosimodeon*