Once Again (Bab 1)

Once Again

Tittle                       : Once Again

Author                    : NtaKyung

Art Poster              : Credit from Google

Main Casts             : Marc Albern and Ashlyn Quinn

Length                     : Series [On Writing]

Genre                      : Married Life, Romance, Unrated

Rating                     : PG-17

Disclaimer              : Seluruh cast dalam cerita ini adalah milik Tuhan, orang tua dan mereka sendiri! Tapi isi dalam cerita ini semuanya milik saya! So, Don’t BASH!!

Summary                : “Semakin aku mencoba untuk berlari menjauh dari semua ini, sosok itu datang ke dalam hidupanku, kembali membawaku dalam lingkaran hitam yang mencekikku, mengekang dan mengikatku dalam kekuasaannya.”

-Once Again-

Hujan turun dengan deras di luar sana, seolah mewakili kesedihan yang tengah di rasakan oleh sekumpulan orang-orang berbaju hitam itu. Hari ini, Alex Benjamin, seorang pria yang terkenal dengan kekayaan dan kedermawaannya, kini telah meninggalkan mereka semua karena penyakit kanker otak yang di deritanya.

Semua orang memperlihatkan keprihatinannya. Secara bergantian, para tamu yang hadir untuk melayat itu pun meletakkan setangkai mawar putih di atas batu nisan sang jutawan itu. Meskipun Alex Benjamin terkenal dengan sikapnya yang senang menggoda wanita, tapi bukan berarti dia tidak memiliki ‘catatan baik’ dalam hidupnya.

Alex dengan sukarela selalu memberikan sumbangan secara rutin ke beberapa panti asuhan dan panti jompo yang berada di kota wilayahnya. Masyarakat miskin yang mengganggur pun di beri pekerjaan olehnya dan siapapun yang membutuhkan pertolongannya, Alex tak pernah segan untuk membantunya. Hanya saja, dia tetaplah pria normal pada umumnya. Meskipun di usianya yang sudah tak bisa di bilang muda lagi, 58 tahun, Alex masih senang bermain dengan para wanita penggoda di luar sana. Bahkan dia sudah tercatat menikah sebanyak 6 kali, mulai dari wanita yang sebaya dengannya, yang tentu saja adalah isteri pertamanya, lalu berganti pada gadis-gadis lainnya, yang hanya menginginkan hartanya. Lalu, pilihannya yang terakhir, jatuh pada sosok gadis bernama Ashlyn Quinn. Gadis itu merupakan salah satu anak panti asuhan yang mana selalu ia berikan sumbangan.

Hanya dalam kurun waktu kurang dari dua minggu semenjak pertemuannya dengan gadis itu, akhirnya Ashlyn Quinn bisa resmi menjadi isterinya. Oh dan tentu saja dengan sedikit ‘pemaksaan’ serta beberapa pengeluaran lainnya, yang dia sebut sebagai sumbangan ‘tambahan’ pada pihak yayasan.

Dan semua orang yang tengah melayat pun, tak dapat memalingkan perhatian mereka pada sosok gadis cantik berusia 25 tahun, yang tak lain adalah Ashlyn Quinn, janda muda yang baru saja di tinggalkan suaminya, yang bahkan memiliki usia 2 kali lipat darinya, 58 tahun!

Sembari mengenakan dress hitam sepanjang mata kakinya, serta topi hitam dengan bagian depannya yang memiliki jaring yang menutupi sampai sebagian wajahnya. Ashlyn Quinn, hanya berdiri tegar di samping batu nisan mendiang suaminya. Ada kesedihan yang sedikit tersirat dari wajahnya, tetapi dia seolah tak benar-benar bersimpati ataupun bersedih akan kematian sang suami.

Seluruh wanita dan isteri dari para klien Alex, terlihat berbisik, membicarakan Ashlyn tanpa tahu malu. Padahal ini masih suasana berkabung, tetapi lihatlah para wanita yang senang menggosip itu, mereka bahkan terlihat terang-terangan mendelik penuh kebencian pada Ashlyn. Seolah-olah, Ashlyn adalah penyebab dari kematian Alex Benjamin, suaminya.

