Hello, Mr.Stranger! (Part.5)

Title                : Hello, Mr. Stranger!

Author           : NtaKyung

Art Poster      : NtaKyung

Casts              : Lee Donghae, Shim Miyoung and Other Casts (Find By Yourself^^)

Genre             : AU(Alternate Universe), Drama, Humor, Romance

Length           : Series [On Writing]

Rated             : PG-15

Disclaimer     : Segala hal yang ada dalam fanfic ini, murni dari imajinasi saya sendiri! So, Don’t COPY-PASTE or BASHING!

©Hello, Mr.Stranger!©

“Berhenti untuk terus minum, Shim Miyoung! Kau sudah benar-benar mabuk!” Donghae segera menahan sebotol soju yang nyaris di teguk habis oleh gadis di hadapannya ini.

“Ya… apa yang kau lakukan, eoh? Kembalikan itu padaku…” Miyoung mulai merengek, layaknya seorang gadis kecil yang es krim kesukaannya di ambil.

Donghae melotot tajam ke arahnya. “Hanya orang gila yang terus membiarkanmu minum! Dasar gila!”

“Apa?” Gadis itu mengerucutkan bibirnya.

Seolah tak peduli dengan rengekan Miyoung, dokter muda ini lantas berbalik dan beranjak dari tempatnya, menghampiri bibi pemilik kedai ini. Tetapi, begitu ia kembali, Miyoung tak lagi ada di sana. Gadis itu telah pergi dalam keadaan mabuk berat!

“Haish… kemana dia?!”

Mengambil langkah cepat, Donghae mulai berlari mencari sosok Miyoung dan tak butuh waktu lama untuknya dapat menemukan gadis itu.

Miyoung kini terlihat tengah berjalan sempoyongan sambil terus melantunkan lagu tak jelas dari mulutnya. Sesekali ia berjoget sambil terkekeh kecil, persis seperti orang gila!

“Ck… gadis ini…” Donghae menggelengkan kepalanya sambil tersenyum geli. Merasa lucu dengan sikap Miyoung yang sedang mabuk berat.

Tak ingin mengejutkan Miyoung dengan kehadirannya, Donghae hanya terus mengikutinya dari arah belakang. Sikap Miyoung yang konyol, membuat senyum geli di wajah Donghae tak lenyap barang satu detik pun.

Dan tanpa ada rasa lelah, Miyoung hanya terus bernyanyi sambil melangkah dengan kedua kakinya yang tak dapat berjalan lurus. Sepertinya, kewarasan gadis ini sudah sepenuhnya terbawa oleh banyaknya soju yang ia habiskan hingga membuatnya mabuk berat seperti ini.

Sesaat kemudian, Miyoung terlihat mulai kehilangan keseimbangannya. Dia nyaris terjatuh ke atas aspal yang dingin dan keras itu, tetapi sebuah rengkuhan erat dapat di rasakannya dan Miyoung pun segera berbalik untuk melihat siapa yang telah menolong dirinya.

Pria itu tersenyum tipis padanya dan Miyoung hanya terus mengerutkan keningnya, entah ini hanya perasaannya saja atau apa, tapi kenapa dia merasa jika senyuman itu terasa sangat akrab untuknya?

Sepertinya, dia pernah melihat senyuman ini sebelumnya… tapi dimana tepatnya?

Miyoung buru-buru menggelengkan kepalanya dengan cepat, merasa tak dapat berpikir lagi dan rasa pusing yang teramat pun mulai menyerang kepalanya.

“Hey… kau baik-baik saja?” Tanya pria itu, yang tentu saja adalah Donghae.

“Tidak… rasanya… aku ingin…”

Sebelum Miyoung mampu menyelesaikan ucapannya, ia telah terlebih dulu memuntahkan segala hal yang sejak tadi terasa tertahan di kerongkongannya.

“Hueeeeeek!!”

Donghae memelototkan kedua matanya, terkesiap kaget karena tak dapat menghindar dari muntahan Miyoung, mengakibatkan kemeja serta jas yang di kenakannya kini terkena oleh muntahan Miyoung.

“YA!! Haish… jinja!” Donghae berteriak sambil berusaha menghindarinya, tetapi Miyoung segera menahan kedua tangannya dan untuk kesekian kalinya, gadis ini kembali muntah.

“YA! Shim Miyoung!”

©Hello, Mr.Stranger!©

Selama dua jam terakhir ini, Donghae hanya terus merutuki kebodohannya karena dia telah membiarkan seorang gadis gila seperti Shim Miyoung mabuk berat!

Pasalnya, selain karena dia sekarang harus pasrah karena mendapat ‘serangan’ muntahan dari gadis itu, Donghae juga harus bersusah payah menanyakan alamat padanya walau tetap saja hasilnya nihil.

Jelas saja, bertanya pada seseorang yang tengah mabuk berat seperti Miyoung, tentu takkan menghasilkan apapun dan alhasil, Donghae memutuskan untuk membawa Miyoung ke rumahnya.

“Haish… bagaimana bisa ada gadis sepertimu di dunia ini, Shim Miyoung?! Pantas saja jika Eunhyuk tak menyukaimu! Kau adalah wanita gila yang pernah aku kenal!”

Donghae terus merutuki Miyoung selagi melepaskan seluruh pakaiannya. Sebenarnya, jika saja dia tak sedang merasa kesal, mungkin dia telah mengamati seluruh lekuk tubuh gadis di hadapannya ini. Menikmati setiap keindahan yang terpampang jelas di hadapannya.

