Dangerously in Love (#8th)

Tittle                       : Dangerously in Love

Author                    : NtaKyung

Art Poster              : NtaKyung

Main Casts             : Cho Kyuhyun and Kim Haneul

Other Casts            : Lee Donghae and Shim Miyoung

Length                     : Series [On Writing]

Genre                      : Drama, Fantasy, Friendship, Romance, Supernatural

Rating                     : PG-15

Disclaimer              : Seluruh cast dalam ff ini adalah milik Tuhan, orang tua dan mereka sendiri! Tapi isi dalam cerita ini semuanya milik saya! So, Don’t BASH!!

®Dangerously in Love®

Dengan nafas tersenggal-senggal, Donghae langsung memasuki kantor polisi dan bersiap untuk ‘memburu’ sang petugas polisi dengan pertanyaannya, namun  belum sempat pria ini mengerluarkan suaranya, tatapan matanya langsung tertuju pada sosok Miyoung yang tengah duduk membisu di hadapan sang petugas polisi lainnya.

Tak ada kecemasan dalam wajah gadis itu, ekspresinya begitu datar, seolah-olah gadis ini bukanlah gadis yang tadi sempat menelepon dan meminta pertolongannya. Namun, ketika tatapannya beralih pada jari-jari Miyoung, gadis itu tampak memainkannya dengan sedikit gemetar, hal yang biasa Miyoung lakukan ketika dirinya merasa tertekan dan cemas.

Donghae jelas mengetahuinya karena ia telah mengenal gadis ini begitu lama. Dan harus ia akui, ini bukanlah pertama kalinya ia mendapati Miyoung tengah berada di kantor polisi. Ini sudah biasa terjadi pada gadis itu, tetapi tidak dalam jangka waktu 3 tahun ke belakang ini. Karena itu, ia begitu terkejut begitu mendengar Miyoung berada di kantor polisi saat ini, seolah kejadian beberapa tahun lalu kembali terulang dalam benaknya.

“Sebenarnya apa yang kita tunggu di sini?! Sudah kukatakan, dia adalah gadis jalang! Dia sendiri yang merayuku dan merangkak ke atas ranjangku, tetapi sedetik kemudian dia segera menyerangku seperti gadis kerasukan! Benar-benar gadis gila!” teriakan pria yang duduk di samping Miyoung, segera mengalihkan perhatian Donghae.

Pria ini menyipitkan kedua matanya, merasa tersinggung dengan kata-kata pria itu barusan. Well, walau begitu tetap saja ia tak dapat menahan senyum gelinya saat melihat ‘keadaan’ sang pria itu yang nyaris babak belur dengan luka cakar di sekitar wajah dan lehernya.

‘Setidaknya kau sudah mendapatkan pelajaran lebih dulu! Dasar lelaki hidung belang!’ Donghae menggeram kesal dalam hatinya.

“Tenang tuan, kau harus tetap tenang… setidaknya biarkan gadis ini berbicara,” tunjuk salah satu petugas polisi di hadapan pria itu. Ia melirik pada Miyoung, merasa tak tega saat sosok gadis cantik itu hanya tetap terdiam tanpa sedikitpun mengeluarkan pembelaan.

Well, kedua polisi yang berada di hadapan mereka jelas tidak buta. Mereka tentunya lebih memilih mendengarkan Miyoung yang bercerita daripada pria hidung belang dan pemarah seperti dirinya. Lagipula, gadis ini cukup cantik dan cukup layak untuk mereka bela, well, sekali lagi, para polisi itu tidak buta! Dan mereka setidaknya bisa mencuri perhatian gadis itu dengan bersikap baik kepadanya!

“Nah, nona.. sekarang ceritakanlah apa yang sebenarnya terjadi, kami perlu mendengar keterangan darimu juga.” tutur lembut salah satu polisi, memasang senyum seramah dan selembut mungkin, tanpa dia sadari, Donghae berdecak sebal, merasa jijik dengan tingkah laku kedua polisi itu.

“Tidak perlu bertanya kepadanya lagi! Gadis ini jelas adalah gadis jalang!” teriak pria itu dengan murka, melotot galak pada Miyoung.

Kedua polisi itu serentak menoleh padanya, terlihat mendengus kesal karena pria itu seolah bersikap bak raja yang dapat memerintah siapapun. Sama halnya seperti polisi itu, Donghae melotot kesal dan ia mulai melangkahkan kakinya, lalu pada detik selanjutnya dia segera melayangkan tinjunya pada wajah pria itu.

Bugh!

Pria itu tersungkur ke atas meja sembari memegangi pipinya yang lebam, ia meringis dan segera menoleh ke belakang untuk melihat siapa ‘pelaku’ yang telah menyerangnya secara tiba-tiba itu.

“Apa yang kau lakukan?!” geram pria itu seraya beranjak dari duduknya, begitu marah saat melihat sosok Donghae yang menatapnya dengan santai.

Sang polisi ikut beranjak dari tempatnya, menaikkan kedua tangan mereka untuk memberi isyarat kepada kedua orang itu untuk tidak membuat keributan di kantor polisi.

“Jangan membuat keributan di sini!” sela salah satu polisi dengan tampang garangnya. Ia melirik pada Donghae, “Kenapa kau memukulnya, tuan?!”

Donghae sekali lagi berdecak sebal, “Karena aku tidak suka mendengar pria itu terus saja menyebut kekasihku sebagai gadis jalang!” seru Donghae marah.

Kedua polisi itu terdiam sejenak, mencerna setiap kata yang di lontarkan pria itu, sebelum akhirnya mereka paham dengan maksudnya, lalu melirik cepat pada sosok Miyoung dan Donghae secara bergantian.

“Anda kekasihnya?” serempak kedua polisi itu bertanya di saat yang bersamaan.