“Abaikan mereka, Lyn. Para wanita itu tidak bisa melakukan apapun, selain bergosip dan menghancurkan satu sama lain!” sebuah bisikan lembut di belakangnya terdengar dan Ashlyn tahu, jika pemilik suara itu adalah Mia Rooger, sang isteri dari Jordan Rooger, seorang kaki tangan mendiang suaminya, yang sudah sangat di percayainya.

Ashlyn menghela nafas sesaat, “Aku tahu, Mia.” jawabnya singkat.

Dan Mia hanya dapat mengusap lembut pundaknya, menyalurkan ketenangan pada sosok gadis yang telah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Maklum saja, Mia dan Jordan tidak memiliki seorang anakpun, dan begitu Ashlyn hadir ke dalam kediaman Alex Benjamin, kedua sepasang suami isteri itu langsung jatuh hati akan ketegaran yang di milikinya.

Dia memiliki sifat yang tertutup, namun tegar. Ia tak pernah berusaha mencari perhatian seseorang agar peduli ataupun bersimpati terhadapnya. Belum lagi, sikapnya yang seolah tak peduli akan kekayaan serta kekuasaan yang di miliki Alex, membuat pasangan Rooger itu, menjadi semakin peduli terhadapnya dan bahkan mereka menyayangi Ashlyn sebagai anak mereka sendiri, maklum saja, usia mereka pun sudah 2 kali lipat dari gadis muda itu.

Dari depan, terlihat Jordan yang memegang payung hitam, kelelahan jelas terlihat di raut wajahnya yang telah termakan oleh waktu, menyisakan keriput-keriput yang menandakan jika pria ini tak lagi muda, tapi tetap saja ketampanan yang khas dalam wajahnya masih tetap terlihat.

“Lebih baik kau masuk ke dalam mobil, Lyn.” ujar Jordan kemudian, “Hujan semakin deras dan biarkan aku yang mengurus para tamu ini.”

Ashlyn menatap prihatin kepadanya, merasa jika tak seharusnya di usia Jordan yang tak lagi muda itu, dia masih harus bekerja sekeras ini. “Aku masih dapat melakukannya, kau tak perlu khawatir, Jordan.”

Jordan menggeleng cepat, “Kondisimu menurun akhir-akhir ini. Akan lebih baik jika kau hanya menunggu di dalam mobil, Lyn.”

“Benar yang di katakan Jordan, Lyn. Kau sudah begitu kedinginan di sini, tubuhmu sudah menggigil sejak tadi.” Mia menyetujui permintaan suaminya itu, berharap jika Ashlyn akan mengikuti saran mereka berdua.

“Mereka mungkin akan menganggapku sebagai mantan isteri yang jahat.” Ashlyn segera menggedikkan dagunya ke arah para segerombolan wanita yang tampak berbela sungkawa tapi tetap tak lepas dari membicarakan dirinya.

“Oh, persetan dengan semua para wanita sialan itu! Mereka bahkan tidak mengenal siapa dirimu yang sebenarnya!” dan Ashlyn hanya dapat tersenyum ketika mendengar umpatan Mia itu.

Well, wanita yang telah berusia 55 tahun itu, memang terkenal dengan perkataannya yang pedas dan Ashlyn benar-benar takjub dengan cara bicaranya yang selalu blak-blakan itu.

“Mia,”

“Yang di katakan Mia benar, Lyn. Abaikan mereka..” Jordan kembali berbicara dan Ashlyn benar-benar tak memiliki alasan apapun lagi untuk menolak permintaan mereka berdua.

Lagipula, kedua kakinya memang sudah bergetar sejak tadi, kedinginan karena guyuran hujan yang tak kunjung berhenti. Ia lantas mengangguk pelan, “Baiklah…” putusnya.

Tanpa harus mendengar jawaban Ashlyn untuk yang kedua kalinya, Jordan lantas segera menyuarakan perintahnya kepada beberapa ‘pengawal’ yang sedari tadi berdiri di belakang Ashlyn dan Mia, bertugas memayungi kedua wanita tersebut.

