Hello, Mr.Stranger! (Part.7)

Hello, Mr.Stranger! Ver.3

Title                : Hello, Mr. Stranger!

Author           : NtaKyung

Art Poster      : NtaKyung

Casts              : Lee Donghae, Shim Miyoung and Other Casts (Find By Yourself^^)

Genre             : AU(Alternate Universe), Drama, Humor, Romance

Length           : Series [On Writing]

Rated             : PG-15

Disclaimer     : Segala hal yang ada dalam fanfic ini, murni dari imajinasi saya sendiri! So, Don’t COPY-PASTE or BASHING!

©Hello, Mr.Stranger!©

Hampir semalam suntuk, Donghae tak kunjung dapat memejamkan kedua matanya. Otak pria ini terlalu sibuk memikirkan ucapan Miyoung sore tadi. Kata demi kata yang terlontar dari mulut Miyoung, begitu terserap dalam benaknya, membuat seluruh serambi-serambi dalam hatinya bercahaya terang.

Kebahagiaan jelas terpancar dari raut wajahnya yang tampan dan sebuah senyuman riang pun terus menghiasi kedua sudut bibirnya.

Spontan pria ini menggulingkan tubuhnya ke samping dan memeluk salah satu bantal. Lalu ia mulai kembali membayangkan setiap detik yang telah ia lalui bersama Miyoung sore tadi.

“Dia mengingatku!” Gumamnya dengan wajah berseri-seri, “Dan dia bahkan masih tetap menyimpan inisial nama yang aku tinggalkan!” Lanjutnya, bertambah riang.

Dan pria ini pun benar-benar larut dalam kenangannya. Tak terpengaruh oleh rasa kantuk yang perlahan mulai ‘menyerangnya’ ataupun cuaca dingin malam ini.

<Flash Back Start>

Miyoung masih menatap Donghae dengan penuh rasa penasarannya yang tinggi, berharap jika apa yang di pikirkannya memang benar.

Tetapi kemudian, ketegangan di wajah Donghae memudar dan tergantikan oleh suara tawa yang terkesan canggung dan sedikit di paksakan.

“Apa? Siapa itu? Aku tidak mengenal nama seperti itu! Ha ha ha.”

Namun, seakan tahu jika pria di hadapannya ini tengah mencoba menutupi sesuatu, gadis ini lantas menyipitkan kedua matanya, menatap curiga pada sosok Donghae yang terlihat canggung dan gugup sekarang.

“A-apa? K-kenapa kau menatapku seperti itu?” Donghae bertanya dengan terbata-bata, jelas sekali jika pria ini merasa sedikit ‘terpengaruh’ dengan tatapan curiga yang di layangkan oleh Miyoung kepadanya.

Miyoung menghela nafas sejenak, sebelum akhirnya menggeleng singkat. “Tidak… lupakan sajalah! Mungkin aku hanya sedikit melamun tadi.” Sahutnya seraya berbalik pergi.

Beberapa menit kemudian, keduanya sudah nampak duduk di sudut cafe sambil menikmati pesanan yang baru saja datang. Miyoung nampak lebih pendiam daripada sebelumnya, ia seolah tengah hanyut dalam pikirannya.

Berbeda halnya seperti Donghae, pria itu terlihat tak menikmati pesanannya dan malah lebih tertarik untuk terus memperhatikan setiap gerak-gerik yang di lakukan oleh Miyoung.

“Jadi, err… siapa pria yang kau maksud itu?” Donghae meletakkan minumannya kembali ke atas meja, mencoba mencari tahu mengenai seseorang yang di maksud Miyoung tadi.

Tertarik dalam dunia ‘lamunannya’, Miyoung lantas menoleh pada Donghae dan sesaat kemudian ia terlihat menggedikan kedua bahunya dengan acuh.

“Hanya seorang pria yang pernah aku temui di cafe ini beberapa tahun yang lalu.” Jelas Miyoung, nampak terlihat mengenang masa-masa itu. “Well, sejujurnya… aku bahkan tak mengenal pria itu… hanya saja…”

Rasa penasaran tersirat jelas di wajah Donghae, “Hanya saja apa?” Tanyanya tak sabar.

Tatapan Miyoung berubah datar, lalu ia melipat kedua tangannya di atas meja. “Kenapa kau selalu bersikap seperti ini, Dr. Lee?”

“Huh? Apa? Memangnya aku bersikap seperti apa?” Bukannya menjawab, Donghae malah justru bertanya balik pada gadis itu.

“Tentu saja sifatmu yang ingin tahu segalanya. Setiap kali kau berbicara denganku, kau tak pernah lupa untuk terus ‘meng-interogasiku’ dengan pertanyaan-pertanyaan yang cukup pribadi! Tidakkah kau merasa itu terlalu berlebihan?! Pertama, kau menanyakan hubungan di antara aku dan Eunhyuk. Lalu dengan Kyuhyun… dan sekarang, kau pun penasaran dengan pria yang bahkan tak kau kenal?!”

Glek!

Donghae seakan di paksa untuk menelan pil pahit yang mampu menghancurkan seluruh organ dalam tubuhnya ketika mendengar rentetan kata demi kata yang terucap dari mulut Miyoung.

Ingin rasanya pria ini segera melenyapkan dirinya sendiri dari hadapan Miyoung. Dia tak  mungkin menjawab pertanyaan Miyoung!

Bagaimana bisa dia mengatakan pada gadis ini, jika sebenarnya dia-lah pria ber-inisial A.L. yang ditemui Miyoung beberapa tahun yang lalu itu.

Dia tak mungkin mengatakan pada Miyoung, jika sebenarnya dia telah mengagumi gadis itu cukup lama dan bahkan mengamatinya sejak dulu, sejak ia masih di bangku kuliah dulu. Dan sejujurnya, perasaan itu pun semakin membesar seiring kebersamaan di antara mereka selama beberapa minggu ini!

Haruskah Donghae mengatakan semua itu?

Oh tidak… jangan berharap! Seorang pria casanova seperti Lee Donghae, pastilah tak ingin harga dirinya hancur hanya demi mengakui jika dirinya telah mengamati seorang gadis sejak dulu, bahkan perasaan itu masih ada sampai sekarang! Takkan pernah terjadi!

“Mungkin… karena dulu aku bercita-cita menjadi seorang jaksa, jadi… aku terbiasa untuk meng-interogasi orang-orang di sekitarku.” Balas Donghae kemudian, lagi-lagi pria ini harus memutar otaknya untuk mencari alasan yang masuk akal dan logis.

“Huh? Seorang jaksa?” Miyoung menatapnya dengan ragu.

“Ya, jaksa. Kenapa?! Memangnya dokter sepertiku tidak boleh memiliki cita-cita di masa kecil, eoh?!” Sahut Donghae, berpura-pura tersinggung.

Kini giliran Miyoung yang terlihat mati gaya di hadapan Donghae, tak memiliki alasan lain untuk kembali ‘menyudutkan’ Donghae. “Apa? T-tidak… tentu saja kau boleh. Siapapun berhak menginginkan sesuatu.”

“Tentu saja.” Donghae mengangguk dengan senyum penuh kemenangan, benar-benar pria yang pintar mencari alasan!

Keheningan terjadi. Keduanya lebih memilih untuk kembali menikmati pesanan mereka tanpa mengatakan sepatah katapun.

Namun, selang beberapa waktu, alunan musik jazz yang sudah terdengar sangat familiar untuk keduanya pun terputar di cafe itu. Sebuah alunan musik romantis yang tentu saja memiliki banyak kata-kata cinta dalam liriknya.

Musik jazz itu memang hanya sekedar kumpulan melodi yang indah, tetapi hal itu cukup membuat baik Donghae maupun Miyoung, terlihat sama-sama terlarut dalam alunan musik jazz itu.

Ya, musik jazz itu memang sama persis dengan lagu yang pernah di putarkan di cafe ini saat mereka pertama kali bertatap muka secara langsung, meskipun hanya untuk beberapa waktu saja dan meskipun hanya Donghae yang dapat mengingat sosok Miyoung.

“Apa kau pernah melihat wajah pria itu?” Tanya Donghae tiba-tiba, kembali memecahkan keheningan.