Namun, pria ini seolah tak peduli dan tak memikirkan hal itu sama sekali. Sungguh, dia benar-benar kesal karena Miyoung begitu menyusahkan dirinya hari ini.

Donghae telah selesai mengganti pakaian Miyoung dengan sebuah kaos yang di milikinya. Memang terlihat kebesaran di tubuh Miyoung yang mungil, tetapi setidaknya cukup untuk menutupi bagian ‘private’ dari tubuh Miyoung.

“Hah… akhirnya selesai juga! Tubuhmu ini benar-benar bau alkohol, Shim Miyoung! Haish.. jinja! Kau menyusahkanku saja!” Lagi, Donghae kembali menggerutu kesal.

“Nah, sekarang giliranku untuk berganti pakaian…” Gumamnya, setelah sebelumnya dia telah sempat melepaskan seluruh pakaiannya dan hanya mengenakan sebuah celana boxer.

Donghae hampir beranjak dari tempatnya, tetapi sebuah genggaman erat menahannya.

Ia segera menoleh dan mendapati Miyoung telah terbangun dengan kedua matanya yang sayup. Kedua tangan Miyoung memegang erat lengannya dan ia terlihat ingin mengatakan sesuatu.

Donghae mendengus cepat, “Sekarang apa lagi?!” Tanyanya, terdengar sedikit ketus.

Miyoung masih terus menatapnya, “Jangan pergi…”

Kening Donghae mengkerut, tatapannya berubah bingung dan di perhatikannya raut wajah Miyoung yang terlihat sedikit murung.

“Aku mohon… jangan pergi, temani aku di sini…” Ujar Miyoung lagi. Genggamannya di lengan Donghae semakin mengerat dan tanpa terasa air mata mulai merebak keluar dari sudut matanya.

Sejenak, Donghae masih terdiam sembari terus menatapnya. Namun, ia lantas berbaring di samping Miyoung seraya menarik tubuh Miyoung ke dalam pelukannya.

“Maaf… aku hanya tidak bisa mengendalikan diriku.. aku… aku…” Miyoung tak mampu lagi berkata-kata, suaranya lenyap tertutupi oleh suara isak tangisnya yang menjadi.

“Aku mengerti…” Donghae mengusap lembut punggung Miyoung. “Tidak apa-apa… kau bisa menangis sepuasnya. Aku akan terus berada di sini… bersamamu. Lakukan apa saja yang dapat membuat hatimu lebih tenang…” Ujarnya kemudian.

Dan Miyoung benar-benar telah kehilangan kata-katanya. Dia hanya terus menangis, seakan ia berusaha melenyapkan rasa sakit yang kini mendera hatinya.

Berharap, saat terbangun ke-esokan harinya, dia dapat melupakan seluruh perasaannya pada Eunhyuk. Berharap semua perasaan itu akan lenyap dan tak berbekas lagi.

©Hello, Mr.Stranger!©

Sunday, 10.00 KST

“Bagaimana? Apakah sekarang kau ingat alasan kenapa kau berada di rumahku, eoh?!” Ujar Donghae yang muncul dari arah dapur dan menyodorkan segelas teh hangat ke hadapan Miyoung.

Gadis itu merenggut sembari memasang wajah menyesal di saat yang bersamaan. Ia sempat melirik sekilas ke arah Donghae, tetapi dia kembali mengalihkan perhatiannya dan meraih gelas teh yang ada di hadapannya.

“Maaf…” Cicit Miyoung sepelan mungkin.

“Setelah berteriak seperti gadis gila dan memukulku terus menerus, apakah sekarang kau baru merasa menyesal dan menyadari semua kesalahanmu itu, eoh?!” Balas Donghae sinis.

Sekali lagi, Miyoung merenggut. Ia memutar-mutar telunjuknya di sisi gelas. “T-tadi itu… a-aku hanya terkejut… karena melihatmu tidur di sampingku…”

“Dan haruskah kau memukul sekeras itu padaku?!” Donghae mendelik tajam ke arahnya.

“Aku kan sudah bilang maaf…” Miyoung mulai terlihat mengerucutkan bibirnya. “Hal itu aku lakukan begitu saja… sungguh, aku tidak bermaksud untuk benar-benar memukulmu tadi…” Lanjutnya, terdengar begitu menyesal.

Rasanya tak tega juga saat melihat raut wajah Miyoung yang murung. Lagipula, gadis ini benar-benar menyesali perbuatannya tadi dan Donghae tak mungkin harus terus bersikap ketus kepadanya.

Bukankah dia juga ikut bersalah dalam hal ini? Dia yang pertama kali membawa gadis itu ke kedai tersebut dan membuatnya jadi mabuk berat seperti malam tadi!

“Baiklah… lupakan masalah tadi. Aku akan memaafkan perbuatanmu itu…”

Miyoung mengerutkan keningnya, sedikit tak suka dengan kata-kata Donghae. “Sepertinya tidak hanya aku yang seharusnya meminta maaf… bukankah kau juga harus melakukan hal itu padaku?!”

“Memangnya kenapa? Apa salahku?” Balas Donghae dengan polosnya.

“Kau-” Suara Miyoung menggantung di udara, dia terlihat ragu untuk mengatakan hal itu dan tiba-tiba saja semburat kemerahan mulai muncul di kedua pipinya.

Dia kemudian tertunduk malu dan bercicit pelan untuk melanjutkan kata-katanya itu. “K-kau… kau sudah lancang mengganti pakaianku dan… dan… melihatku telanjang.”