“Aku akan tetap di sini untuk menemani Jordan.” ujar Mia ketika Ashlyn mulai bergerak dari tempatnya.

Ashlyn hanya mengangguk, sedikit menundukkan wajahnya ketika mulai berjalan untuk meninggalkan pemakaman suaminya, lalu melangkahkan kedua kakinya menuju mobil yang di parkir tak jauh dari tempat itu.

Tiga orang ‘pengawal’ berjalan tepat di belakang dan sampingnya, salah satunya bertugas untuk memayungi sang majikan, sementara dua lainnya terlihat hanya mengawalnya saja.

Air hujan menyebabkan jalanan sedikit licin dan berlumpur, Ashlyn berusaha keras untuk tidak terjatuh secara memalukan di acara pemakaman suaminya ini, terlebih gaun yang di kenakannya pun sedikit membuat dirinya kesulitan berjalan di tengah-tengah hujan deras seperti ini.

Baru saja ia berniat untuk menghindari genangan air hujan, kaki kirinya mendadak mulai kehilangan keseimbangannya dan ketika tubuhnya nyaris terjerembab ke atas lumpur dengan cara yang benar-benar sangat memalukan, sebuah rengkuhan erat pada pinggulnya membuat hal mengerikan yang sempat melintas dalam pikiran Ashlyn lenyap begitu saja.

Ketiga pelayan itu begitu terkejut, tak sempat menolong sang majikan, tetapi sosok pria lain justru berhasil menyelamatkannya dan menahan tubuh Ashlyn agar tidak terjatuh.

Ashlyn mendongakkan wajahnya, terkejut saat menyadari jika orang yang telah menolong dirinya bukanlah seseorang yang ia kenal. Dengan cepat, Ashlyn menarik dirinya dan segera menjaga jarak dari pria itu, tanpa bermaksud untuk mengurangi sopan santunnya terhadap seseorang yang telah menyelamatkannya dari tragedi memalukan itu.

“Nyonya, anda baik-baik saja?” pelayan yang bertugas memayunginya itu, segera berdiri kembali di sampingnya, kembali memayungi sang majikan, meskipun terlambat karena nyaris dari sebagian tubuh Ashlyn telah basah.

“Aku baik-baik saja.” jawab Ashlyn cepat, masih terlalu terkejut dengan apa yang terjadi. Ia lantas memberanikan dirinya untuk menatap pria itu dan hal pertama yang di dapatnya adalah sepasang bola mata berwarna cokelat gelap yang mempesona. Rambutnya yang hitam legam itu menjadi sedikit lepek dan jatuh di keningnya, basah karena terguyur air hujan. Namun anehnya, hal itu justru menambah kesan sexy dalam penampilannya, terlebih warna kulitnya yang tampak kecokelatan, benar-benar penampakan pria yang eksotis dan mampu membuat kedua mata para gadis di sekitarnya langsung berbinar-binar karena terpukau akan penampilannya yang ‘lezat’ itu.

Belum lagi, bentuk rahangnya yang tegas, sepasang kelopak mata yang membetuk seperti almound, hidungnya lancip serta bibirnya yang tebal, seakan menyempurnakan rupa pria itu. Sungguh, sosok pria ini bagaikan jelmaan dari Dewa Yunani yang tampan nan sexy!

Ashlyn mengerjap, tersadar jika dia sudah terlalu lama mengamati pria itu. Mungkin hal ini bisa di katakan sesuatu hal yang kurang ajar, tetapi Ashlyn bahkan tak sadar jika dirinya baru saja menilai pria itu dari penampilan dan parasnya!

“Kau baik-baik saja, nona?” suara beratnya yang terdengar khas itu, seolah memberikan getaran tersendiri dalam hati Ashlyn dan tatapannya yang sayup itu seakan membuat Ashlyn tertarik untuk terus menatap ke arahnya.

Sekali lagi Ashlyn mengerjap, merutuki kebodohannya karena bersikap seolah-olah dirinya adalah seorang gadis remaja berusia 17 tahun yang bertemu dengan pria tampan. Hey! Dia bahkan telah resmi menyandang status janda muda sekarang! Sadarlah, Ashlyn Quinn!