“Aku melihatnya, hanya saja… saat itu, tidak terlalu jelas dan begitu banyak orang di sana yang menutup pemandanganku, jadi… aku tak dapat terlalu mengingat wajahnya.” Jelas Miyoung kemudian. “Tapi… dia meninggalkan sesuatu untukku…”

“Kau bahkan tak mengingat wajahnya… tapi bagaimana bisa kau bertanya tentang pria itu?! Dasar gadis aneh!” Cibir Donghae.

Miyoung terlihat mendengus sebal. “Ya, ya, ya… katakanlah aku memang gadis aneh. Tapi, setidaknya pria itu memberiku kesan yang cukup menarik! Tidak sepertimu! Dasar dokter asing!” Balas Miyoung, memberi penekanan di akhir penekanannya.

Deg!

Donghae dapat merasakan degup jantungnya yang berubah menjadi dua kali lebih cepat. Sengatan kecil di seluruh otot syarafnya terasa menghangatkan sekaligus menggelikan dan Donghae tak mengerti, kenapa dia harus bereaksi seperti ini hanya karena mendengar kata-kata Miyoung?

Benarkah… jika selama ini dia telah jatuh cinta pada sosok… Shim Miyoung?

“Seharusnya aku dapat melihatnya lebih dekat lagi! Tapi, dia begitu cepat pergi!” Miyoung menyangga dagunya dengan salah satu tangannya. “Hah… mungkin dia lari ketakutan saat melihatku! Well… aku bukanlah gadis menarik seperti gadis di luar sana, ck, menyedihkan!” Ia terus menggerutu sambil perlahan menyeruput juice yang di pesannya.

Donghae sejenak masih diam. Memandang Miyoung dengan tatapan yang penuh makna namun begitu sulit di artikan.

“Hey, nona Shim…” Ia kemudian bersuara, membuat Miyoung yang masih asyik meneguk minumannya itu, lantas segera menoleh padanya.

“Apa?” Tanya Miyoung, kembali menyeruput juicenya.

Donghae nampak meneguk salivanya sesaat, merasa gugup untuk melontarkan kata-kata yang sedari tadi tertahan di kerongkongannya.

“Jika… a-aku… me-mengatakan padamu jika aku mengetahui… sosok pria berinisial A L yang kau maksud itu… a-apakah kau akan percaya?” Ujarnya dengan terbata-bata, terlihat gugup sekaligus enggan.

Kedua bola mata hitam Miyoung reflex melebar dan sedetik kemudian, juice yang tengah di minumnya itu tiba-tiba saja menyembur dan mengenai wajah Donghae.

Byur!

“Uhuk-uhuk! A-apa?!” Miyoung memekik keras di sela-sela batuknya.

Tetapi, berbeda halnya dengan reaksi Miyoung yang kaget. Donghae, justru terlihat geram dengan mulutnya yang mengatup rapat serta matanya yang tertutup rapat.

Sedetik kemudian, Miyoung sadar dengan apa yang di perbuatnya. Gadis itu meringis kecil sambil perlahan-lahan menarik tissue dari kotak di sampingnya.

“Err… k-kau… baik-baik saja?” Tanya Miyoung, menyodorkan tissue yang sekarang telah di pegangnya.

Donghae membuka kedua matanya dan dia langsung melotot galak pada gadis di depannya itu. “YA! Shim Miyoung!” Sentaknya, cukup membuat Miyoung langsung terlonjak kaget.

Lagi, Miyoung meringis pelan. “M-maaf…” Cicitnya dengan nada bersalah.

<Flash Back End>

©Hello, Mr.Stranger!©

Sepanjang pagi ini, Miyoung nampak tak terlalu bersemangat seperti biasanya. Wajahnya begitu pucat dan langkah kakinya pun terlihat sedikit di seret dengan paksa.

Sadar jika partner kerja sekaligus sahabatnya itu, terlihat berbeda, Jino segera menghampiri Miyoung yang saat itu tengah duduk di salah satu kursi panjang yang ada di koridor.

“Hey, Miyoung-ah. Apakah kau sedang sakit?” Tanya Jino, begitu cemas melihat keadaan Miyoung sekarang.

Miyoung menoleh padanya, raut wajah gadis ini jelas sekali terlihat begitu pucat. “Bukan apa-apa… aku hanya sedang kedatangan ‘tamu’, dan kau tahu kan… setiap di hari pertama aku akan selalu mengalami ‘penderitaan’ seperti ini…” Sahut Miyoung kemudian.

Jino mengerutkan keningnya sesaat, tetapi begitu melihat salah satu tangan Miyoung yang terus memegangi bagian pinggangnya, Jino mengerti dengan maksud ucapan Miyoung itu.

“Aaah… jadi, kau sedang mengalami siklus menstruasi?”

Miyoung langsung melemparkan tatapan tajamnya. “Haruskah kau berbicara sekeras itu?! Di panti jompo ini, bukan kau saja yang pria, bodoh!” Rutuk Miyoung, terlihat kesal.

Jino terkekeh kecil sambil menggaruk-garuk kepalanya. “Ah, ya… maaf. Lalu… apakah kau membutuhkan sesuatu? Misalkan seperti teh hangat?”

“Ya, jika kau tidak keberatan.”

“Tentu saja.” Jino segera beranjak dari duduknya. “Lebih baik kau berisirahat saja di ruang staff… aku akan meminta perawat lain untuk menggantikanmu.”

“Hm.. aku pikir juga begitu, rasanya… aku tidak akan dapat bekerja dengan kondisi seperti ini…” Miyoung mengangguk singkat.

“Apa kau ingin aku mengantarmu ke ruangan staff?”

“Tidak…” Miyoung menggeleng lemah, “Kau cukup membawakanku teh hangat saja, itu sudah cukup membantu.”

“Ehm, baiklah.” Jino lantas beranjak dari tempatnya dan bergegas pergi untuk membuatkan teh hangat.

Sementara itu, Miyoung terlihat semakin pucat. Keringat dingin semakin membasahi kening dan telapak tangannya, kedua kakinya terasa kram dan kaku, parahnya lagi pandangan matanya pun mengabur.

“Oh… sial! Kenapa aku juga harus demam di saat seperti ini?!” Miyoung menggigit bibirnya dengan kesal, merasa kesakitan yang luar biasa di bagian punggung serta pinggangnya.

“Eoh… Miyoung-ah! Apa kau baik-baik saja?” Dari arah belakang, muncul sosok Donghae yang berjalan sambil membawa papan status para pasien yang baru saja di periksanya.

Dengan lemah, Miyoung menoleh padanya dan di saat itu jugalah Donghae dapat melihat wajahnya yang begitu pucat pasi, persis seperti orang sakit pada umumnya.

“Ya, tuhan! Apa kau sakit?!” Donghae bergegas menghampirinya, meletakkan papan status itu di sebelah kursi yang di duduki Miyoung. “Kenapa kau hanya diam di sini, seharusnya kau bilang padaku jika kau merasa sakit!”

Miyoung seolah tak mempedulikan amukan Donghae, tangan kirinya bergerak meremas jas putih yang di kenakan Donghae.

“Dr.Lee… b-bisakah… kau membantuku untuk pergi… k-ke ruang… staff?” Tanya Miyoung dengan terbata-bata, merasa kesulitan untuk berbicara karena bibirnya pun bergetar hebat.

Tanpa mengatakan sepatah katapun lagi, Donghae langsung mengangkat tubuh Miyoung dengan begitu mudahnya, seolah-olah berat tubuh Miyoung seperti seringan kapas.

“T-terima kasih…” Bisik Miyoung, tak dapat berbicara lagi.

Salah satu tangan Miyoung semakin menekan keras bagian pinggangnya, berusaha untuk mengenyahkan rasa sakitnya. Tetapi, kemudian ia mulai merasakan kepalanya berputar-putar dan setelah itu, lambat laun, kesadaran Miyoung pun menghilang.

©Hello, Mr.Stranger!©

Aroma terapi yang menghangatkan sekaligus menenangkan itu, terasa menyebar di seluruh ruangan, memasuki indera penciuman Miyoung dan perlahan-lahan menyadarkan gadis ini dari pingsannya.

Kedua kelopak matanya terbuka dan hal pertama yang ia sadari saat ia membuka matanya adalah bahwa dirinya tidak berada di koridor gedung panti jompo lagi!

Tetapi dia sekarang tengah berada di sebuah kamar yang ia yakini jika ia pernah berada di kamar ini sebelumnya. Miyoung berusaha mengingat-ingat, mengumpulkan memori yang mungkin sedikit terlupakan olehnya dan sesaat kemudian ia menyadari sesuatu.