Lalu dengan angkuh Donghae melipat kedua tangannya, sedikit memamerkan sifat arogan yang sebenarnya jarang di perlihatkan pria berparas tampan ini.

“Seperti yang kau dengar, aku adalah kekasihnya.. oh, dan sepertinya aku lupa mengatakan sesuatu pada kalian… Aku adalah Lee Donghae, aku datang kemari untuk mengurus masalah kekasihku ini.”

Dan pria yang sejak tadi memandangnya dengan penuh kebencian itu, mulai tergagap di tempatnya, kedua matanya membulat dan nyaris melompat keluar dari kelopak matanya. “L-Lee Donghae? Penerus satu-satunya dari perusahaan… Lee Cooperation?!” ujar pria itu dengan terbata-bata.

Donghae tak menjawab, hanya mendelik pria itu dengan tajam, sementara kedua polisi itu pun terlihat sama-sama terkejut. Kebingungan di wajah mereka seketika berganti.

Rasa hormat jelas di perlihatkan oleh kedua polisi ini. Jelas saja, pria di hadapan mereka saat ini kelak akan menjadi salah satu pemiliki perusahaan terbesar di Korea. Dan tentu saja mereka tidak dapat menganggap pria muda yang satu ini.

Donghae hanya mengabaikan tatapan terkejut mereka, ia lantas berjongkok di sisi Miyoung dan merengkuh tangan gadis dengan lembut, menyadarkan Miyoung dari lamunannya.

Tatapan kosong gadis itu berganti, sedikit terkejut dengan kedatangan Donghae yang lebih cepat dari perkiraannya. “Donghae-ya…” bisiknya nyaris tak bersuara, seolah menahan suara isak tangisnya.

Donghae tersenyum hangat kepadanya, berusaha menenangkan gadis itu. “Hei, aku datang, Young.” jawabnya dan tanpa sadar Miyoung mulai menangis, membuat Donghae tak tahan untuk segera memeluknya dengan erat. “Tidak apa-apa… aku di sini sekarang… semuanya baik-baik saja, Young.” bisiknya lembut.

®Dangerously in Love®

Haneul bergerak tak nyaman di tempat duduknya, sesekali ia mencuri pandang pada sosok Kyuhyun yang duduk di sampingnya, terlihat fokus pada setir mobilnya, atau mungkin lebih tepatnya, pria ini memang mengabaikan keberadaannya, setidaknya itu yang Haneul pikirkan.

Bagaimana tidak? Sejak mereka meninggalkan kawasan rumahnya, beralih menaiki pesawat hingga ke pulau Jeju dan sekarang pergi menuju Villa yang telah di siapkan untuk mereka tinggal selama beberapa hari di Jeju, Cho Kyuhyun tak sedikitpun mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya! Bibir pria ini seolah terkunci rapat, seakan-akan tak ada sedikitpun hal yang ingin pria itu jelaskan kepadanya.

Padahal, Haneul jelas-jelas memiliki ribuan pertanyaan dalam benaknya tentang pria ini. Tapi sepertinya dia harus menyerah, memilih untuk diam seperti Kyuhyun, rasa-rasanya adalah pilihan yang paling tepat.

“Katakan saja,” suara Kyuhyun tiba-tiba memecah kesunyian yang ada, cukup mengejutkan Haneul dan membuat gadis itu menoleh kepadanya dengan tatapan melongo.

“Kau baru saja mengatakan sesuatu?” tanya Haneul, terlihat kebingungan.

Kyuhyun tak menoleh kepadanya, tetapi pria itu menghela nafas panjang. “Aku tahu apa yang ada di dalam pikiranmu, jadi jika kau ingin menanyakan sesuatu kepadaku… katakan saja!” ujar Kyuhyun kemudian.

Bukan bermaksud menyombongkan diri, tetapi karena dirinya merasa terlalu risih untuk terus dan terus memperhatikan Haneul yang duduk tak nyaman di sampingnya. Terlebih, ‘suara hati’ Haneul terus berputar-putar dalam pikiran dan indera pendengarannya.

Sebenarnya Kyuhyun tak bermaksud mengatakan itu, tetapi salahkan kemampuan ‘Sixth Sense-nya’ yang mampu mendengarkan ‘suara hati’ gadis ini. Meskipun sebenarnya dia tak memiliki sedikitpun keinginan untuk mengetahui hal apa yang di pikirkan Haneul, tapi tetap saja, kemampuan anehnya ini membuat indera pendengarannya lebih tajam daripada manusia pada umumnya.

Sementara itu, Haneul masih mengerjap di tempatnya, sedikit terkejut sekaligus bingung karena Kyuhyun dapat menebak apa yang tengah di pikirkannya saat ini. Seketika imajinasi gadis ini berkelana jauh, membayangkan beratus-ratus film fantasy ataupun novel yang sering di bacanya.

“Kyuhyun-ssi, kau… bukan seorang Vampire kan?” dan dari sekian banyak pertanyaan yang berputar dalam benaknya, pertanyaan bodoh itulah yang justru terlontar dari mulutnya. Haneul bahkan segera merutuki dirinya sendiri karena sempat-sempatnya berpikir hal yang tidak-tidak tentang pria di sampingnya ini. Bukan sesuatu yang tidak-tidak, tetapi jelas-jelas adalah sesuatu yang mustahil.

Vampire? Benar-benar pertanyaan yang bodoh!

Namun di luar dugaan, bukannya terlihat bingung ataupun kesal karena pertanyaan bodoh yang di layangkan Haneul. Kyuhyun justru malah tertawa kencang, kembali mengejutkan Haneul karena pria ini memberikan reaksi yang jauh berbeda dari yang di bayangkan.