Ashlyn segera mengumpulkan kembali kesadarannya, menegakkan tubuhnya dengan dagu yang sedikit terangkat. “Aku baik-baik saja, terima kasih atas bantuanmu, tuan.” ujarnya mengangguk sopan dengan gerakan yang begitu lembut dan anggun.

Setelah itu, ia lantas berjalan perlahan melewati pria tersebut, di ikuti oleh ketiga pengawal yang masih setia berdiri di samping dan belakangnya. Ketika mereka berpapasan, mereka sempat saling bertatapan satu sama lain, tetapi Ashlyn buru-buru menghindarinya dan segera berjalan menjauh darinya.

Tanpa di sadari wanita itu, salah satu sudut bibir pria itu terangkat ke atas, menyeringai penuh minat. “Siapa dia, Ryan?” tanyanya penasaran, masih tetap menatap punggung sang wanita yang semakin menjauh darinya.

Sosok pria yang usianya tak jauh berbeda darinya sembari membawa payung hitam itu, lantas berdeham pelan, sedikit mendekati pria tersebut agar tidak ada siapapun yang dapat mendengar suaranya.

“Jangan bermain mata dengan wanita itu, Marc!” desisnya memperingatkan. “Wanita itu adalah isteri Alex!”

Pria yang di sebut Marc menaikkan sebelah alisnya, melirik sesaat pada pria yang di panggil olehnya Ryan itu. “Semuda itu? Ahh.. jadi benar yang di katakan orang! Pria tua bangka itu berhasil menikahi seorang gadis muda yang cantik sepertinya?!”

“Tutup mulutmu, Marc!” sekali lagi Ryan memperingatkannya. “Setidaknya jaga sikapmu selama di pemakaman ini.” lanjutnya seraya melirik ke arah kanan dan kirinya, takut jika mungkin obrolan mereka akan terdengar oleh orang lain.

“Kau seperti Ibuku, Ryan. Terlalu cerewet!” ada nada sindiran yang terselip dari suaranya, tetapi Ryan seolah tak peduli.

Sekali lagi Marc melirik ke arah sang wanita itu pergi dan untuk kedua kalinya pria ini pun menyeringai kecil, seakan ada arti lain di balik seringaiannya itu.

“Ayo kita pulang.” ajak Marc kemudian, “Aku tidak mungkin tetap berada di sini dalam keadaan basah kuyup seperti ini.”

“Oh, yeah.. kau memang tidak pernah menginginkan hadir ke acara seperti ini!” kini giliran Ryan yang menyindir dan Marc hanya menanggapinya dengan sebuah kekehan kecil.

“Ayo!” ajak Marc tanpa peduli dengan gerutuan Ryan, yang tak lain merupakan sekretaris sekaligus kaki tangannya, -yang sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri-.

-Once Again-

Seminggu telah berlalu semenjak kematian Alex Benjamin. Seluruh karyawan di perusahaan masih terlihat berkabung atas kematiannya, terbukti dengan pakaian yang mereka kenakan adalah setelan hitam.

Dan sungguh, bukan bermaksud menghina ketulusan hati mereka. Hanya saja, melihat hal itu Ashlyn justru merasa muak dan jijik. Terlebih, ketika ia mendapat tatapan simpati dari para karyawan yang bekerja di perusahaan mendiang suaminya itu.

Jelas sekali terbaca, ada maksud terselubung yang tampak dari sorot mata simpati mereka dan Ashlyn bisa mengetahui itu semua. Tetapi sebisa mungkin dia menahan dirinya untuk tidak berteriak dan menunjuk satu per-satu kepada orang yang berpura-pura bersimpati terhadapnya itu, sungguh, Ashlyn benar-benar tidak menyukainya!

“Ini semua data yang kau inginkan, Lyn.” Jordan meletakkan setumpuk berkas-berkas ke atas meja yang tak lain merupakan ruang kantor mendiang suaminya dulu.

Ashlyn mengurut ujung pelipisnya, terlihat bosan dengan semua ini. “Ada berapa file lagi yang harus aku periksa, Jordan?” tanyanya tanpa penuh minat.