“Oh… kau sudah bangun?” Sebuah suara yang sudah terdengar tak asing lagi baginya pun terdengar, membuat Miyoung sontak menoleh padanya.

“Donghae-ssi, bagaimana bisa aku berada di rumahmu lagi?!” Pekik Miyoung, nyaris saja menjerit karena terkejut, mengetahui jika dirinya kembali terbangun di rumah Donghae.

“Tentu saja aku yang membawamu kemari…” Jawab Donghae dengan santai, tetapi sadar dengan tatapan Miyoung yang berubah tajam, buru-buru Donghae menjelaskan sesuatu yang mungkin tak di sadari Miyoung. “Ini tidak seperti yang kau pikir, Miyoung-ah. Kau berada di sini karena aku tak bisa mengantarmu ke rumah. Saat itu kau sedang tak sadarkan diri dan kau sempat mengigau dan mengeluhkan kesakitan, awalnya aku memang telah membawamu ke rumahmu, tetapi aku tidak tahu password apa yang kau gunakan… jadi, aku memilih untuk membawamu kemari.” Jelasnya, tak ingin jika sampai Miyoung salah paham dengan niat baiknya ini.

“Oh begitukah…” Miyoung mengangguk singkat, merasa sedikit tenang setelah mengetahui semuanya. Namun, pandangannya beralih pada kaos kebesaran yang sekarang di gunakan olehnya dan Miyoung sadar betul jika kaos itu pastilah milik Donghae.

Miyoung menoleh garang pada Donghae, “Kau mengganti bajuku?!” Jeritnya dengan keras, begitu histeris layaknya seorang gadis remaja berusia 17 tahun.

Donghae menghela nafas panjang sembari menutup telinganya dengan kedua tangannya. “Haruskah kau selalu menjerit seperti itu setiap kali aku telah mengganti pakaianmu?!” Balas Donghae kemudian, menatap sedikit kesal pada reaksi Miyoung.

Kedua pipi Miyoung terlihat memerah, terlihat sekali jika gadis ini sedang marah. “Tentu saja! Kau sudah kurang ajar mengganti pakaianku se-enaknya! Tidak bisakah kau bersikap sedikit saja menghargai privasiku sebagai seorang wanita?! Apakah kau hanya bisa bersikap seperti seorang pria brengsek yang kurang ajar, eoh?!” Sahut Miyoung geram.

“Dan membiarkan terus memakai pakaian basah lalu kau akan semakin demam, begitu?!”

Deg!

Gadis itu tiba-tiba saja tertegun, sumpah serapah yang telah tertahan di kerongkongannya pun kembali tertelan dan lenyap begitu saja.

“Kau demam dan panasmu mencapai 37,3 derajat! Jadi, bagaimana mungkin aku tetap membiarkanmu memakai pakaian yang di basahi oleh keringatmu sendiri?! Belum lagi kau terus mengeluh kesakitan pada bagian pinggangmu! Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan! Aku seorang dokter, nona Shim! Aku tahu apa yang harusnya aku lakukan!” Nada suara Donghae berubah dingin, terlihat sekali jika pria ini benar-benar tersinggung dengan kata-kata Miyoung tadi.

Hening, Miyoung telah kehilangan kata-katanya.

Benar apa yang di katakan Donghae, semua dokter pastilah akan melakukan semua itu. Hanya saja, posisi dan keadaannya berbeda sekarang. Di rumah ini, hanya ada Donghae dan dia, jadi, tentu saja pria itu tidak ada pilihan lain, selain dia sendiri yang melakukannya dan mengganti pakaian Miyoung.

“Aku sudah malas berdebat. Jadi, lebih baik kau makan sup itu!” Donghae menggedikkan dagunya pada semangkuk sup panas yang telah ia letakkan sebelumnya di atas meja kecil samping ranjang. “Setelah itu, kau bisa meminum obat penurun demam dan pereda nyeri. Jino mengatakan padaku jika kau sedang mengalami siklus menstruasi, jadi aku sudah menyiapkan semuanya untukmu.” Ujar Donghae lagi, masih terdengar kaku dan dingin.

Miyoung masih tak mengatakan apapun, perasaan bersalah mulai merayapinya dan gadis ini benar-benar menyesal karena telah mengatai Donghae dengan kata-kata kasar. Padahal, pria ini jelas-jelas telah begitu peduli dan merawatnya dengan sangat baik.

“Kenapa kau hanya diam?! Kau tentu tak ingin di suapi oleh pria brengsek sepertiku kan?!” Ujar Donghae dengan nada sengit dan setelah itu pun Donghae berbalik pergi, menutup kasar pintu kamar itu sehingga membuat Miyoung terlonjak kaget.

“Ahh… bodoh! Bodoh! Kenapa aku harus berkata sekasar itu kepadanya?! Shim Miyoung, kau benar-benar keterlaluan!” Rutuk gadis ini pada dirinya sendiri, ia meringis pelan sambil memukul-mukuli bibirnya sendiri.

Tatapannya beralih pada semangkuk sup serta obat-obatan yang telah di sediakan Donghae untuknya. Belum lagi, dia merasakan sesuatu yang hangat pada punggungnya dan ternyata Donghae bahkan sempat mengolesi bagian punggungnya dengan cairan hangat yang berbau aroma terapi, cukup meredakan nyeri di bagian pinggang Miyoung.

“Hah… aku melakukan kesalahan yang fatal! Pantas saja jika dia marah besar padaku!” Bisik Miyoung, begitu menyesal dengan kata-kata yang di ucapkannya.

©Hello, Mr.Stranger!©

Donghae menjatuhkan tubuhnya dengan kasar ke atas ranjang, helaan nafas panjang dan berat lepas begitu saja dan pria ini jelas masih terlihat marah sekarang.

“Apa-apaan dia itu?! Apakah dia tak pernah bisa sedikit saja menghargai kebaikanku?! Apa dia hanya memandangku sebagai pria brengsek?!” Geram Donghae, benar-benar merasa tersinggung dengan kata-kata Miyoung beberapa menit lalu.

“Apakah dia harus terus menganggapku pria brengsek yang tak memiliki hati nurani?! Jika aku se-brengsek itu, aku mungkin akan membiarkannya pingsan di koridor panti! Aku tak mungkin akan memasakkannya sup dan aku tak mungkin akan menyiapkan obat-obatan untuknya!” Ujarnya, masih terus mengeluarkan kekesalannya.

Kata-kata Miyoung bagaikan sebuah mantra mematikan yang menghancurkan seluruh otot syaraf serta jantungnya. Gadis itu bagaikan seorang penyihir tua yang memiliki mulut yang berisi kata-kata pedas dan menyakitkan.

“Argh, sialan! Tidak bisakah dia memperlakukanku seperti lelaki lainnya?!”

“Apakah dia pikir, lelaki baik-baik itu seperti Kyuhyun dan Eunhyuk?! Apakah dia tidak bisa berpikir, bahwa aku juga adalah pria baik-baik?! HAISH! Shim Miyoung! Kau benar-benar membuatku gila dan sangat-sangat marah!”

Donghae meremas kuat bantal di sampingnya dan langsung melemparkan ke sembarangan tempat, tak peduli jika sampai bantal itu akan mengenai sesuatu di kamarnya.

Dan semalaman itu, Donghae merasa luar biasa marah. Dia tak bisa tidur dengan nyenyak, pikirannya terlalu sibuk memaki-maki kebaikannya sendiri. Mungkin, lebih tepatnya karena pria ini tengah merasa marah sekaligus cemburu, karena tak pernah mendapatkan respon positif dari gadis yang selama ini di kaguminya.

©Hello, Mr.Stranger!©

Seminggu kemudian, hubungan di antara Donghae dan Miyoung nampak memburuk. Tak ada saling menyapa, tak ada saling bertatap mata, dan parahnya lagi Donghae meminta salah satu perawat lainnya untuk menggantikan posisi Miyoung.

Miyoung tahu betul jika apa yang di lakukan Donghae sekarang ini, semata-mata karena pria ini tengah marah besar marahnya. Jelas saja, kata-kata Miyoung minggu lalu begitu keterlaluan, bukan sesuatu yang mengherankan jika sampai Donghae marah seperti itu padanya.

Sebenarnya, Miyoung ingin sekali meminta maaf pada dokter muda itu. Tetapi, selama satu minggu terakhir ini, Donghae terus saja menghindarinya. Bahkan di saat mereka berada di ruangan yang sama untuk mengobrol dengan para penghuni panti jompo yang merasa bosan, mereka tetap tak dapat mengobrol ataupun bertatapan satu sama lain.