Kyuhyun masih tertawa keras, menoleh sebentar pada Haneul yang kini terlihat meringis pelan, merutuki pertanyaan bodohnya itu.

“Kurasa kau terlalu banyak mengkonsumsi cerita fantasy, nona Kim! Bagaimana mungkin kau bisa berpikir aku seorang Vampire?” canda Kyuhyun, kembali tertawa sambil berusaha keras untuk tetap menatap fokus ke jalanan.

Haneul merenggut kesal, sedikit tersinggung dengan reaksi Kyuhyun sekarang. Well, yeah… harus dia akui, jika pertanyaannya itu benar-benar tidak masuk akal! Tapi haruskah pria ini tertawa sekeras itu di hadapannya? Reaksinya seolah berkata jika hal yang di pertanyakan Haneul tadi memang benar-benar suatu hal yang konyol!

“Senang bisa menghiburmu, Kyuhyun-ssi!” balas Haneul ketus, mengalihkan perhatiannya ke luar jendela.

“Well, terima kasih…” senyum Kyuhyun dengan santai, mencoba untuk meredakan tawanya yang tersisa. “Tapi serius, bagaimana mungkin kau berpikir aku adalah seorang Vampire?” tanya Kyuhyun kemudian, tiba-tiba saja merasa tertarik dengan pemikiran Haneul itu.

Haneul bergeser sedikit di tempatnya, kembali menoleh pada Kyuhyun. Benaknya mulai mengumpulkan satu per-satu memori ingatannya tentang sosok Kyuhyun, tentang dirinya yang selalu muncul di setiap kali ia membutuhkan pertolongan seseorang.

“Kupikir ada banyak alasan kenapa aku mengatakan hal itu,” ujar Haneul menggantung dan Kyuhyun terlihat menaikkan sebelah alisnya, secara bergantian kini pria itu lah yang terlihat bingung.

“Apa maksudmu?” tanya Kyuhyun penasaran.

Haneul masih terdiam, otaknya kini di penuhi setiap momen yang ia lewati bersama pria ini. Dari pertama kali mereka bertemu hingga membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama, lalu berakhir dengan kenyataan bahwa sosok Kyuhyun bukanlah sosok yang selama ini di bayangkannya. Meskipun begitu, ia tak bisa sepenuhnya membohongi dirinya sendiri, bahwa sebenarnya ia pun masih begitu memiliki perasaan yang kuat terhadap pria bermarga Cho ini.

“Kyuhyun-ssi, boleh aku bertanya sesuatu?” nada suara Haneul berubah serius dan hal ini jelas semakin membuat Kyuhyun bingung sekaligus penasaran.

“Apa?”

“Kenapa kau selalu muncul dengan tiba-tiba di hadapanku?” dan akhirnya, Haneul berani mengungkapkan pertanyaan yang berputar-putar dalam benaknya. “Kau selalu hadir di saat aku membutuhkan seseorang dan kau bahkan bisa mengetahui isi hatiku… siapa kau sebenarnya?”

Deg!

Ucapan Haneul sukses membuat detak jantung Kyuhyun seolah berhenti. Genggaman jari-jarinya pada setir mobil mengeras dan bahunya pun tampak menegang.

Tak ada hal yang dapat Kyuhyun katakan untuk menjawab pertanyaan gadis itu. Selama ini dia jelas merasa terganggu dengan kehadiran gadis ini, tetapi ia pun tak dapat memungkiri jika pertemuan merekapun, terkadang terjadi secara sebetulan dan terkadang, hal itu terjadi karena… kemampuan ‘Sixth Sense’-nya.

Suatu hal yang mustahil jika Kyuhyun mengatakan pada gadis itu, bahwa dia dapat melihat sesuatu yang tak dapat di lihat manusia pada umumnya. Belum lagi, dia dapat mendengar suara hati seseorang serta membaca pikiran ataupun masa lalu mereka saat bersentuhan secara fisik dengan orang tersebut.

Tapi dengan Haneul? Dia tak dapat menjelaskan semua itu, di saat berjauhan dengan gadis ini, dia bahkan pernah mendapat ‘penglihatan’ tentang hal apa yang akan terjadi pada gadis ini, sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya! Selama ini dia tak pernah mendapatkan hal-hal seperti itu, tetapi bagaimana mungkin… terhadap Haneul begitu berbeda?

Kyuhyun berdeham pelan, merasa tak ingin melanjutkan topik pembicaraan ini. “Kurasa, itu hanya perasaanmu saja… semuanya terjadi secara kebetulan.” cetus Kyuhyun.

Dengan setengah hati, Haneul menarik sudut bibirnya, tersenyum kecut. Seperti yang dia duga, jawaban Kyuhyun benar-benar sama persis dengan apa yang di pikirkannya.

Lagipula, apa yang ia harapkan? Hanya karena sebuah ciuman singkat malam itu, bukan berarti Kyuhyun mulai merasakan hal yang sama sepertinya bukan? Hal itu jelas-jelas tidak mungkin terjadi! Pria itu jelas membencinya!

Dan setelah itu, keheningan kembali menyelimuti keduanya. Mereka sama-sama tenggelam dalam pikiran masing-masing, berusaha sebisa mungkin untuk mengabaikan keberadaan satu sama lain.

®Dangerously in Love®

Donghae meletakkan segelas teh hangat ke hadapan Miyoung dan gadis itu masih membisu di tempatnya, terlalu enggan untuk mengatakan sepatah kata apapun.

“Kau baik-baik saja, Young?” tanya Donghae kemudian, memilih duduk di sampingnya dan menyadarkan Miyoung dari lamunan sesaatnya. “Mau menceritakan hal yang sebenarnya terjadi?”