Seringaian licik langsung nampak di kedua sudut bibir Donghae, melihat Miyoung yang bersikap malu-malu seperti ini jadi membuat dirinya ingin untuk menggoda gadis itu.

“Apa? Aku tidak mendengarmu… suaramu terlalu kecil!”

Miyoung menggerutu dalam hatinya, menyadari dengan jelas jika pria di hadapannya ini pastilah hanya ingin menggodanya saja. Tapi, bukankah dia juga memang layak untuk hanya sekedar mendengar kata ‘maaf’ dari mulut pria itu?!

“Kau sudah lancang mengganti pakaianku dan melihatku telanjang!” Suaranya terdengar lebih keras sekarang dan hal itu tentu saja membuat Donghae tak dapat menahan tawanya.

Pria itu tertawa terbahak-bahak, membiarkan Miyoung melemparkan tatapan bingung dan tajam di saat yang bersamaan.

“Apa yang kau tertawakan?! Aku serius mengatakan hal ini! Kau sudah bersikap kurang ajar padaku dan seharusnya kau meminta maaf padaku!” Ujar Miyoung kesal.

Untuk beberapa detik, Donghae masih terus tertawa dengan puasnya, tetapi perlahan ia mulai dapat mengontrol dirinya kembali dan ia pun memegangi perutnya yang terasa sakit karena tertawa seperti itu.

“Maaf… aku hanya tidak tahan mendengar ucapanmu itu…” Ujar Donghae mengakui.

“Tidak tahan apanya?! Aku serius, Dr.Lee!” Geram Miyoung.

Donghae kembali memasang wajah santainya, ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. “Aku juga serius, nona Shim. Lagipula… untuk apa kau mempermasalahkan hal itu, eoh? Aku kan terpaksa melakukan hal itu! Aku tidak mau jika sampai ranjangku ikut menjadi bau alkohol seperti pakaianmu itu! Dan ingat… kau juga muntah malam tadi!” Terang Donghae.

“Tapi tetap saja-”

“Sudahlah… kau tenang saja. Aku tidak menikmati pemandangan apapun…” Sela Donghae seraya mengibaskan tangannya dengan cepat. “Lagipula… aku sudah biasa melihat tubuh gadis… kau tentu tidak lupa jika aku ini adalah seorang dokter kan? Dan juga…” Donghae menghentikan ucapannya sejenak.

Ia memperhatikan sosok Miyoung mulai dari bagian atas kepalanya sampai ke bagian kaki dan kembali lagi ke bagian atasnya.

Miyoung sempat merasa risih dengan tatapan itu, reflex ia menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. “Apa yang kau lihat?!” Tanyanya ketus.

Donghae menggedikan bahunya dengan acuh. “Well… kurasa, bentuk tubuhmu tak lebih baik dari seonggok mayat seorang gadis yang sering kulihat. Kau memiliki dada yang rata dan tubuhmu itu benar-benar terlalu kurus untuk ukuran gadis se-usiamu!” Tutur Donghae asal.

“APA?!” Kedua mata Miyoung sukses melebar dan nyaris melompat keluar, rona merah di wajahnya semakin terlihat. “YAAAA!” Sentaknya dengan suara yang melengking tinggi.

Donghae terlihat tak peduli dan malah menutup kedua telinganya dengan tangannya, lalu ia memejamkan kedua matanya di saat yang bersamaan.

Miyoung menghentakkan kakinya dengan kesal, merasa benar-benar tersinggung dengan kata-kata Donghae tadi. “Kau benar-benar pria kurang ajar yang pernah aku temui! Aku membencimu!”

Dia telah berbalik dan bersiap untuk pergi secepat mungkin dari rumah Donghae ini. Tetapi sebuah tarikan yang cukup kencang, membuat tubuhnya seketika berputar dan berbalik. Lalu, sedetik kemudian, Miyoung hanya membelalak kaget dan mematung di tempatnya, terkejut dengan apa yang baru saja terjadi sedetik yang lalu.

Ya, Lee Donghae-lah yang membuatnya berbalik seperti itu dan siapa yang menyangka jika pria itu akan tiba-tiba menciumnya dengan gerakan yang begitu tiba-tiba itu?

Sebelah tangan Donghae masih kuat memegang erat tangan kanan Miyoung, sementara tangannya yang lain merengkuh bagian wajah Miyoung, membuat gadis itu mendongakkan wajahnya agar mempermudah ciuman ini. Berbeda halnya dengan reaksi Miyoung yang begitu terkejut dengan ciuman ini, Donghae justru terlihat begitu menikmati ciuman ini.

Sesaat kemudian, Donghae telah melepaskan ciumannya. Senyuman kecil yang terkesan licik itu, nampak samar-samar di wajah Donghae.

“Well.. kau memang tidak terlalu buruk dalam hal berciuman. Tapi.. jika di lihat dari semua reaksimu ini… sepertinya… kau adalah gadis perawan, huh?”

Blush!

Rona kemerahan itu pun kembali terlihat jelas di wajah Miyoung, ia segera mendorong tubuh Donghae sekuat mungkin, lantas mengusap kasar bibirnya dengan lengannya sendiri.

“Itu bukan urusanmu! Dasar pria mesum!” Gerutu Miyoung. “Dan lagi… memangnya apa yang salah dengan hal itu?! Aku hanya berusaha mempertahankan kehormatanku!” Lanjut Miyoung galak.