Dan tentu saja yang menghindari semua kontak mata ataupun perbincangan itu adalah Dr.Lee. Merasa semua usaha yang ia lakukan tak membuahkan hasil dan malah membuat perasaannya semakin dongkol, akhirnya Miyoung menyerah untuk meminta maaf pada pria itu. Lebih baik balas mengacuhkannya daripada harus mengorbankan harga dirinya di hadapan dokter muda yang egois itu, pikir Miyoung.

“Miyoung-ah, lihatlah apa yang aku dapatkan!” Seru Jino dengan kegiarangan, ia lantas duduk di hadapan Miyoung dengan wajahnya yang berseri-seri.

“Eoh, apa?” Tanya Miyoung tanpa penuh minat.

“Tadaa!!” Jino menunjukkan dua tiket di hadapan Miyoung, masih belum menyadari raut wajah murung yang di tunjukkan Miyoung. “Aku dapat dua tiket gratis untuk menonton! Bukankah ini bagus?!”

“Benarkah?!” Sikap Miyoung tiba-tiba saja berubah drastis begitu mendengar kata ‘gratis’, pandangan matanya ikut berbinar-binar seperti Jino. “Kau serius dengan itu?!”

Jino mengangguk dengan antusias. “Tentu saja. Karena itu… aku akan mengajakmu untuk pergi menonton bersama lusa nanti. Bagaimana, kebetulan jadwal kerja kita sedikit longgar lusa nanti…” Tawar Jino kemudian.

“Oh, ya! YA!” Seru Miyoung dengan gembira, kemurungan yang tadi melandanya seketika lenyap hanya dalam hitungan detik saja, berkat tiket gratis yang di bawa Jino tentunya.

Sementara di sisi lain, Donghae yang baru saja selesai berbicara dengan suster baru yang akhir-akhir ini menggantikan posisi Miyoung, langsung menoleh ke arah Jino dan Miyoung begitu mendengar suara ribut-ribut dari keduanya.

Kening Donghae mengerut, menandakan jika ia tak terlalu suka dengan pemandangan yang di lihatnya saat ini.

“Apa-apaan itu?! Dia bahkan masih bisa tertawa sekeras itu, setelah membuatku semarah ini! Haish… benar-benar gadis keterlaluan! Tidak bisakah dia berusaha sedikit saja untuk meminta maaf padaku?! Gadis ini benar-benar membuatku gila!” Donghae menggerutu di dalam hatinya, kesal karena melihat Miyoung yang begitu terlihat bersenang-senang dengan Jino saat ini.

“Ck… mereka selalu seperti itu! Benar-benar selalu terlihat mesra saat bersamaan!” Seorang staff di panti jompo itu terlihat mengobrol dengan salah satu partnernya, dan Donghae yang berdiri tak jauh darinya tentu saja dapat mendengar obrolan di antara mereka berdua.

“Jelas saja… mereka sudah bersama-sama sejak mereka pertama kali bergabung menjadi sukarelawan di panti jompo ini.” Celetuk partnernya itu.

“Hah… kurasa, akan lebih baik jika mereka berpacaran. Bukankah mereka berdua terlihat serasi bersama-sama?”

“Ah, kau benar juga! Mereka benar-benar cocok jika berpacaran!”

Bagai di timpa ribuan ton batu yang terjatuh dari atas langit, kemarahan yang di rasakan oleh Donghae sekarang seakan bertambah dan bertambah banyak. Pria ini mengatupkan bibirnya dengan rapat, kedua tangannya mengepal kuat dan selurut otot lehernya terlihat menegang sekarang.

“Sial! Haruskah mereka mengatakan itu di hadapanku?! Kenapa tidak kalian suruh saja mereka berdua untuk menikah?! Sial! Sial!” Umpat Donghae dalam hatinya, dan lalu pria ini pun segera melangkahkan kakinya untuk pergi menjauh dari tempat itu.

Dia benar-benar tidak tahan lagi mendengar semua celotehan para staff tentang kedekatan Miyoung dan Jino. Seluruh tubuhnya seperti terbakar oleh api panas yang membara.

Well… jika dia boleh mengakui, mungkin… dia sejujurnya cemburu saat mendengarnya.

©Hello, Mr.Stranger!©

“Donghae Hyeong!”

Merasa seseorang memanggil namanya, Donghae reflex menoleh ke arah belakangnya. Tapi begitu sadar jika yang memanggilnya sekarang adalah Jino, raut wajah Donghae berubah datar, sepertinya dia masih mengingat jelas obrolan di antara para staff panti jompo.

“Ada apa?” Tanya Donghae, terdengar begitu dingin dan tak ingin berbasa-basi sama sekali.

Jino nampak mengatur nafasnya sejenak. Dia kemudian merogoh saku kemejanya lalu ia pun menyodorkan sesuatu ke hadapan Donghae.

“Hyeong, bisakah kau membantuku?” Tanyanya, masih dengan nafas yang sedikit terputus-putus.

Sebelah alis Donghae naik ke atas dan tatapannya pun beralih pada selembar tiket yang di pegang oleh Jino sekarang. “Apa ini?”

“Begini, Hyeong… awalnya, dua hari yang lalu aku ada janji dengan Miyoung untuk pergi nonton bersama. Tapi… pagi ini tiba-tiba saja kepala staff menyuruhku untuk pergi ke acara amal yang di adakan di Pulau Jeju. Sore ini aku akan pergi bersama beberapa staff lainnya yang akan ikut pergi bersama ke acara amal itu. Jadi…”

Jino menghentikan ucapannya sesaat, nampak ragu untuk mengatakan permintaannya pada Donghae. Sebenarnya, dia ingin sekali pergi menonton bersama Miyoung, tetapi permintaan kepala staff yang begitu mendadak membuatnya tidak dapat menolak. Dan satu-satunya cara agar dia tidak terlalu mengecewakan Miyoung adalah dengan…

“Aku… ingin kau menggantikanku untuk pergi menemani Miyoung menonton malam ini. Apakah kau keberatan, Hyeong?” Lanjut Donghae kemudian.

Donghae sejenak nampak terdiam, mencerna baik-baik setiap kata yang baru saja meluncur dari mulut Jino. Ia mengerjapkan kedua matanya untuk beberapa saat.

“A-apa? Kau.. memintaku untuk menemani… Miyoung menonton?” Tanyanya, seolah-olah ia tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.

Salah meng-artikan respon Donghae, Jino berpikir jika mungkin Donghae merasa keberatan dengan permintaannya ini. Pria ini lantas tersenyum enggan sambil menarik perlahan tiket yang sedari tadi di sodorkannya itu.

“Jika Donghae Hyeong keberatan, tidak apa-apa. Aku bisa meminta yang lain untuk-”

“Tidak!” Seru Donghae dengan tiba-tiba, reflex ia meraih tiket yang masih di pegang oleh Jino itu, cukup membuat Jino kaget dengan reaksinya yang mendadak berubah itu.

Sadar dengan responnya yang terlalu berlebihan, Donghae lantas berdehem pelan, sesaat kemudian ia tersenyum enggan dan memasukkan tiket itu ke dalam jas putih yang sedang di kenakannya saat ini.

“Ehm… kebetulan malam ini aku tidak ada kegiatan apapun. Jadi… aku tidak keberatan jika hanya harus menemani Miyoung pergi menonton…” Jawab Donghae kemudian, berpura-pura untuk bersikap tenang kembali, padahal dalam hati ia sekarang tengah bersorak-sorai gembira.

Sementara itu, Jino hanya membalasnya dengan senyuman kaku. Antara bingung dan lega karena Donghae menyetujui permintaannya itu.

©Hello, Mr.Stranger!©

Seperti perjanjiannya bersama Jino sebelumnya, mereka akan bertemu langsung di bioskop. Tetapi setibanya di sana, Miyoung tak menemukan Jino di manapun, bahkan di saat ia telah mencoba menghubungi pria itu, ponselnya sama sekali tidak aktif!

“Ck, Cho Jino! Awas saja kau jika sampai datang terlambat, aku akan-”

“Apakah kau sudah menunggu lama?”

Sebuah suara yang terasa familirian baginya, membuat Miyoung reflex menoleh dan sedetik kemudian dia nampak membulatkan matanya, nampak terkejut melihat sesosok pria yang kini berdiri tepat di hadapannya.