Miyoung mulai meraih gelas berisi teh panas itu, melingkarkan jemarinya di sana dan mulai meresapi kehangatan yang perlahan menjalar di sekitar telapak tangannya. “Aku pikir ini tidak akan terjadi, tetapi… ternyata aku masih terlalu payah untuk mengontrol diriku.”

Kedua mata Donghae bergerak, mengamati setiap pergerakan yang di lakukan Miyoung. Dia jelas paham dengan maksud ucapan Miyoung itu, tetapi dia pun tak habis pikir dengan hal ini, sudah begitu lama Miyoung tak pernah seperti ini lagi, tetapi kenapa mendadak ‘penyakit lama’ gadis itu kembali kambuh?

“Siapa yang mengusulkanmu untuk bertemu dengan pria sialan hidung belang itu?!” tanya Donghae kemudian, terlihat kesal saat harus mengingat pria menyebalkan itu lagi.

“Kakek,” jawab Miyoung langsung. “Dia ingin aku bertemu dengannya, kau jelas mengerti apa maksud pertemuan itu kan?”

Dan Donghae terlihat semakin kesal saat mendengar jawaban Miyoung ini, dia mengusap wajahnya dengan cepat. “Pria tua itu, melakukannya?! Ck! Tidak bisakah dia membiarkan kau dan Kyuhyun menentukan pilihan masing-masing?! Benar-benar pria kolot!”

Miyoung menaikkan kedua bahunya dengan acuh, kembali menjadi sosok Miyoung yang tak terlalu peduli. Dan setidaknya Donghae harus bersyukur dengan hal itu, dia benar-benar merasa tak tega ketika melihat Miyoung menangis seperti tadi.

Rasa-rasanya, dia ingin menghancurkan siapapun yang telah membuat Miyoung menangis histeris sampai seperti itu! Seandainya saja tadi mereka bukan di kantor polisi, mungkin dia sudah menghajar habis-habisan pria menyebalkan itu!

“Jadi, apa yang di lakukan pria itu?” tanya Donghae lagi, ia kembali teringat dengan hal yang di katakan pria tadi. “Ehm… apakah pria itu mengatakan yang sesungguhnya? Err… maksudku,”

“Dia mengatakan yang sebenarnya,” sela Miyoung cepat, kembali mengingat kejadian siang tadi. Saat di mana dirinya bertemu dengan pria itu pertama kali di hotel restoran kemudian berlanjut dengan masuk ke dalam kamar pria itu.

Kedua mata Donghae membulat sempurna, “Kau serius?!”

“Tidak sepenuhnya… aku hanya mengingat jika aku memang masuk ke dalam kamarnya, tapi setelah itu aku tidak ingat apapun. Sebuah roh masuk ke dalam tubuhku, aku juga tidak mengerti, kenapa roh itu bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuhku, bahkan di saat aku sedang dalam kesadaran penuh! Dan yang selanjutnya terjadi, aku tersadar saat pria itu hendak..” Miyoung menghentikan penjelasannya, lidahnya terlalu kelu dan bibirnya tampak mengejur kaku.

Donghae segera mengangguk cepat, memberi isyarat agar Miyoung tak melanjutkannya. “Aku tahu, aku tahu… tidak perlu membicarakannya lagi.” jawabnya dengan cepat.

Pria ini lantas beranjak dari tempatnya, memanggil beberapa orang pelayan seraya memberi intruksi kepada pelayan masing-masing, dan setelah para pelayan itu mulai pergi untuk mengerjakan perintah atasannya itu, Donghae kembali menoleh pada Miyoung.

“Malam ini kau menginap saja di sini, aku tahu mungkin kau sedikit merasa tak nyaman… tapi, kau mungkin merasa lebih tidak nyaman jika malam ini harus bertemu pria tua itu lagi.” ujar Donghae sambil meringis pelan, tersadar jika ‘pria tua’ yang di maksud olehnya adalah sang Kakek dari kedua sahabat terdekatnya, Kyuhyun dan Miyoung.

“Kau benar,” Miyoung mengangguk setuju, menatap sesaat gelas tehnya, sebelum akhirnya kembali menatap Donghae. “Terima kasih untuk semuanya… Donghae-ya…” dan seulas senyuman tulus pun terukir indah di kedua sudut bibir gadis ini.

Membuat Donghae untuk beberapa saat terpaku di tempatnya. Ada sesuatu dalam dirinya yang sedikit bereaksi saat melihat senyuman itu, sebuah senyuman yang jarang di perlihatkan Miyoung, meskipun mereka telah bersahabat sejak bertahun-tahun yang lalu.

Dan entah ini hanya perasaannya saja atau apa, tetapi untuk beberapa saat ia merasa jika Miyoung terlihat begitu cantik saat tersenyum. Tak bisa ia bayangkan, jika Miyoung terus terlihat menawan seperti saat ini, mungkinkah akan ada banyak pria yang mengejarnya?

Tetapi… jika sampai itu terjadi… dapatkah dia benar-benar membayangkannya?

Donghae segera menggelengkan kepalanya dengan cepat, menepis semua pemikiran aneh yang tiba-tiba saja hinggap dalam benaknya. “Haish… apa yang terjadi padaku?” bisiknya.

®Dangerously in Love®

Setelah perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya Kyuhyun dan Haneul tiba di sebuah Villa yang tentu saja merupakan salah satu aset berharga milik keluarga Cho. Oh, dan tentu saja Kyuhyun sudah sangat mengetahui alasan di balik semua rencana ini.

Well, apalagi jika bukan bermaksud mendekatkan dirinya dengan Haneul? Para orang tua itu jelas bersikukuh ingin menjodohkan dia dan Haneul.

“Wah… tempat ini indah sekali…” Haneul menatap takjub ke sekeliling, pantai jelas terlihat mengelilingi Villa tersebut, belum lagi halaman yang cukup luas di penuhi dengan tanaman pantai pada umumnya, terlihat menyenangkan jika mengadakan sebuah pesta barbeque di tempat ini.