“Mempersiapkan untuk seorang pria seperti Eunhyuk, huh?” Kata-kata Donghae lebih seperti menyindirnya sekarang.

Miyoung melotot padanya, “Sudah aku katakan jika itu bukan urusanmu!”

Donghae menyeringai padanya, “Ow… benar-benar reaksi yang mudah di tebak. Tapi… aku rasa, aku suka reaksimu… reaksi seorang gadis perawan yang berpura-pura polos dan tak mengerti apapun…”

“Hentikan omong kosongmu, Dr.Lee! Aku akan pulang sekarang juga!” Geram Miyoung dan dia segera melangkahkan kakinya untuk pergi dari ruangan tersebut.

Diraihnya tas miliknya yang di simpan di kamar Donghae, tetapi tepat ketika dia baru saja akan keluar dari kamar itu, Donghae telah berdiri di ambang pintu sambil melemparkan sebuah jaket jeans kepadanya.

“Pakailah itu dan aku akan mengantarkanmu pulang…” Ujarnya kemudian.

“Tidak, terima kasih! Aku bisa pulang sendiri!” Tolak Miyoung cepat, masih terlihat kesal dengan kata-kata Donghae tadi.

“Kau yakin? Dengan kondisimu yang seperti itu?” Donghae menggerakkan telunjuknya dan mengarahkannya pada Miyoung.

Miyoung nyaris saja memaki pria di hadapannya ini, tetapi ia segera tersadar dengan maksud ucapan Donghae tadi. Di perhatikannya ‘kondisi’ dirinya itu dan dia barulah sadar jika penampilannya saat ini benar-benar tak ‘layak’.

Rambut yang berantakan, tubuh yang masih tercium sedikit bau alkohol, kaos oblong yang kebesaran dan parahnya lagi, kaos itu hanya menutupi hingga ke bagian atas lututnya saja! Bisa-bisa dia di tertawakan seluruh orang-orang di jalan jika dia nekat untuk pulang sendiri.

“Kau masih ingin tetap pulang sendiri?” Donghae kembali bertanya dengan tenang, seolah sudah tahu jawabannya.

Miyoung menghela nafas dengan berat. Tidak ada pilihan lain. Satu-satunya cara agar dia dapat pulang tanpa harus menjadi ‘headline news’ mengenai seorang gadis gila yang mabuk dan berjalan-jalan di pagi hari.

Ya, tentu saja dia harus mau di antar pulang bersama pria menyebalkan di hadapannya ini. Lee Donghae.

“Baiklah…” Putusnya kemudian, terlihat berat hati.

Donghae tersenyum lebar padanya, “Keputusan yang tepat, nona Shim Miyoung. Ayo!” Ia menggedikkan kepalanya dan berjalan terlebih dulu.

“Aish.. kenapa aku harus terperangkap dengan orang sepertinya?! Argh!!” Gerutu Miyoung kesal, ia menghentak-hentakkan kakinya berulang kali sambil mengacak-acak rambutnya dengan asal.

“Shim Miyoung-ssi, apakah kau akan terus diam di kamarku? Ahh… atau sebenarnya kau ingin bermalam kembali di kamarku ini, hm? Sebenarnya aku tidak keberatan…” Ujar Donghae yang entah sejak kapan telah muncul kembali di ambang pintu dan melihat semua perilaku konyol yang di lakukan Miyoung itu.

Miyoung mendengus kesal sambil mendelik tajam padanya, “Jangan bermimpi!” Ujarnya dan segera berjalan keluar dari kamar itu.

Sedangkan Donghae, dia terlihat tak dapat menyembunyikan senyum gelinya. Sungguh, sikap Miyoung selalu saja membuatnya gemas dan tersenyum seperti ini.

Shim Miyoung, dia memang sosok gadis yang berbeda dengan gadis-gadis yang pernah ia temui sebelumnya.

©Hello, Mr.Stranger!©

Donghae menoleh pada sebuah rumah berbentuk minimalis di hadapannya ini. “Jadi, ini rumahmu?”

“Tentu saja.” Jawab Miyoung sembari merapihkan rambutnya dengan jari-jarinya.

“Kau tinggal sendiri di rumah ini?”

Miyoung menoleh padanya, “Haruskah aku memberitahumu? Kurasa, itu bukan urusanmu! Kau paham?”

“Well… di lihat dari suasana rumahmu yang sepi, sepertinya kau memang tinggal sendiri.” Balas Donghae santai, “Lagipula… bagaimana mungkin gadis perawan sepertimu memiliki teman lelaki di rumahnya, iya kan?” Ia mengedipkan salah satu matanya, berniat untuk menggoda gadis di hadapannya ini.

Mulut Miyoung menganga, kedua matanya melebar dan semburat rona merah lagi-lagi menghiasi wajah gadis ini. Sungguh, dia merasa sangat malu sekaligus kesal sekarang.

“Kau salah besar jika menganggapku sebagai gadis polos, Dr.Lee!” Seru Miyoung cepat, tak terima karena Donghae terus mengatakan dirinya ‘gadis perawan’.

“Benarkah?”

Miyoung semakin membulatkan kedua matanya, terlihat nyaris melompat keluar. “Apa kau tidak percaya pada kata-kataku, eoh?!”

“Sayangnya… tidak.”

“YA!” Sentak Miyoung, habis sudah kesabaran gadis ini. “Aku katakan padamu, Dr.Lee! Aku tidak tinggal sendirian di rumah ini! Ada seorang pria tampan dan sexy yang selalu menemani tidurku setiap malam! Kau puas mendengarnya?!”