Pria itu terlihat tampan dengan penampilannya yang kasual, dan Miyoung akui jika saat ini ia begitu terpesona oleh ketampanan pria itu, ya… tentu saja dia adalah si dokter tampan Lee Donghae.

Berusaha menjernihkan pikirannya, Miyoung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan raut wajahnya pun berubah bingung. “Dr. Lee. Apa yang kau lakukan di sini?” Tanyanya dengan nada formal.

“Menonton. Kau pikir apa lagi?” Balas Donghae sekenanya.

“Huh?”

Donghae memiringkan kepalanya ke samping seraya melipat kedua tangannya, memasang wajah se-datar mungkin. “Apakah Jino belum memberitahumu jika dia tidak bisa datang menemanimu untuk menonton… dan sebagai gantinya dia memohon-mohon padaku untuk menemanimu.”

Mulut Miyoung seketika terbuka lebar, nyaris menyentuh telapak kakinya sendiri. “A-apa?! D-dia… meminta untuk… menemaniku?!” Pekik Miyoung tertahan. Tak ingin jika sampai ia menjadi bahan tontonan orang-orang di sekitarnya jika ia memekik terlalu keras.

“Ya, kenapa? Kau keberatan?! Apakah kau tidak ingin menonton bersama pria brengsek sepertiku?!” Sahut Donghae kemudian, terkesan menyindir Miyoung dengan kata-katanya.

“H-huh?” Miyoung melongo, meneguk salivanya yang entah kenapa lebih terasa seperti menelan segenggam batu keras. “A-ah, t-tidak… tentu saja tidak… tapi-”

“Kalau begitu tunggu apalagi? Sudahlah, ayo kita masuk! Filmnya mungkin akan segera di mulai!” Ajak Donghae seraya mulai melangkahkan kedua kakinya.

Sementara Donghae telah berjalan terlebih dulu, Miyoung masih nampak berdiri kaku di tempatnya. Mulutnya berkomat-kamit tanpa suara.

“Cho Jino, sialan! Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya tentang ini?! Dan kenapa kau malah membuatku terjebak dengan pria asing ini?! Awas kau!” Umpat Miyoung dalam hatinya, benar-benar merasa kesal dengan keputusan sepihak Jino ini.

“Hey, nona Shim!” Seru Donghae dari ujung sana, menyadarkan Miyoung jika pria itu telah hampir memasuki pintu bioskop.

Miyoung menoleh padanya dan Donghae terlihat menggedikkan dagunya, memberikan isyarat pada gadis ini untuk segera mengikuti langkahnya.

Lalu, dengan berat hati akhirnya Miyoung memilih untuk ikut melangkahkan kakinya. Tak ada salahnya, ini hanya berlangsung selama kurang lebih dua jam, dia pasti bisa bertahan  selama itu! PASTI!

©Hello, Mr.Stranger!©

Baru saja film di putar selama 15 menit. Tapi Miyoung sama sekali tak tertarik dengan film tersebut. Ia sesekali bergerak dengan kaku dan mencuri pandang sejenak ke arah Donghae yang nampaknya tetap santai di tempatnya.

Sejujurnya, Miyoung masih memikirkan pertengkaran kecil yang terjadi di antara dirinya dan Donghae saat minggu lalu. Rasa bersalah masih terus menggerogoti perasaannya dan di saat ia memiliki kesempatan untuk berbicara dengan pria ini, ia tentu saja tak bisa begitu saja mengabaikannya.

Miyoung ingin semuanya terselesaikan. Tak ada lagi perasaan bersalah ataupun terbebani. Dan inilah penyebab sekarang dia tak bisa menikmati filmnya dengan tenang.

“Apakah… kau… menyukai ceritanya?” Tanya Miyoung berbasa-basi, setengah berbisik karena tak ingin menggaggu penonton yang lain.

Beruntung jika kursi mereka berdua saat ini berada di bagian belakang dan berada cukup jauh dari kerumunan penonton lainnya. Jadi, Miyoung dapat berbicara dengan leluasa, lagipula dia tak ingin melihat wajah Donghae saat ini, dia benar-benar gugup dan takut!

“Menurutmu?” Balas Donghae sekenanya, seolah tak peduli dengan pertanyaan basa-basi Miyoung.

Miyoung meringis pelan, menyadari perubahan sikap Donghae yang kembali dingin. Pria ini tentu saja tak akan semudah itu melupakan kata-kata kasarnya itu.

“Err.. soal kejadian minggu lalu..” Miyoung kembali berbicara, menekan kuat-kuat perasaan gugup dan takutnya. Walau bagaimanapun juga, dia harus tetap meminta maaf padanya. “Aku benar-benar meminta maaf atas kata-kataku saat itu. Aku tahu aku begitu sangat menyebalkan… aku berkata kasar kepadamu tanpa berpikir jika kau memang melakukan semua itu demi kebaikanku.” Ia mengucapkan dengan tulus.

Hening, Donghae masih tak mengatakan apapun.

“Seharusnya, aku tidak berkata seperti itu. Well… sejujurnya kau bukanlah pria brengsek seperti apa yang aku katakan.” Ujar Miyoung lagi, “Saat itu aku hanya terlalu emosi dan sensitif… jadi…”

“Aku sudah memaafkanmu.” Sela Donghae dengan cepat. Menghentikan ucapan Miyoung dengan segera.

“Eh? Benarkah?” Miyoung menoleh padanya dan di saat itulah ia baru menyadari jika sejak tadi ia berbicara, Donghae telah menatap ke arahnya. “K-kenapa menatapku?” Tanyanya dengan gugup, merasakan kedua pipinya mulai merona merah sekarang.

Dia benar-benar merasa bersyukur karena ruangannya gelap, jadi Donghae tak dapat melihat rona merah di kedua pipinya. Mungkin, jika pria itu melihatnya, dia akan segera menggodanya habis-habisan.

“Jika kau berpikir aku bukanlah pria brengsek, lalu… kau pikir, pria seperti apa aku ini?” Tanya Donghae kemudian, mengabaikan pertanyaan Miyoung sebelumnya.

“Y-ya?” Miyoung melayangkan tatapan bingungnya, tak paham dengan maksud pria ini.

“Menurutmu… apakah aku pria baik-baik?”

Sejenak Miyoung nampak mencerna kata-katanya dan setelah itu perasaan bersalah pun kembali menyerang dirinya, sepertinya… Donghae memang merasa tersinggung dengan kata-kata Miyoung saat itu.

Miyoung menunduk sesaat, mencoba memilih kata-kata yang tepat untuk menjawab. “K-kenapa kau bertanya seperti itu padaku? Apakah kau benar-benar tersinggung dengan kata-kataku saat itu?” Tanya Miyoung dengan hati-hati.

“Tidak.” Donghae menggeleng singkat. “Aku hanya membutuhkan jawabanmu, Miyoung-ah. Jadi katakan saja… apakah menurutmu, aku adalah pria baik-baik?” Tanyanya lagi.

“Jika kau adalah pria brengsek seperti apa yang aku katakan, kau tidak mungkin tetap diam saat melihatku mabuk. Banyak pria di luar sana yang mungkin akan berbuat sesuatu hal yang menjijikan, tetapi kau tidak. Kau menolongko, mengganti pakaianku dan bahkan kau mengantarku pulang dengan selamat.” Miyoung mulai berceloteh, mengungkapkan rasa kagum pada sikap Donghae yang benar-benar terhormat dan terpelajar.

“Lalu… kau juga rela tidur di luar mobil saat kita pergi ke luar saat itu. Belum lagi… saat aku sakit minggu lalu pun… kau… kau rela merawatku dan memberikanku obat. Padahal… jelas-jelas saat itu aku begitu menyebalkan dan berkata kasar kepadamu.” Penyesalan tersirat jelas di raut wajahnya.

“Lalu bagaimana jika aku mengatakan padamu, bahwa saat itu aku pun sama seperti pria di luar sana. Aku mungkin harus mengakui padamu… jika aku begitu menginginkanmu untuk berbaring telanjang di atas tempat tidurku, memuaskan seluruh hasratku sebagai seorang pria.”

Seharusnya, Miyoung merasa marah dengan kata-kata tak senonoh yang terlontar dari mulut Donghae. Tapi entah kenapa, dia justru semakin merasa bersalah kepadanya. Pria di hadapannya ini jelas-jelas adalah pria baik-baik, tetapi dia malah justru mengatainya sebagai pria brengsek.