Kyuhyun mendengus pelan, melipat kedua tangannya di depan dada. “Apakah kau senang berada di tempat ini?” nada suaranya terdengar menyindir.

Dan hal itu jelas mengalihkan perhatian Haneul, gadis ini menoleh ke arahnya dan senyum di wajah gadis ini pun memudar, tatapan takjubnya berubah datar. “Apa kau keberatan?”

“Aku bahkan tidak peduli dengan hal itu,” balas Kyuhyun sambil menggedikkan bahunya. “Hanya saja… tidakkah kau berpikir jika ini semua yang di inginkan orang tuamu dan juga kakekku?”

“Lalu kau ingin aku bereaksi seperti apa? Berteriak dan menjerit, berharap jika mereka akan berhenti untuk berusaha menjodohkan kita?”

Kyuhyun menyipitkan kedua matanya, menangkap isyarat lain dari kata-kata gadis itu. “Apa kau berharap perjodohan ini berjalan sesuai rencana mereka?” tanyanya dengan nada menuduh.

“Menurutmu?” Haneul balas menatapnya serius, sejujurnya hatinya terasa begitu sakit saat mendengar tuduhan Kyuhyun itu. Dia tahu jika pria itu tak menyukainya, tapi haruskan dia memperjelas semua perasaannya itu? Tidakkah dia bisa memikirkan perasaan Haneul walau sedikit saja?

“Aku tidak pernah menginginkan perjodohan ini sejak awal, Haneul-ssi dan kau tahu hal itu kan? Aku jelas telah mengatakannya padamu malam itu.” ucap Kyuhyun dingin.

Dan rasa sesak itu seketika melanda, menimbulkan efek menyesakkan pada dadanya. Entah sejak kapan atsmosfir di antara mereka berubah, baru saja beberapa waktu yang lalu mereka bisa mengobrol santai di dalam mobil, tetapi apa yang terjadi dengan suasana sekarang?

Melihat reaksi Haneul yang tetap diam tanpa berniat untuk menjawab pertanyaannya tentu saja membuat Kyuhyun merasa kesal sekaligus jengah. Haruskah dia mengulangi semua pernyataannya itu? Dia benar-benar membenci perjodohan ini!

Kyuhyun mendengus kesal, seolah menyindir reaksi Haneul yang tetap diam. “Aku tidak tahu apa yang ada di dalam pikiranmu, tetapi jika kau juga menginginkan perjodohan ini, aku akan-”

“Kurasa satu-satunya orang yang memikirkan perjodohan ini hanyalah dirimu, Kyuhyun-ssi.” Haneul berucap sinis, menyela ucapan Kyuhyun. “Karena pada kenyataannya, aku tidak menganggap ini sebagai upaya kedua orang tuaku untuk mendekatkan diriku dengan pria sepertimu. Aku hanya berpikir ini adalah perjalanan bisnis, tidak lebih.”

Dan Kyuhyun langsung kehilangan kata-katanya, berdiri tak berdaya di tempatnya. Dia tak menyangka jika kata-kata itu akan keluar dari mulut Haneul. Terlebih, apa yang di ucapkan Haneul ada benarnya, dia bahkan yang lebih dulu menyinggung soal pertunangan itu, lalu kenapa dia harus menuduh Haneul?

“Jangan terlalu ambil pusing soal ini, kau hanya perlu mengabaikan keberadaanku di sini dan begitupun denganku, aku akan melakukan hal yang sama. Bukankah itu mudah?” ujar Haneul lagi, ia kemudian mulai menarik koper yang di bawanya dan berjalan menuju teras depan Villa itu, di sambut oleh beberapa pelayan yang sudah bersiap menunggu kedatangan mereka berdua.

Sekali lagi Kyuhyun mendengus kesal, di lihatnya sosok Haneul yang telah terlebih dulu masuk ke dalam Villa –yang jelas-jelas adalah milik keluarganya-, tetapi gadis itu bersikap santai, seolah-olah dia memang tidak peduli tentang tanggapan Kyuhyun terhadapnya!

Sejenak bayangan akan kedekatan di antara Donghae dan Haneul pun kembali melintas di dalam benaknya. Dan harus Kyuhyun akui, jika kedekatan di antara mereka cukup mengusik pikirannya dan tanpa sadar menimbulkan percikan api kecil di dalam hatinya yang lambat laun percikan api itu akan membesar dengan sendirinya.

Kyuhyun menggeram kesal, entah atas dasar apa dia harus merasa semarah ini. Mungkin karena dia tahu maksud sang Kakek yang ingin menjodohkannya dengan Haneul, atau mungkin… kedekatan Donghae dan Haneul? Ah, entahlah!

“Sial! Tidak bisakkah otakku berpikir waras, setiap kali berada di dekat gadis itu?! Dia benar-benar memberi efek buruk dalam diriku!” geram Kyuhyun.

Ia lantas berjalan cepat mengejar langkah Haneul, semua logika dan akal sehatnya seketika lenyap dan hanya tersisa rasa kesal yang memenuhi pikiran dan hatinya.

®Dangerously in Love®

‘Kyuhyun-ah… Ahra-ya… mulai saat ini, Miyoung akan menjadi bagian dari keluarga kita. Bersikap baiklah kepadanya, Kakek ingin kalian menyayanginya sebagai adik kalian sendiri. Arraseo?’

‘Arraseo, Harrabeoji..’

Kedua bocah kecil yang memiliki pautan usia 2 tahun itu, lantas memandang sosok gadis berwajah datar yang tak lain adalah Shim Miyoung. Kyuhyun hanya tersenyum kecil karena telah mengenal gadis itu dari panti rehabilitas. Tetapi tidak dengan Ahra, gadis itu menyipitkan kedua matanya, lalu menggerutu kesal tanpa bersuara.