Donghae melipat kedua tangannya, tersenyum tipis seolah mengejek pengakuan Miyoung yang ia yakini sebagai bualan semata.

Dia baru saja akan mengatakan sesuatu, tetapi suara pintu yang terbuka menahan dirinya untuk tidak berbicara. Keduanya lantas menoleh ke arah pintu dan senyum di wajah Donghae pun memudar kala sepasang manik matanya menangkap sesosok pria yang kini tengah berdiri di ambang pintu itu! Dan parahnya lagi, Donghae mengenal jelas siapa pria tersebut! Ya, dia adalah Cho Kyuhyun.

“Eoh? Kyuhyun-ah…” Miyoung segera berjalan menghampirinya. “Apa yang kau lakukan di sini?” Tanyanya dengan kening yang mengkerut.

“Bodoh!”

Pletak!

“Ahk!” Miyoung buru-buru mengusap jidatnya yang baru saja terkena sentilan telak dari Kyuhyun. Ia mendelik tajam pada Kyuhyun, “Ya! Kenapa kau harus memukulku, eoh?!”

“Berhenti berteriak seperti itu, bodoh! Yang seharusnya marah itu adalah aku sekarang! Darimana saja kau ini? Semalaman tidak pulang, ponsel tidak aktif dan sekarang kau pulang dengan keadaan seperti ini?!” Kyuhyun melemparkan tatapan tajamnya ke sekujur tubuh Miyoung yang terlihat masih ‘berantakan’ itu.

Miyoung mengerucutkan bibirnya, memandang dirinya sendiri sambil mendengus pelan. “Ehm… itu sebenarnya…”

Kyuhyun mengalihkan tatapannya pada sosok Donghae yang sedari tadi hanya tetap diam tanpa mengatakan sepatah katapun. “Apakah kalian berdua bermalam bersama?!” Tanya Kyuhyun kemudian, menyadarkan Donghae dari kediamannya. “Donghae-ya, apakah kau sedang mencoba untuk menggoda Miyoung, eoh?!” Suaranya berubah dingin dan sinis.

“Bukan seperti itu, Kyuhyun-ah… sebenarnya…”

“Tunggu!” Miyoung menyela cepat ucapan Donghae. “Kalian berdua… saling mengenal?”

Kyuhyun kembali menatapnya, “Tentu saja, dia adalah sepupu jauhku. Apakah kau tidak ingat jika aku pernah menceritakannya?”

Miyoung sejenak terdiam, memutar kembali beberapa ingatannya yang mungkin tenggelam dan tertumpuk oleh kejadian lainnya, lalu sesaat kemudian dia tersentak dan segera menoleh pada Donghae.

“Dr.Lee, bukankah sekarang kau harus segera bertugas di panti jompo?” Serunya, berlari cepat ke arah Donghae.

“Huh? Tidak… hari ini aku-”

“Apanya yang tidak? Bukankah tadi jelas-jelas kau mendapatkan telepon dari yayasan! Sudahlah, cepat pergi ke panti jompo dan selamatkan para orang tua itu!” Miyoung segera mendorong tubuh Donghae.

Tanpa dapat melakukan perlawanan, Donghae akhirnya berhasil terdorong dan kini telah kembali berdiri di sisi mobilnya. “Apa yang kau lakukan?!” Tanya Donghae dengan kening yang mengkerut, pria ini jelas tak suka dengan sikap Miyoung sekarang.

“Ssssttt!!” Telapak tangan Miyoung buru-buru membekap mulutnya. “Sudahlah, jangan mengatakan apapun lagi. Lebih baik sekarang kau pulang dan jangan pernah ceritakan masalah tadi malam pada Kyuhyun, kau mengerti?!”

Ditariknya tangan Donghae, raut wajahnya berubah masam. “Memangnya kenapa jika dia tahu kejadian semalam, huh?”

“Ish… sudahlah, aku bilang jangan katakan apapun! Diamlah dan cepat pulang sana!” Gadis itu lantas membuka pintu mobil Donghae dan mendorong pria itu untuk masuk ke dalam mobilnya.

“Ya! Ya! YA!” Teriak Donghae, tak terima dengan perlakuan Miyoung.

Miyoung meringis pelan, di gosok-gosokkannya kedua telapak tangannya tepat di hadapan wajahnya, ia beberapa kali mengangguk cepat dan buru-buru berbalik kembali ke arah rumahnya lagi.

“Ya! Shim Miyoung! YA!” Teriak Donghae, namun tak di gubrisnya oleh gadis itu. “YAA! Haish…!” Donghae memukul frustrasi stir mobilnya. Benar-benar merasa marah dan kesal karena Miyoung berusaha untuk menjauhkan dirinya.

Pikiran Donghae kembali berkelana pada kejadian beberapa menit yang lalu, dimana saat Kyuhyun keluar dari dalam rumah Miyoung dan bagaimana sikap pria itu kepada Miyoung membuat hati Donghae tiba-tiba saja seperti terbakar kobaran api yang begitu panas.

Kemuraman jelas terlihat di wajahnya yang tampan dan cengkraman tangannya pada stir mobil di hadapannya pun mengerat.

“Sebenarnya… hubungan apa yang mereka miliki? Haish, Shim Miyoung, kau benar-benar!”