Miyoung menatap tulus kepadanya. “Tapi kau tidak melakukannya kan? Itu menandakan jika kau memang pria baik-baik.”

“Kau tidak bisa menilaiku seperti itu, Miyoung-ah. Aku bukanlah pria baik-baik seperti apa yang kau pikirkan. Mungkin kata-katamu minggu lalu memang benar… aku memang pria brengsek yang tak pernah bisa menghargai sebuah privasi wanita.” Ujar Donghae, begitu terdengar serius. “Banyak gadis di luar sana yang mungkin telah menjadi korban atas sikap brengsekku ini. Harus aku akui… sudah banyak gadis yang aku tiduri di luar sana, Miyoung-ah…”

Deg!

Miyoung terkesiap kaget. Aneh rasanya saat merasa sakit begitu mendengar pengakuannya. Miyoung tak mengerti dengan perasaannya ini, dia seolah-olah kecewa dan sakit hati. Tapi di satu sisi, dia merasa sedikit senang dengan pengakuan Donghae ini.

Seolah-olah, hanya dialah yang mengetahui ini semua. Dan bukankah itu berarti, Donghae telah mempercayainya? Karena itu, Donghae begitu mudah mengakui semua kelakukan buruknya di hadapan Miyoung?

“Tapi kau tak pernah melakukan apapun padaku. Kau tulus membantuku.” Sahut Miyoung kemudian, mencoba meyakinkan Donghae jika apa yang di pikirkannya itu adalah salah besar. Karena hati kecil Miyoung memang berkata, jika dia memang sosok pria baik-baik.

Donghae tersenyum kecut, seakan mengejek perkataan Miyoung. “Percayalah.. lambat laun, kau akan segera menyesali semua perkataanmu tadi.”

“Sudah banyak penyesalan yang terjadi di dalam hidupku.” Balas Miyoung seadanya dan cukup membuat Donghae tersenyum geli saat mendengarnya.

“Kau memang gadis yang berbeda, Shim Miyoung!” Donghae menahan tawanya agar tidak meledak, dia tak ingin jika sampai para penonton di dalam gedung bioskop ini melempari mereka berdua dengan jagung popcorn.

Miyoung memberenggut kesal, “Ya, ya, ya… aku memang berbeda. Aku memang tidak seperti gadis di luar sana yang begitu sangat cantik, pintar dan sexy! Aku hanya seorang gadis aneh dan gila! Kenapa tidak sekalian saja kau antar aku ke rumah sakit jiwa?!” Sungut Miyoung dengan nada marah.

Donghae masih terlihat menahan tawanya dan Miyoung benar-benar kesal dengan reaksi Donghae ini. Tadinya dia berpikir, jika mungkin saja Donghae akan berterima kasih kepadanya karena telah berkata yang sejujurnya, tetapi apa yang di dapatnya setelah mengatakan semua hal yang ia pikirkan tentang Donghae selama ini?

Pria itu malah tertawa! Dan yang lebih menyebalkannya lagi, Donghae malah mengatakan jika dirinya begitu berbeda! Maksudnya apa? Well, Miyoung memang tak pernah merasa jika dirinya cantik ataupun sexy, seperti gadis di luar sana.

Tapi… tetap saja rasanya menyakitkan begitu mendengar seorang pria yang mengatakan hal itu secara tidak langsung kepadanya. Rasanya begitu memalukan sekaligus menyebalkan.

“Bukan itu yang aku maksud, Miyoung-ah…” Senyum di wajah Donghae masih terlihat sangat jelas.

“Sudahlah, aku malas membahasnya!” Miyoung mengibaskan tangannya dengan acuh dan berpura-pura untuk menatap ke layar film yang tengah di tayangkan, walau tetap saja ia merasa tak tertarik lagi untuk menonton.

“Aku tertarik padamu, Shim Miyoung… itulah yang aku maksud, kenapa kau berbeda…”

Deg!

Detak jantung Miyoung berubah dua kali lebih cepat, ribuan kupu-kupu di dalam perutnya terasa berterbangan dan otot-otot syarafnya terasa menegang, seperti mengalirkan tenaga listrik yang menyengat di dalam tubuhnya, menimbulkan efek panas sekaligus tegang.

Miyoung dapat merasakan jari-jari panjang Donghae yang menyentuh dagunya dan mulai menariknya secara perlahan, lalu tatapan merekapun bertemu pandang.

“Sejak pertama kali bertemu denganmu. Aku telah tertarik pada sosokmu, Miyoung-ah…”

Ucapannya begitu terdengar tulus, tak ada kebohongan yang terselip di dalam kata-katanya itu dan harus Miyoung akui, perkataan Donghae cukup mempengaruhi perasaannya saat ini. Terbukti dengan suara detak jantungnya yang semakin lama semakin bertambah cepat.

“Dan sekarang… aku begitu ingin menciummu.” Bisik Donghae, terdengar berat dan serak.

Bola mata hitam Miyoung nampak melebar, “Kau tidak bisa melakukannya… i-ini… banyak orang di tempat ini.”

Donghae menyeringai kecil kepadanya, “Ya… aku bisa melakukannya.” Wajahnya semakin mendekat, dan Miyoung dapat merasakan hembusan nafas Donghae yang mengenai kulit wajahnya, begitu panas dan membuat Miyoung seolah kehilangan akalnya untuk beberapa saat ini.

Dan hanya pada detik selanjutnya, keduanya telah berciuman dengan mesra. Menganggap tak ada siapapun di tempat ini, membiarkan bibir mereka saling mencicipi rasa manis yang tercipta dari ciuman itu.

©Hello, Mr.Stranger!©

Mentar pagi telah bersinar dengan terangnya, menyinari seluruh bumi dengan cahayanya yang menghangatkan pagi ini. Siulan burung terdengar saling bersahutan, seolah memberi tahu pada semua orang, jika cuaca pagi ini begitu cerah dan menyegarkan.

Namun, semua itu seolah tak berpengaruh untuk gadis bermarga Shim ini. Sampai saat ini, ia masih nampak berbaring malas di atas ranjangnya, terlalu enggan untuk beranjak dari atas tempat tidurnya.

Senyum di wajahnya nampak berseri-seri dan rona merah muda pun terlihat jelas di kedua pipinya. Pikiran gadis ini melayang pada kejadian tadi malam, berpikir apakah tadi malam itu ia hanya bermimpi indah saja atau memang kenyataan.

Jari-jari lentiknya bergerak dan perlahan menyentuh bibirnya. Masih terasa hangat di dalam benaknya bagaimana ia berciuman dengan Donghae tadi malam. Dan rasanya itu berbeda, entah kenapa ia merasa begitu senang.

Bahkan, sampai saat ini pun, detak jantungnya selalu berdegup sangat kencang setiap kali ia mengingat kejadian tadi malam. Tangannya bergerak dan kali ini meraba dadanya, merasakan degup jantungnya.

Lalu gadis ini pun tersenyum malu-malu, “Secepat inikah?” Bisiknya, seolah-olah akan ada yang dapat menjawab pertanyaannya. “Mungkinkah… aku… memang telah jatuh cinta pada pria itu? Benarkah… aku telah jatuh cinta pada Lee Donghae?”

©Hello, Mr.Stranger!©

Tak berbeda jauh dengan reaksi Miyoung sebelumnya, pagi ini, Donghae pun nampak riang dan gembira. Pria ini terus bersiul-siul, berkaca sebentar di cermin dan mulai menari-nari seperti orang gila, mengikuti alunan musik yang sedang di putar oleh Ipad-nya.

Senyum kebahagiaan jelas terpancar di wajahnya dan ingatan pria ini pun kembali pada kejadian tadi malam. Saat di mana ia tengah mencium Miyoung dan gadis itu sama sekali tak menolak ciumannya. Justru sebaliknya, Miyoung begitu sama-sama menikmati ciuman itu. Sama sepertinya.

Namun, sesaat kemudian, kesenangan pria ini terganggu oleh suara bel rumahnya yang begitu nyaring. Pria ini menggerutu kesal dan dengan setengah hati berjalan ke arah pintu depan rumahnya, berharap jika mungkin itu hanya pengantar susu ataupun pengantar koran di pagi hari.

“Ya, tunggu sebentar!” Seru Donghae begitu suara belnya itu kembali terdengar untuk yang kesekian kalinya.