‘Kyuhyun-ah… ayo kita naik ke atas dan tidur!’ Ahra menarik tangan mungil Kyuhyun, memaksa adiknya untuk ikut dengannya menuju kamar di lantai atas.

Sementara itu, Miyoung kecil hanya terpaku di tempatnya, masih dengan tatapan datarnya, dia hanya tetap memandang Kyuhyun dan Ahra yang telah menjauhinya. Membiarkan dirinya sendiri tanpa siapapun yang menemani, tanpa mereka sadari, bahwa perasaan bocah kecil berwajah datar ini justru merasa tengah terluka dan kesepian.

**********

Suara tawa Kyuhyun dan Ahra terdengar sampai ke telinganya, tetapi tak ada hal yang dapat di lakukan Miyoung selain hanya mengintip keduanya dari kejauhan, tak bermaksud sedikitpun untuk mendekati mereka apalagi bergabung dalam permainan yang terlihat seru itu.

Dengan langkah perlahan, ia lantas mulai menjauhi mereka, merasa tak ada hal yang dapat ia lakukan selain kembali mengurung di dalam kamarnya yang telah di sediakan keluarga Cho untuknya.

Sejujurnya, dia tak pernah tahu alasan kenapa Tn.Cho harus mengangkatnya menjadi bagian dari keluarga Cho. Meskipun begitu, orang-orang tak pernah mengetahuinya, mereka hanya berpikir jika Miyoung adalah salah satu anak dari keluarga jauh Tn.Cho dan di titipkan dalam keluarga Cho.

Tanpa mereka tahu, bahwa gadis kecil itu benar-benar merasa kesepian. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan, keluarga barunya pun tak sedikitpun menyambut hangat kehadirannya, bahkan dengan sosok bocah kecil bernama Cho Kyuhyun itu.

Gadis mungil bernama Shim Miyoung itu hanya selalu mengurung dirinya di dalam kamar. Menangis dalam kurun waktu yang lama, hingga akhirnya dia mulai terlelap dalam tidurnya, lalu terbangun ketika mimpi-mimpi buruk kembali menghantuinya dan sosok mengerikan yang kasat mata itu terus mengganggunya, mengusik ketenangan gadis mungil nan polos itu.

®Dangerously in Love®

Miyoung membuka cepat kedua matanya, lalu menghela nafas sejenak sebelum akhirnya mengusap cepat wajahnya. Dia menggeleng cepat, berusaha mengenyahkan semua memori masa lalu yang entah kenapa, tiba-tiba kembali muncul dalam benaknya.

“Menyebalkan!” desisnya, segera mengibaskan selimut yang di gunakannya lalu beranjak turun dari atas ranjangnya.

Dia berniat mengambil segelas air dingin untuk menjernihkan pikirannya. Akhir-akhir ini dia memang selalu bermimpi kembali tentang masa lalunya yang sangat di bencinya itu!

“Oh? Kau belum tidur?” suara berat Donghae seolah memecah keheningan malam ini.

Miyoung menoleh ke sisi kirinya dan menemukan Donghae yang baru saja berjalan masuk ke dalam dapur, membuka lemari es dan meraih sekaleng minuman bersoda.

“Dan bagaimana denganmu?” Miyoung membalas tanpa menjawab terlebih dulu.

Donghae meneguk sesaat minuman tersebut, sebelum akhirnya ia menghela nafas panjang. “Aku sedang memikirkan seseorang,” jawabnya mengambang.

Miyoung hanya menggedikkan bahunya acuh, mulai menuangkan air dingin ke dalam gelas yang di bawanya. “Haneul?” tebaknya kemudian.

“Kau membaca pikiranku?!” Donghae segera menoleh kepadanya dengan tatapan terkejut, kedua matanya bergerak waspada untuk memperhatikan gerakan tangan Miyoung. “Apa kau menyentuhku tadi?!” tuduhnya.

“Hanya menebak,” jawab Miyoung tanpa peduli dengan reaksi terkejut Donghae. “Sejak awal melihat sikapmu terhadapnya, itu jelas menggambarkan jika kau jatuh cinta kepada gadis bermarga Kim itu.” lanjutnya.

Donghae meringis pelan, “Sejelas itukah?” senyumnya dengan malu-malu.

“Sangat jelas!” jawab Miyoung mempertegas jawabannya dan Donghae membalasnya dengan sebuah helaan nafas panjang. “Kenapa?” tanya Miyoung kemudian.

Donghae menunduk lemas, “Seharusnya malam ini menjadi kencan pertama kami.”

“Oh..” dan itu hanya sebuah jawaban singkat dari Miyoung, membuat Donghae tentu saja kesal dengan jawaban singkat itu.

“Tidak bisakah kau menanggapinya dengan serius?! Aku nyaris berkencan dengan gadis yang aku cintai, tapi… tapi semua itu harus gagal.” cerocos Donghae, tak peduli dengan tanggapan Miyoung yang begitu acuh.

“Kau hanya perlu mengajaknya untuk kembali berkencan.” jawab Miyoung sekenanya dan ketika ia berniat untuk meneguk kembali air dinginya, sebuah penglihatan tiba-tiba melintas dalam ‘penglihatannya’.

Seluruh jiwanya seolah tersedot ke dalam mesin waktu, rohnya melayang dan semua itu terasa sangat jelas. Suara percakapan mereka, posisi mereka yang begitu dekat sampai pada akhirnya keduanya saling menatap satu sama lain, terlalu terbawa suasana di tempat itu, lalu… “TIDAK!” Miyoung seketika menjerit, memejamkan kedua matanya dengan cepat.