Donghae menggerutu kesal seraya mengacak rambutnya kasar, ia mengalihkan tatapannya kembali pada rumah Miyoung dan sudah tak dapat melihat Kyuhyun dan Miyoung lagi.

Mungkin, kedua orang itu telah masuk ke dalam rumah. Dan kata-kata Miyoung mengenai seorang pria yang selalu menemaninya setiap malam pun kembali terngiang di dalam benaknya.

‘Aku katakan padamu, Dr.Lee! Aku tidak tinggal sendirian di rumah ini! Ada seorang pria tampan dan sexy yang selalu menemani tidurku setiap malam! Kau puas mendengarnya?!’

“Argh! Jinja! Shim Miyoung, kenapa kau harus benar-benar memiliki hubungan dengan pria-pria di sekitarku, eoh?! Argh!!” Geramnya, kesal dengan kenyataan bahwa gadis yang sejak dulu di perhatikannya itu rupanya telah lebih dulu memiliki sebuah hubungan dengan kedua orang terdekatnya.

Yang satu adalah Lee Hyukjae, sahabatnya. Sedangkan yang satu lagi, Cho Kyuhyun, pria yang tak lain adalah sepupu jauhnya.

Sebenarnya ada apa ini?! Kenapa Miyoung harus memiliki hubungan dengan pria-pria yang justru ada di sekitar dirinya?! Apakah takdir tengah berusaha mempermainkannya saat ini?!

©Hello, Mr.Stranger!©

Kyuhyun meneguk cepat sebotol orange juice yang ia ambil dari dalam lemari es Miyoung. Ia menarik sebuah kursi di hadapan Miyoung, sementara gadis itu terlihat mengendus dirinya sendiri, memastikan jika bau alkohol di tubuhnya tak terlalu tercium lagi.

“Kau belum menjawab pertanyaanku, apakah kau berkencan dengan Donghae?” Kyuhyun mulai siap untuk menginterogasi Miyoung dengan segala pertanyaan yang sejak semalam berputar dalam pikirannya.

“Tidak. Dia hanya seorang Dokter baru di panti jompo. Memangnya Kangin Oppa tidak memberitahu hal itu? Kupikir… jika dia memang adalah sepupumu, kau mungkin saja tahu akan hal itu…” Jelas Miyoung seraya meraih botol juice yang di pegang Kyuhyun dan tanpa sungkan meneguk sisanya.

“Aku tahu soal itu, tapi aku tidak menyangka jika kalian memiliki hubungan sedekat itu… sampai-sampai… kalian harus pulang bersama-sama di pagi hari seperti tadi!”

Miyoung memutar kedua matanya. “Jangan berlebihan! Dia hanya mengantarku pulang saja! Kau lihat sendiri bagaimana keadaanku kan?”

“Jadi, kau mabuk berat semalam dan dia hanya berusaha menolongmu, begitu?”

“Kurang lebih… ya… seperti itu.” Miyoung menggedikkan bahunya dengan acuh, dia tak berniat menceritakan setiap detail kejadian semalam. Bisa marah besar pria di hadapannya ini jika dia tahu bahwa Miyoung bahkan menginap di rumah Donghae dan pria itu juga telah membantunya mengganti pakaian. Dengan kata lain, Miyoung tak ingin jika sampai Kyuhyun tahu kejadian yang sebenarnya!

Kyuhyun melayangkan tatapan mengintimidasi yang menjadi andalannya itu. Dia tahu jika Miyoung pun selalu tak suka jika Kyuhyun menatapnya seperti, tapi tak apalah, dia hanya merasa khawatir dengan gadis di hadapannya ini. Gadis yang telah di anggapnya sebagai adiknya sendiri.

“Baiklah… untuk kali ini aku akan mempercayaimu.” Miyoung menghela nafas lega secara diam-diam. “Tapi, tidak untuk lain kali! Kau mengerti?! Jika aku menemukan kau ternyata berkencan dengannya, maka habislah kau!” Ancam Kyuhyun, bersikap marah layaknya seorang kakak lelaki Miyoung.

Miyoung mengangguk tanpa penuh minat. “Aku mengerti… aku mengerti…” Sahutnya.
“Tapi, memangnya kenapa jika aku berkencan dengan, Dr.Lee? Kurasa… dia cukup tampan juga…” Ujarnya mengakui ketampanan Donghae.

“Jadi, kau benar-benar berkencan dengan pria itu?!” Kyuhyun kembali meninggikan nada suaranya.

“Eh? Ah, tidak… tidak… maksudku, aku hanya penasaran saja, kenapa kau begitu tak suka jika aku berkencan dengannya? Hanya itu… ya… well… dia kan sepupumu, jadi kenapa kau tidak suka jika aku berkencan dengannya?” Tanya Miyoung kemudian, meralat ucapannya.

“Dia bukan lelaki baik-baik, Youngie-ya. Kau mungkin saja akan terluka jika berkencan dengan pria sepertinya…”

“Huh?” Miyoung memandang Kyuhyun dengan tatapan cengo. “Heool! Seperti kau lelaki baik saja! Memangnya, siapa yang dulu membuatku menangis selama berhari-hari karena dia membuatku patah hati, eoh?” Dia jelas tengah menyindir Kyuhyun sekarang.

Masih tersimpan jelas kenangan lama itu, saat dimana Ahra pertama kali mempertemukan mereka berdua dan pada akhirnya mereka berkencan sebelum akhirnya memilih untuk mengakhiri hubungan mereka tepat setelah satu tahun berpacaran.