Tanpa melihat monitor di samping pintu rumahnya, Donghae lantas segera membuka pintu di hadapannya dan begitu melihat sosok yang kini tengah berdiri di luar rumahnya itu, Donghae nampak mengerutkan keningnya.

“Kyuhyun-ah? Apa.. yang kau lakukan di sini?” Tanyanya, terlihat bingung.

Berbeda halnya seperti Donghae yang nampak kebingungan, Kyuhyun justru terlihat sangat serius dan… marah?

“Donghae-ya… aku ingin kau segera menjauhi Miyoung.” Dan hanya kata-kata itu yang terlontar dari mulut Kyuhyun, tanpa ada basa-basi sedikitpun.

Sementara itu, Donghae nampak tertegun di tempatnya. Terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya itu.

To Be Continued…

Note : Uwaaaaaaah… Akhirnya, bisa update part.7 jugaaa… Hehehehe Semoga part ini tetap menghibur para My Lovely Readers yaaa… sejujurnya, aku kurang yakin dengan lanjutan fanfic ini… takutnya ceritanya malah makin ngalor-ngidul + gaje gitu… >__< #tutupmuka Hehehehe Tapi yaa… semoga aja para My Lovely Readers tetep puas dengan lanjutannya ini yaah… ^^ #prayformystory LoL XDD

Oh iya, untuk yang menanyakan part.1 dari Dangerously in Love. Tadinya aku berniat untuk publish bareng part.7 HMS, tapi karena ada banyak pertimbangan… jadinya aku tahan dulu dan mungkin baru aku publish besok or lusa… Jadi, tungguin yaaaah… ^^ Hehehehe Dan untuk Egoistic Man-nya juga tenang aja… itu FF di lanjut kooo… Jadi sabar yaa… Akhir kata, Don’t forget… READ, COMMENT, LIKE… and Last… No BASHING! ^^

127 pemikiran pada “Hello, Mr.Stranger! (Part.7)

  1. Ciiieeee….bunga2 cinta dah mulai tumbuh……
    Tapi penasaran dech ama maksud hae kek gtu,emng hae bener2 nappeun dimasa lalunya?
    Trus apa coba naksud kyu ngelarang2 gtu?
    Bkin greget aja ama lanjutannya but nerawang2 akan berakhir sperti apa….kekekeke

  2. eaaaaaaa aku juga mauuu #tarik dongek ke belakang kursi bioskop…

    ntaaa kau membuatku cemburuuu huhuhu
    next jngn lma2 yaa ntaa, banyakin scene romantisnya haha #maunyaaa

  3. setelah bejuta- juta tahun akhirnya publis juga # plak lebay

    aku suka ff ini eonni ^^ ceritanya lucu dan menggemaskan * menurut aku loh yaaa 😀

  4. uwweee casanova xD lanjutkan, lanjutkan thor.. cuma itu yg bisa aku ketik di komenan nih-_- soalnya aku bingung mau komen apa di ff genre romance gini :3
    author, keep writing ya~^^

  5. Ihhh sesuatu bgt abis marahan terus ntn laluuu terjadi sesuatu….jino emang tau bgt yang dipengenin hae walwpun itu kebetulan dy ga bisa nonton hehehe

    Knp itu sama si bang evil ko ngelarang2 deket ma miyoung???ishhh ngeganggu aja tbc hayooo saeng semangat ngelanjutinnya diantos pisan next part nya

  6. Wah benar kan A.L itu initial dr Donghae..
    Waduh Kyu kenapa ngelarang Donghae untukngedeketin Miyoung?
    Pasti Kyu tau ttg masa lalu Donghae ya?
    Bikin tambah penasaran. Ditunggubkelanjutannya ya..

  7. hah kenapa kyu nyuruh donghae ngejauhi miyoung?? wah bener2 over protective deh. kan sayang mereka baru aja akan menunjukan tanda2. eh si epil malah ngacau :/ uugh dasar epil pergi jau2 noh!

  8. Aigo, aku saja yang baca ini jadi tersipu-sipu malu, apalagi Miyoung #KecupBibirDongeMembabiButa* Wkwkwkwk…… Aish, apa-apaan KyuHyun datang2 langsung larang2 DongHae. Oh baiklah aku ngerti, pasti karena DongHae yang playboy *JawabPertanyaanSendiri xD

  9. setelah sekian lama, kata2 itu akhirnya keluar juga dr mlut dokter itu.. eeeciyee yg sedang berbunga2..
    tp kyuhyun dtg2 nyuruh donghae ngejauhin, apa maksud itu..??
    aaaahh, ga sabar nungguien part selanjutnya..

  10. ayooooo…. miyoung sama hae cpt jadian donk,,lg pula bukan.a satu sama lain udh pada ngerasa saling suka…. jd tinggal jadian 😀

    oow…. itu si kyu dateng2 knp langsung kek gitu y????

  11. akhirnya diucapiin juga tuh perasaan sama miyoung.
    kyuhyun ngerusak kesenangan org nih. donghaenya kan lagi seneng2nya tuh.

  12. Kyuhyun bener-bener ya datang di saat yang gak tepat
    Cie cie cie kayak2nya benih2 cinta sudah mulai tumbuh nih antara Miyoung dan Donghae
    Wowwww donghae keren ya mau nyium Miyoung ditempat ramai
    Donghae bener2 napeun namja ya

  13. Dan sampe sekarang saya masih ngerasa kalimat “To Be Continued” adalah musuh terbesar saya!!!
    Unni makin penasaran sama cerita ini,itu si kyuhyun ngapain ngelarang2 donghae coba?

  14. Itu kyu ngelarang donghae deket sama miyoung apa karna donghae itu playboy yakkk??? Nahhh loh, ayo dong donghae jangan jadi pria cassanova -_- hahahaha..

  15. kyu… ganggu aorang yg lagi kasmaran aja….belum kena batunya tu kyu…
    dtnggu kelanjutannya ya…. ga sabar pengen tau asal muasal kedua insan ini bisa berpisah…..

  16. Doeng!! ada apa’h dengan kyuhyun??? dy tau ya tentang kiss’y?? Jangan” kyu lagi yang bikin Donghae+Miyoung jauh…..dinantikan next chapter’nya….gomawo….

  17. akhirnya dilanjut juga 😀 andwe…! Ff ini harus lanjut ampe ending kalo perlu bikin sequel.. Aku suka banget ff ini. Jadi,, lanjut Yaaa….
    Suka di part ini hub Donghae-miyoung udah ,ulai deket banget.. Apalagi yang di bioskop donghae ngungkapin semuanya…
    Eh, tiba-tiba ada Kyuhyun, jangan-jangan Kyuhyun tau apa yang terjadi sama mereka tadi malem??

    Di tunggu kelanjutan part 8 nya,,, jangan lama-lama ya Hehe 🙂

  18. Lahh, kenapa kyuhyun ngga ngebolehin donghae deketin miyoung sih? Emng dia punya salah apa coba ?
    Padahal kmajuannya udah bagus banget, eh malah dapet ultimatum kek gini dari kyuhyun,,
    Next part di tunngu deh,, 🙂

  19. kok kyuhyun’a gitu.
    kan kasian donghae sa miyoung’a yg udh sling jtuh cinta.
    kyuhyun jgn trlalu protect gtu dong sma miyoung, kn dy jg bleh jatuh cinta. klo smpe donghae sma miyoung ga pacaran gr” kyuhyun, nnti aku demo ke kyuhyun.. :p

  20. Uuwwaaaaa keren,
    Knapa sih donghae g ngaku ajja kalau dia itu pria dengan inisial A.L ??
    Tpi hubungan mereka manis bnget, well ini udh 2x donghae ganti’in baju’y miyoung. Pasti donghae sangat tersiksa sa’at melakukan hal itu ?! Wahahahaha 😀
    Aku jdi pnasran knapa yahh mereka bisa pisah ??? Itu c kyuhyun mau apa lgi ?! Next 🙂 , moga di posting nya bisa cepet “amin”
    Fighting \(^_^)/…

  21. Bhuahahahahahahahahahaha……klakuan Donghae lbh mirip gadis centil yang sedang jatuh cinta..Miyoung aja bwaannya santai-santai aja walaupun jantungnya degun-degun tak menentu.
    Ah,satu mslh si ikan selesai,miyoung sdh tau kalau hae menyukainya. (tabur lope-lope) XDD
    Ahh….scene kissue-kissue MAUUUUUUUU!!!!!
    😀
    dan oh yea…kyupil nyempil bak nyamuk pengganggu.Ck! noh..cari mangsa yg llain aja,Miyoung udh milik si Hae..hussh..hussh…kkkkk