Terkejut dengan teriakan Miyoung yang tiba-tiba, Donghae segera mendekatinya. “A-apa yang terjadi, Miyoung-ah?” tanyanya, berniat untuk menyentuh gadis itu.

Tetapi dengan cepat Miyoung menggeleng dan menjauh dari jangkauannya. Dengan kedua mata yang masih terpejam, Miyoung memegangi keningnya, mengatur nafasnya yang entah sejak kapan berubah menjadi tersenggal-senggal dan ketika dia sudah cukup tenang, gadis ini lantas menoleh pada Donghae.

“Apa kau tahu dimana gadis bermarga Kim itu sekarang?” tanyanya cepat.

“Haneul maksudmu?” Donghae masih terlihat kebingungan.

“Hanya jawab pertanyaanku, Lee Donghae!” ujar Miyoung tak sabar, memberi penekanan pada kata-katanya.

Kening Donghae mengernyit dalam, tak suka dengan perubahan sikap Miyoung saat ini. “Kau ini kenapa? Tidak bisakah kau hanya bertanya baik-baik kepadaku?” ujar Donghae dengan nada tersinggung.

Dengan cepat Miyoung mengusap keningnya, tampak frustrasi dan jengah. “Cukup! Aku hanya ingin tahu, dimana gadis itu sekarang?! Apakah dia pergi ke suatu tempat?!”

“Ya, dia pergi ke suatu tempat! Kau puas?” balas Donghae dengan kesal.

Dan Miyoung langsung menggeram kesal, kedua tangannya mengepal kuat. “Apakah kau bisa mengendarai mobil malam ini?!” tanyanya to the point.

“Huh?” dan itu hanyalah satu-satunya reaksi yang dapat Donghae berikan ketika Miyoung bertanya seperti itu kepadanya.

®Dangerously in Love®

Kyuhyun hanya dapat mengumpat kesal, ketika mendapati sikap Haneul yang benar-benar seolah menganggapnya tidak ada. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut gadis itu ketika mereka menyantap makan malam bersama, beberapa jam yang lalu.

Dan setelahnya, Haneul benar-benar mengurung dirinya di dalam kamarnya. Seolah tak ada siapapun di dalam Villa ini yang dapat ia ajak bicarakan!

Tapi tidakkah gadis itu sadar, jika sifatnya yang mengabaikan dirinya itu, justru membuat Kyuhyun merasa luar biasa kesal!

Aneh memang, di saat dirinya harus merasa senang karena kehadiran gadis itu sama sekali tak mengusik dirinya, tetapi dia justru harus merasa kesal karena Haneul terus-menerus mengabaikan keberadaannya sejak beberapa jam yang lalu!

“Sial! Sial! Haruskah aku merasa segelisah ini, di saat dia mengabaikanku?” Kyuhyun mulai menggerutu sendiri, membolak-balik tubuhnya secara kasar di atas ranjangnya.

Suara pintu yang terbuka dan langkah kaki di anak tangga terdengar, membuat Kyuhyun menebak jika Haneul mungkin baru saja keluar dari dalam kamarnya.

Awalnya dia berniat untuk mengabaikan hal itu, tetapi pikiran dan tubuhnya tak sejalan dengan apa yang di inginkannya. Kyuhyun mulai beranjak dari duduknya dan bergegas keluar dari dalam kamarnya.

Seperti dugaannya, mereka kemudian berpapasan di tengah-tengah anak tangga. Tampak Haneul yang telah mengenakan gaun tidurnya, salah satu tangannya membawa ponsel dan tangannya yang lain membawa segelas air hangat.

Sesaat keduanya hanya terdiam, memandang satu sama lain tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Rasa canggung memenuhi atsmosfir di antara keduanya dan baik Haneul ataupun Kyuhyun jelas merasa tidak senang dengan suasana ini.

“Kau belum tidur?” Haneul akhirnya mengalah, tak bisa begitu saja mengabaikan seseorang yang kini telah berdiri tepat di hadapannya.

Kyuhyun menyeringai kecil tanpa di sadari Haneul, merasa dirinya menang karena pada akhirnya gadis itu tetap menyapanya. “Kupikir kau akan mengabaikanku.” sindirnya dengan nada angkuh.

Haneul memutar matanya dengan jengah, terlalu malas untuk meladeni sarkasme yang di berikan Kyuhyun kepadanya. “Aku hanya tidak ingin mengurangi rasa sopan santunku terhadap pemilik Villa ini.”

“Begitukah?” sebelah alis Kyuhyun terangkat ke atas. “Bukankah itu sama saja jika kau memang tidak bisa mengabaikan keberadaanku, seperti yang kau bilang tadi?”

Sekali lagi Haneul memutar matanya dengan kesal. “Tidak bisakah kau hanya menyingkir dari jalanmu dan membiarkanku lewat?”

“Wah, wah… lihatlah di sini, dimana sosok Kim Haneul yang terkenal sebagai gadis pemalu dan pendiam itu?” lidah tajam Kyuhyun seolah tak ingin berhenti untuk menyindir Haneul.

“Aku tidak ingin berdebat denganmu, Kyuhyun-ssi.”

“Begitupun denganku.”

Keduanya terdiam, kembali saling menatap satu sama lain. Haneul memandangnya dengan tatapan kesal dan jengah, sementara Kyuhyun memandangnya dengan tatapan sinis yang mengintimidasi.

“Aku hanya ingin pergi tidur!” lanjut Haneul dengan geram, “Aku benar-benar tidak ingin mencari masalah dengan siapapun, termasuk dirimu!” ujarnya sembari melangkahkan kakinya ke anak tangga yang lebih tinggi, tetapi Kyuhyun menghadang langkahnya.