Jordan tersenyum tipis, “Ini baru ¼-nya saja, Lyn. Masih banyak hal lain yang harus kau periksa dan kau urus.”

“Kau ingin membunuhku ya? Aku tidak mungkin sanggup melakukannya, Jordan!” kedua bola matanya yang berwarna biru langit itu membelalak terkejut, rasa frustrasi jelas terpancar dalam raut wajah lelahnya.

“Ayolah, Lyn. Kau pasti bisa melakukannya.” ucap Jordan menyemangati.

Ashlyn menggeleng cepat. “Tidakkah bisa kau saja yang melakukannya, please?” rengeknya seperti gadis remaja berusia 17 tahun dan Jordan seolah terlihat seperti sang Ayah yang tengah menghukum anak gadisnya karena tertangkap basah tengah berpacaran!

“Ini bukan kuasaku, Lyn. Lagipula.. Alex mempercayakan semua aset dan peninggalannya kepadamu. Dia tidak memiliki saudara ataupun anak, jadi kaulah yang bertanggung jawab atas semua ini.” ujar Jordan tetap tenang.

“Oh cukup! Aku benar-benar muak dengan semua ini!” geram Ashlyn, ia menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi kerjanya.

Sekali lagi Jordan tersenyum, merasa sedikit iba karena Ashlyn terlihat begitu frustrasi dan kesal sekarang. “Mau aku buatkan secangkir kopi?” tawarnya kemudian dan Ashlyn benar-benar tahu, jika Jordan memang yang terbaik dan dapat di andalkan.

“No sugar, please?” ujar Ashlyn dengan kedua matanya yang tertutup rapat.

“Tidak masalah. Tunggu sebentar.” dan meskipun Ashlyn adalah sosok baru baginya, tetapi Jordan memang tak pernah merasa sungkan ataupun risih dengan keberadaan wanita ini.

Ia justru selalu merasa gemas terhadapnya setiap saat, benar-benar seperti gambaran anak gadis remaja yang selalu di dambakannya. Sayang, tuhan tidak memberikannya sebuah kesempatan untuk memiliki anak, karena pada kenyataannya Mia tidak dapat melahirkan seorang anak.

Selang beberapa menit setelah Jordan pergi, Ashlyn masih tetap betah bersandar di kursinya dengan kedua matanya yang masih terpejam. Rasa pusing yang sempat mendera kepalanya kini sudah sedikit mereda dan setidaknya dia dapat bersantai lebih dulu, sebelum akhirnya harus kembali berkutat dengan berkas-berkas sialan itu lagi.

Suara pintu terbuka dan langkah kaki pun terdengar. Ashlyn mengerang kesal, merasa jika waktu bersantainya akan menghilang sebentar lagi. “Oh, Jordan.. tidak bisakkah kau datang lebih cepat lagi?” itu jelas bukanlah sebuah pertanyaan, melainkan sebuah sindiran.

Hening, tak ada sahutan dari pria itu dan Ashlyn berpikir jika mungkin Jordan memilih untuk tidak bersuara agar tidak mengusik ketenangannya barang beberapa detik saja.

Dan ketika suara langkah kaki itu semakin mendekat, kening Ashlyn tampak mengerut. Meski sedikit tidak rela, namun pada akhirnya Ashlyn terpaksa membuka kedua matanya dengan perlahan, mencoba untuk mengamati sekitarnya.

Hal pertama yang tertangkap dalam indera penglihatannya adalah sepasang mata berwarna cokelat gelap yang sudah tak asing lagi baginya. Sejenak Ashlyn terpaku di tempatnya dan pada detik selanjutnya dia tersadar, pria itu tengah membungkuk di hadapannya, wajah pria itu berjarak sekitar 10 centi saja dari wajahnya dan Ashlyn terperanjat kaget.

“Siapa kau?!” pekiknya terkejut, berniat untuk memundurkan kursi kerjanya agar dapat menjauh dari pria tersebut, tetapi kedua tangan pria itu bergerak cepat, mencengkram kedua sisi kursinya sehingga Ashlyn tak dapat bergerak kemanapun.