“Oh ayolah, Youngie-ya… haruskah kita membahas hal itu lagi? Baiklah… aku minta maaf karena telah melakukan semua itu. Tapi serius, aku benar-benar peduli padamu! Aku tak ingin jika sampai kau memilih pria yang salah seperti Lee Donghae! Dia bukan lelaki baik-baik seperti yang kau kira, Youngie-ya…”

Miyoung sejenak terdiam, memperhatikan raut penyesalan sekaligus kesungguhan di wajah Kyuhyun dan dia sesaat kemudian menghela nafas panjang.

“Aku mengerti… maaf, karena sudah mengungkit masalah itu.” Ujarnya kemudian.

“Ah.. sudahlah, lebih baik kau mandi sana! Tubuhmu benar-benar bau alkohol!”

“Apa? Haish… kau mengejekku, eoh?!” Miyoung berpura-pura seperti akan memukul pria di hadapannya itu.

Kyuhyun hanya menaikkan kedua bahunya tanpa peduli. “Ah iya… akhir bulan ini, aku akan jadi ke Roma untuk perjalanan bisnis… kau baik-baiklah di sini, hm?”

Miyoung berdecak keras. “Kau pikir aku anak kecil?! Lagipula, ada apa dengan dirimu?! Aku memang sudah terbiasa tinggal di rumah ini! Aku justru terkejut saat melihatmu datang sepagi ini ke rumahku!” Sahutnya mencibir.

“Jangan macam-macam denganku, Shim Miyoung. Aku memiliki kunci ganda rumah ini! Jadi, jangan kau pikir kau bisa menyembunyikan seorang pria brengsek di rumah ini!”

“Apa? Ck! Kau seperti seorang Ayah yang menghukum anak gadisnya saja! Keterlaluan!” Gerutu Miyoung kesal.

“Faktanya, aku memang sudah seperti kakakmu sendiri! Aku bahkan selalu pusing saat harus mendengar Ahra noona bercerita padaku dan memintaku untuk cepat-cepat mencarikan jodoh untukmu!”

“Apa?! Omong kosong! Ahra Eonni bahkan tidak memiliki kemajuan sama sekali dengan Yunho Oppa, bagaimana bisa dia mengatakan hal-hal seperti itu padamu?”

“Well… kau tahu bagaimana Ahra noona kan?” Balas Kyuhyun sambil menggedikan kedua bahunya.

Miyoung baru saja akan melangkah menuju kamarnya, tetapi ia buru-buru kembali berbalik dan duduk di hadapan Kyuhyun. “Oh iya, Kyuhyun-ah… err… apakah, kau tidak bisa mengajakku untuk ikut ke Roma? Ayolah… aku sudah lama tidak pernah pergi ke sana…” Bujuk Miyoung kemudian, mulai mengeluarkan aegyo-nya di hadapan Kyuhyun.

Tetapi, bukan Cho Kyuhyun namanya jika mudah terbujuk begitu saja. “Tidak!”

“Apa?! Ya! Kau keterlaluan sekali pada sahabatmu ini!”

“Sekali tidak tetap saja tidak! Anggap saja ini hukuman untukmu karena sudah mabuk-mabukan seperti orang gila!” Kyuhyun lantas menoyor kepala Miyoung dan beranjak dari duduknya, berjalan menuju ruang tv.

Miyoung menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal, mulutnya berkomat-kamit seperti tengah mengeluarkan segala umpatan kasar yang tentu saja takkan berani ia lontarkan pada Kyuhyun.

“Ya! Cho Kyuhyun! Lihat saja nanti! Kau akan bertemu dengan seorang gadis yang akan berhasil menaklukanmu dan membuatmu bertekuk lutut di hadapannya! Aku bersungguh-sungguh! Dia akan membuat sifat menyebalkanmu ini hilang!” Teriak Miyoung, seolah-olah tengah menyumpahi pria itu.

Kyuhyun kembali muncul dari arah ruang tv. “Itu tidak mungkin… kau tahu bagaimana sikapku pada para gadis kan?” Balas Kyuhyun, penuh percaya diri.

“Ohh… lihat saja nanti! Terkadang, kenyataan memang takkan pernah sesuai dengan apa yang kau harapkan, Cho Kyuhyun!” Sahut Miyoung sengit.

“Ck, kau terlalu percaya diri!” Cibir Kyuhyun seraya berlalu pergi.

Miyoung hanya bisa menggerutu kesal karena sikap Kyuhyun yang penuh percaya diri itu. Well, gadis ini memang tahu betul bagaimana sikap Kyuhyun. Tetapi, dalam hati dia hanya berharap, jika suatu saat nanti akan muncul seorang gadis yang akan berhasil mencairkan hati Kyuhyun yang telah membeku itu.

Dia percaya hari itu akan datang, sementara di sisi lain, Kyuhyun tak pernah menganggap serius apa yang di katakan Miyoung tadi.

Pria ini tak akan pernah menyadari, jika sosok gadis itu sebenarnya telah menanti dirinya di suatu tempat yang masih tersembunyi. Hanya tinggal menunggu waktu dan mereka berdua akan di pertemukan oleh sebuah takdir.

©Hello, Mr.Stranger!©

Donghae membolak-balikkan tubuhnya di atas ranjang, sesekali beranjak dari ranjangnya dan melakukan beberapa peregangan otot seraya berlari di tempat.

Entah apa yang di lakukan pria ini, tetapi sesungguhnya, pria ini tengah berusaha untuk mengenyahkan segala hal yang kini mengusik pikirannya.