Haneul menghela nafas cepat, kembali memandang pria itu dengan penuh kemarahan. Ia sudah bersiap menyiram wajah menyebalkan pria itu dengan air yang di bawanya, tetapi untung saja, kewarasan masih memenuhi pikirannya.

“Tidakkah kau hanya membiarkanku lewat, Cho Kyuhyun-ssi?!” ujar Haneul dengan penuh penekanan.

Namun Kyuhyun seolah tak peduli, dia melipat kedua tangannya di depan dada sembari tetap memandang Haneul dalam diam, menunggu reaksi selanjutnya dari gadis itu.

Haneul menggelengkan kepalanya singkat, merasa cukup frustrasi dan jengah dengan sikap Kyuhyun yang mendadak berubah aneh ini, itu menurutnya.

Ponselnya lalu berdering di saat yang tak tepat, perhatian keduanya teralihkan pada ponsel yang di genggamnya dan nama Lee Donghae langsung terpampang jelas dalam layar ponselnya itu.

Sekali lagi Haneul menghela nafas cepat, dia hendak menjawab panggilan masuk itu, tetapi Kyuhyun tiba-tiba saja merebut ponselnya dan memutuskan sambungan telepon itu.

Haneul menoleh cepat ke arahnya dengan tatapan melotot marah. “Apa yang kau lakukan?! Kembalikan ponselku!” jeritnya frustrasi, benar-benar tak dapat mengontrol kemarahannya lagi. Cho Kyuhyun sudah benar-benar keterlaluan menurutnya.

Kyuhyun menyipitkan kedua matanya, melayangkan kembali tatapan penuh intimidasinya terhadap gadis itu. “Apakah kau benar-benar bisa mengabaikanku?” tanyanya kemudian.

“Apa?” Haneul terdiam sejenak, sedikit bingung dengan pertanyaan itu. “Kurasa kau sudah gila, Kyuhyun-ssi!”

“Aku bertanya kepadamu, Haneul-ssi!”

“Ya! Tentu saja aku bisa, kenapa kau berpikir aku tidak bisa?!” balas Haneul sengit dan hal itu benar-benar di luar dugaan Kyuhyun, pria itu tersentak, terkejut dengan jawaban Haneul yang tegas.

Mulutnya mengatup rapat, giginya saling bergemelatuk dan tangannya mengepal kuat. Dia masih belum menemukan alasan kuat, kenapa dirinya harus merasa semarah ini, terlebih ketika dia melihat nama Donghae yang terpampang jelas di layar ponsel Haneul.

Tetapi yang jelas, dia tak terima dengan jawaban yang di berikan Haneul kepadanya. Dia tak ingin kalah dari gadis itu! Jelas-jelas, Haneul-lah yang telah membuat dirinya menjadi tidak waras seperti saat ini, lalu sekarang? Bagaimana mungkin gadis itu dengan begitu mudahnya ingin mengabaikan keberadaannya?

“Kau yakin bisa mengabaikan keberadaanku?” tanya Kyuhyun lagi.

Haneul mendesah berat, merebut ponselnya dari tangan Kyuhyun. “Aku bahkan tak ingin berbicara lagi denganmu!” jawabnya ketus, ia lantas mendorong tubuh Kyuhyun untuk menyingkir dari jalannya dan Haneul buru-buru menaiki anak tangga secepat mungkin.

Belum sempat Haneul menarik kenop pintu kamarnya, sepasang tangan kokoh nan kuat itu telah menarik tubuhnya lebih dulu, memutarnya lalu merengkuh tubuhnya dengan erat.

Haneul tersentak, nyaris menjerit, kedua matanya membulat dan tanpa di sengaja ponsel serta gelas yang sedari tadi di pegangnya tiba-tiba terjatuh dari pegangannya.

“A-apa yang kau lakukan?!” pekik Haneul terkejut.

“Kau pikir kau bisa mengabaikanku?” Kyuhyun mengulang pertanyaannya, tatapannya yang tajam, berubah menjadi tatapan kelam yang entah kenapa sulit di artikan maksudnya.

“Lepaskan aku!”

“Tidak!”

“Cho Kyuhyun-ssi!”

Kyuhyun semakin mengeratkan pelukannya, memerangkap Haneul di dalam pelukannya. Nafasnya menderu, mengirimkan sensasi hangat pada kulit wajah Haneul, dan tak dapat Haneul pungkiri, jika hal itu cukup mempengaruhi ‘kewarasannya’.

“Ayo kita buktikan, apakah kau dapat mengabaikankan atau tidak!” bisik Kyuhyun tepat di hadapan wajahnya.

Dan tatapan merekapun saling bertemu pandang, ujung hidung mereka saling bersentuhan dan nafas hangat keduanya saling terasa di kulit masing-masing.

Sedetik kemudian, bibir Kyuhyun telah mendarat tepat di atas bibir ranum Haneul. Tanpa ragu pria itu mulai melumat bibir mungil berwarna merah muda itu. Mencicipi untuk yang kedua kalinya, merasakan kembali rasa manis yang tercipta dari bibir gadis itu.

Sementara di sisi lain, Haneul masih terkejut di tempatnya, sampai-sampai dia tak dapat melakukan penolakan sedikitpun. Tubuhnya seolah membeku dan kaku, terperangkap sepenuhnya dalam rengkuhan kedua tangan Kyuhyun yang erat.

“Ini benar-benar tidak semudah yang aku bayangkan…” Haneul bergumam dalam hatinya dan tanpa sadar ia mulai menikmati setiap kecupan serta lumatan yang di luncurkan Kyuhyun, lalu seperti ciuman sebelumnya, gadis ini pun kembali pasrah, menutup secara perlahan kedua matanya dan membiarkan Kyuhyun semakin memperdalam ciuman tersebut.

To Be Continued…