Pria itu tersenyum kecil, senang saat melihat reaksi terkejut Ashlyn. “Kita bertemu lagi… nona.” Suara berat yang khas itu kembali memasuki idera pendengaran Ashlyn, menciptakan sensasi menggelitik dalam perutnya.

“Siapa kau?! Kenapa kau begitu lancang memasuki ruanganku?!”

“Salahkan sekretaris bernama Rose itu! Dia membiarkanku masuk begitu saja.” Senyumnya.

“Apa?!” dalam hati ia merutuki sifat sekretaris bernama Rose itu. Sejak ia menikah dengan Alex, dia sedikitnya mengenal siapa saja yang bekerja dengan suaminya itu, salah satunya adalah Rose, wanita genit yang senang menggoda pria manapun! Bahkan Alex dan Jordan pernah ia goda juga, sialan!

“Aku akan memanggilkan petugas keamanan!” ancam Ashlyn.

“Go ahead,” balas pria itu tak acuh.

“Kau!” Ashlyn melotot marah, “Siapa kau sebenarnya?!” ujarnya penuh penekanan.

Pria itu memiringkan kepalanya, sedikit memperlihatkan senyuman tipisnya. “Marc Albern. Tidakkah kau merasa pernah mendengar nama itu?”

Untuk sesaat Ashlyn masih tampak mencerna nama itu, tetapi kemudian gadis ini terkesiap dan nyaris memekik terkejut. Kedua matanya membulat sempurna dan otaknya pun mulai membuka satu per-satu informasi yang ia ketahui tentang pria bernama Marc Albern itu.

Marc Albern, salah satu pria yang menyandang titel ‘playboy’. Lebih parahnya lagi, pria itu merupakan salah satu klien yang cukup berpengaruh besar dalam perusahaan suaminya!

“Oh… Shit!” umpat Ashlyn dalam hati.

To Be Continued…

74 pemikiran pada “Once Again (Bab 1)

  1. gk tau mau komen apa..tp yg jelas kurang panjang. #nambah boleh?? 😀
    dan ini terasa baru,baru baca fanfic’y kak Nta yg cast’y asing dimata saia.dan rasanya aneh2 gmana gtu.hahaha
    tp critanya utk awalan ini menarik sih,,dilanjut kak.penasaran ni. 😀
    kak nta skrng jarang update ff’y. 😦
    ayo kak yg rajin kayak dulu 😀 #maunya_saia hahaha

  2. Saya suka saya suka apalagi berbau western. Huft kasian ashlyn siap” aja ‘diganggu’ marc kekeke. Marc seneng bener ketemu ama ashlyn gag sbr nunggu kisah mereka….

  3. hahaha.. oh really nice story 🙂 emg bener2 dibikin western yah kak nta , so classic semacam novel terjemahan.. ^^

    tak disangka pertemuan ashlyn dan marc terjadi secepat ini 🙂
    next part sll di tunggu.. 😀

  4. Aww! Ada yang bikin gebrakan baru nih ceritanya…kereeeennn!
    hm..Ashlyn sepertinya bakalan menjadi target marc,janda kembang yang cantik,pastinya akan menjadi tantangan sekaligus obsesi untk marc,

    mari membayangkan badai seperti apa yang akan menerjang Ashlyn sesudah menyandang status sebagai janda muda?! *smirksma authornya…xDDD

  5. Wow ff mu slalu menarik chingu..
    Tak membuat bosan..
    Agk aneh ktika castny asing, tp ketika aq membacany enth mengapa aq membayangkan castny kyuhyun dan aku LOL XD

  6. WOW… Keren kak 🙂
    Jadi penasaran, marc kan kini mulai muncul di kehidupan Ashlyn,, kira” apa yang akan mach lakuin di pertemuan ke dua???
    Kaka jangan lama” yah lanjutnya,, semangat 🙂

  7. ini berasa baca novel Harlequin iki, keren da tumben Nta lagi antimainstream
    biasanya pakai cast Korea dengan tipe cerita male lead dan cewek yang dizalimi hahahah
    Nah ini banting setir dengan ide ke-barat2-an, tapi rada gimana gitu kalau ceweknya itu janda, tapi emang barat banget.
    ditunggu ya Nta lanjutannya
    support untuk Nta 🙂