Beruntung hari ini dia tak pernah pergi ke panti jompo, tapi karena tidak ada pelampiasan lain yang dapat ia lakukan, maka ia hanya dapat melakukan hal-hal bodoh seperti ini.

Langit di luar sana sudah nampak menggelap, tetapi Donghae belum juga mendapatkan ketenangannya. Semua kejadian tadi pagi, begitu terserap rapih dalam benaknya dan alhasil pria ini malah merasa kesal dengan semua itu.

Membayangkan kedekatan di antara Kyuhyun dan Miyoung, jelas saja bukanlah sesuatu yang ia harapkan. Dan karena hal inilah, Donghae menjadi merasa tak tenang dan terus merasa gelisah seharian ini.

Berulang kali dia berusaha untuk mengalihkan perhatiannya, mulai dari mandi, mencuci piring sendiri, mendengarkan lagu dan bahkan melakukan hal-hal yang tak berguna, namun tetap saja ia tak bisa menghilangkan semua ingatan itu.

Seakan-akan, sosok Miyoung dan Kyuhyun selalu berputar-putar dalam kepalanya, terus menghantui pikirannya dan membuatnya semakin geram setiap kali mengingatnya.

“Argh! Sebenarnya ada apa denganku?! Kenapa aku harus memikirkan mereka berdua?!” Gerutunya kesal, ia menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang.

Donghae menatap langit-langit kamarnya dan entah kenapa, tiba-tiba saja wajah Miyoung yang tengah tersenyum terlintas begitu saja dalam benaknya. Namun sedetik kemudian, dia melihat sosok Kyuhyun yang muncul di belakang gadis itu dan memeluknya dengan erat.

“Argh, TIDAK!” Teriaknya begitu frustrasi. Ia beranjak kembali dari posisinya dan segera meraih jaketnya lalu melangkah secepat mungkin menuju garasi mobilnya. “Aku tidak bisa terus seperti ini! Tidak peduli apakah mereka berpacaran atau tidak! Pokoknya aku tidak akan membiarkan mereka berduaan malam ini!”

Ia kemudian mulai menyalakan mesin mobilnya dan tak butuh waktu lama untuknya agar bisa melajukan mobilnya dengan cepat, membelah jalanan kota yang masih nampak ramai.

©Hello, Mr.Stranger!©

Miyoung sedang memindah-mindahkan secara asal chanel tv yang di tontonnya itu. Dia mulai menguap beberapa kali, menandakan jika dia mulai bosan dan mengantuk.

Kyuhyun telah kembali ke Seoul karena ada panggilan meeting mendadak dari Kangin dan Miyoung benar-benar dapat bernafas lega, karena akhirnya ‘pria pengatur’ itu pergi juga dari rumahnya.

Dia baru saja mematikan tv-nya, tetapi sebuah ketukan keras secara berulang terdengar. Miyoung mengerutkan keningnya, berjalan menuju arah pintu dan sesaat melirik ke arah monitor di samping pintunya itu.

“Huh? Untuk apa dia berada di rumahku semalam ini?” Pikir Miyoung dengan keningnya yang mengkerut. Ya, pria itu siapa lagi jika bukan Lee Donghae?

Suara ketukan pintu yang terkesan tak sabaran dan terburu-buru itu kembali terdengar dan Miyoung memutar matanya dengan jengah.

Dengan segera ia membuka pintu tersebut, tak ingin jika sampai perbuatan Donghae dapat membuat para tetangganya terganggu dengan suara gaduh yang di timbulkan.

“Apa yang kau lakukan di tempatku, huh?!” Seru Miyoung setelah membuka pintunya.

Namun, bukannya mendapat jawaban dari pria di hadapannya ini, Miyoung justru dapat merasakan bibir Donghae yang mendarat tepat di atas bibirnya, menciumnya dengan cukup lama.

Membiarkan Miyoung yang hanya dapat mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, terlalu terkejut dengan apa yang di lakukan Donghae secara tiba-tiba itu.

Perlahan, Donghae mulai melepaskan ciumannya dan menjauhi wajah Miyoung. Kedua matanya menatap lekat wajah Miyoung dan sedetik kemudian dia telah menggenggam erat pergelangan tangan Miyoung.

“Ayo, ikut aku!”

“Eh?”

Sret!

Donghae tak mempedulikan kebingungan Miyoung, dia hanya terus menarik gadis itu dan membawanya untuk masuk ke dalam mobilnya. Sesaat kemudian, mobilnya telah melaju cepat meninggalkan kawasan rumah Miyoung.

To Be Continued…

Note : Aloohhaaa, My Lovely Readers… ^o^ Kyaaa… akhirnya bisa update ff lagi… #fiuh #lapkeringet. Maaf yaa… kalo misalkan updatenya agak lama atau malah kecepetan? #eh? Hehehehe

Maklum, saya lagi sibuk sama kerjaan… jadi agak susah buat lanjutin ff… pulang ke rumah pasti ending2nya tepar juga… Wkwkwkwkwk

Tapi, mudah2an part ini dapat menghibur para My Lovely Readers yaa… dan seperti biasa, untuk makanan sehari-hari sang author… jangan lupa ya untuk komentarnya… di like juga boleh kalo emang suka sama ceritanya… ^____^

Dan buat yang nunggu lanjutan Egoistic Man + The Dark Side, tunggu yaa… aku usahain buat bisa update cepet juga kayak ff Hello, Mr. Stranger ini… Hohohoho