  8. entah otak kamu sebrilian apa ya,selalu dech punya ide” cemerlang bikin cerita dan berujung dengan kata bagus
    ini juga menarik ceritanya cinta dan trik jadi satu
    ashlyn gk akan semudah itu buat nrima marc walaupun udah terlanjur terpesona duluan

  9. Okey cerita ini bagus menurut aku, pembahasannya yg simple, dan konfliknya aku suka, tapi aku ga suka dengan kata2 terakhir ‘to be continued’ ewwwhhh haahaha. Keep writing, I’m waiting for this ff -.- haha

  10. Wahhh… keren..keren..keren
    Penggambaran Marc semakain membuat saya berselera utk membaca 😀 hehehe
    Ditunggu kisah selanjutnya ;D
    Fighting

  11. Waw…marc terlihat panas ketika menyeringai.begitukah gambarannya . seperti ….. Kyuhyun?ditunggu authornim nextnya.fighting!!!!

  12. ya ampunnn walaupun cast’a bukan kyu , tapi entah knapa aqu selalu bayangin dia yahh ??
    cerita’a kerennnnn ..
    di tunggu next part’a yahhh ..

  13. wow ashlyn udah tau ternyata predikat yg di sandang sama marc playboy kaya raya tampan dan dominan yg punya keobsesian sama ashlyn okey menarik kita lihat seberapa kuat ashlyn meneriman segala pesona marc albern :v

  14. Ah neomu joha, akhirnya part 1 udah publish aja. Part 1 nya aja si marc udah nunjukin ketertarikannya gitu, gak sabar nunggu kelanjutannya. Part selanjutnya jangan lama2 ya thor kekeke~

  15. aku malah mikirnya si marc ini si kyuhyun soalnya gegara nama baratnya dia marcus cho;3 but go ahead eonnie ff nya baru kali ini aku baca ff genre western:3 fighting!!!!

  16. aduuuhh, siapa sich yang naro tulisan “To Be Continued…” d atas? ganggu tw! #bercanda
    kak, ni ff lain dr biasanyaaa, tapi tetep bagus kok
    ditunggu y kak, kelanjutanyyaaa
    sukses selalu ^_^)b semangat ^_^)9

  17. woaaaaah cerita nya bener bener kereeeenn suka bgt ama karakter marc dsini haha kasian ashlyn udh lepas dr alex eh skrg mlh dkejar si marc si palyboy tampan haha aku ngrasa kya lagi baca novel terjemahan kkk
    penggambaran karakter nya bagus jd aku bsa ngbyangin marc sm ashlyn itu sperti apa pokok nya ini kereen lah..dtunggu next part nya keep writing!^.^

  18. Keren ceritanya kak nta berasa kayak baca novel….
    Alur ceritanya juga bagus…
    Gak sabar nungguin bab 2 nya…semangat terus ya kak nulisnya…

  19. Wowww… Kali ini bukan fanfic tapi novel Ÿªaãª?
    Penasaran ma lanjutannya, kirain marc itu anaknya alex yg uda lama tgl diluar. Kwkwk..ternyata bukan..
    Di tunggu lanjutannya

  20. Eonni pakai cast western x ini . . . . .
    Oh,ya . . . . .
    Aku bca beautiful disaster tpi belum bisa komen disana . . . . .
    Aku numpng disini y eonni komenny
    Cra bg evil ngancam memang daebakk
    Cra yg paling bisa di andalkn dan tetep aja ujung ujungny mesum . . . . . .
    Bg evil ini kalau udah mau ngotot y . . . . .
    Dan di crita ini
    Aku belum ngeliat karakter kuat ny ashlyn gmana
    Tpi yg pasti dy nggk gila harta . . . . . , kaykn y ashlyn bkal jdi penakluk marc si playboy y . . . . . .
    Ditunggu next ny eonni
    Dan tambhan kenapa nggk bisa di buka oh my boss pake pw yg udh diksih y eonni ?
    Thank’s

Tinggalkan Balasan ke serra queen Batalkan balasan