    Senyum gaje,shy-shy cat bacanya,Hae mendadak jd pabo klu sdg madabu lope aka jatuh cintrong…wkwkwkwkw

    hhh…sosweet…. >.<

    tp,tp knapa hae disini yang jd cerwet,biasanya kan si miyoung yang bawelnya masa ampun.bibirnya kan emang lancip klu ngomong. :3
    #kaburr

  22. aigoo…salut bgt sm k’jujuran’y hae bwt ngakuin sbrapa g baik’y dy d’masa lalu k’miyoung…tp knp kyu nyuruh hae bwt jauhin miyoung???apa krn kyu tkt klo miyoung jd korban’y hae ky cwe” yg lain????trz apa hae mw iktin mw’y kyu???atw justru dy mw bktiin dm kyu klo dy udh b’ubh????smkin penasaran sm part slnjt’y…

  23. dikit bingung , knp Kyu gk Setuju gt ma Donghae berhub. dgn Minyeong ?? why? disini couple Kyu ada’kan???? kangen ma mereka berdua -;-

    Kiseu scensny pas ma sikon tmpt gelap, dibelakang mojok pula aigooooo…. ikan mokpo mesum juga……. udh saling fall in love

    cerita ringan dikemas Tata bahasa Yg mudah dimengerti , part ini lbh pnjng dri kmrn pertahankan ne!!!!oiy ,ff Dark Side kpn post ? ditunggu

  24. Hahahahahha donghae nya ngamuk tuuh 😀 .. Miyoung gengsi juga sih mau mnta maaf 😀 .. Itu mereka dah resmi ato blum sih ?? Trus knpa kyuhyun larang donghae bwt deketin miyoung ??

  25. kyanya kyuppa msih punya rasa ama miyoung :/
    kyuppa jdi pnghalang hub hae-young,andwae…. haeppa gg bleh mnyerah,pkoknya hae-young hrus brsatu,!?
    Aigo*,hae-young so sweet deh,#cemburu 😥

    Next kak jgn lm2 dipublishnya,oke!!!!

  26. yeee…akhirnya dipublish juga lama banget nungguinnya chingu….
    apa yang terjadi ma kyu kenapa dia marah banget ma donghae….ayo lanjut chingu…aku makin penasaran….

  27. Ciee Mi Young udah mulai jatuh cinta sama Donghae.. Donghae kalo cemburu itu lucu 🙂
    ah sweet banget si moment nya, Kyu ngerusak suasana ajja, orng lagi seneng di gangguin

    makin rame ceritanya Chingu, feel nya dapet dah 🙂
    Fighting. Di tunggu kelanjutan nya 🙂

  28. Apapun itu judul ini harus smp selesai *maksa
    Hahhahhaha
    Smp part ini aku masih menikmati dan menunggu next next next next part.
    Jadi tolong selesaikan ya
    Fighting

  29. Kyyaaaaaaa….. >.<
    To be continue nya tiap" di bagian yang bikin dug deg dug deg..
    ㅋㅋㅋㅋㅋ …
    Bagusss bagusss…
    Lanjjuuuutttt….

  30. Aaahhhh, akhirnya hae bilang kalo dia naksing miyoung :D. Omooooo, mereka ciuman di bioskop . Kenapa kyu ngomong gitu ke hae ? Hubungan kyu sama miyoung tuh gimana sih ? Si kyu protektif banget sama miyoung

  31. biarpun gaje tp ttp bikin penasaran!! hahaha canda dengg, ga gaje kokkk seru disini udah mulai keliatan gimana2nya. jd penasaran lanjutannya kan ahhhhh ayoo lanjut lagiii thor keep writing and fightingg!!

  32. aaaahhh knp TBC dtngny tiba2 sieee 😥
    kyu knp??kok tb2 dtng2 ngmng gt??ap krn kyu tw klo donghae suka gonta ganti cewe??makany kyu gmw donghae deketin miyoung krn bwt ngelindungin miyoung?????iy g???
    lanjutanny jgn lama2 y thor,aku penasaraaann >.<
    KEEP FIGHTING n WRITING thor 😀

  33. Hadueh donghae tu gak punya ati po yow seenaknya aja buka baju miyoung hi hi.khuhyun dtg saat gak tepat eonn disaat tumbuh rasa suka diantara keduanya huuuh ditendang aj tuh kuhyun ha ha ha….seru eon ditunggu kanjutnya.oh iya eon ffnya zoumi dilanjut dong ampe tamat ya he he he. ..

  34. wahhhh…aq ketinggalan bacanya….

    sebenarnya knp kyuhyun melarang donghae deket sama miyoung….

    penasaran sama next partnya….

    ditunggu ea….

    good luck n keep writing….

    :-*

  35. Huwaaaaa kyuhyun merusak suasana..
    Itu kenapa kyuhyun nglarang donghae?
    Aishhh semakin penasaran lanjutannya,
    keep writing thor.:)

  36. Yaaah kyuhyun-_- baru juga miyoung tau perasaan nya dah dtg” nyuruh abg ikan jauhin miyoung-_- apa maksudnya abg epil ni-_-

  37. aduh yg lagi kasmaran senyum2 sendiri..itu kyuhyun kenapa minta donghae ngejauhin miyoung..ah penasaran lanjut thor ditunggu..

  38. Demi apa , timing kyuhyun datang kayaknya pas banget ya … pas bikin penasaran –”
    haduh kayanya Kyu hyun terlalu sayang ama Min Young dan dia tau kebejatan Donghae makanya dia minta Donghae menjauhi Min young #reader sok tau
    Wkwkw pokonya di tungu next part nya eon

  39. Akhirna update lg..
    Hanya sdikit saran..37,3 drajat celcius itu belum panas tinggi/demam..mungkin kl author ngebwt jadi 38 or 39 akan lebih logis untuk scene donghae nglepas baju miyoung krn basah ma keringat..
    Sgitu aj y..
    Titip slm bwt kyu..blg jgn ganggu miyoung donghae yo.. 😉

  40. Seperti biasa, ceritanya bikin deg”an hehe
    Ck donghae sepertinya sedikit demi sedikit ingin mesum… Hahaha goodjob (?)
    Kyuhyun knp? Pasti tkt miyong dimainin donghae…
    Hmmm penasarannnnnn T.T
    Ditunggu lanjutannya eonn 🙂
    Fighting !!!

  41. Ceelaahh udah mulai suka2an ni yeee ..
    Selamat untuk mereka berdua ..
    Kenapa Donghae gaK ngaku aja kalo dulu dia yg ketemu sama Miyoung? Kan selesai urusan hahaha
    Lah? Kenapa itu Kyuhyun ngomong begitu?
    Lanjuttt thoorrr

  42. Wahhh akhirnya setelah lama ini saya menunggu akhirnya publish juga…. Ko kyuhyun ngelarang donghae deket sama miyoung ya……

  43. ciie ỵg hbs marah2an ,uđah baikan 一 di akhiri dgn Sweet kiss ho ho ~
    .akh ,it knp kyu-hyun tiba2 bicara sprt it — apa krna dia th ,dlu donghae suka main cewe | akh molla –.

    .semangat trus bwt author lanjut ff nya 一 autor fighting ^^

  44. Yah thor kok tbc kan lagi seru-seru nya, masa lalu kyuhyun ama miyoung belum terungkap sebenarnya apasih kesalahan kyyuhyun yg bikin mereka putus di tunggu part depan nya thor !!!!
    FIGHTING !!!!

    • kepotong 😦 lanjut disini aja ya eon hhe

      aaaaaakkkk hae iyoung ituuu ituuu kalian di dalem bioskop hhihihi sersa ruangan itu cuma milik berdua dan yg lain ngontrak aja hahaha ga nyangka ternyata hae suka maen di yg gelap2an *ehh dijitak hae xD

      btw eon itu kenapa tiba2 kyu nyuruh hae buat ngejauhin miyoung ??? anehhh~ ga mungkin kan kalo kyu cemburu atau masih ada rasa suka sama miyoung ??? penasaran ><

      lanjuut eon 😀

  45. Apa kyuhyun cemburu?bkan nya dia ada d roma..
    knppa mlah nyuruh donghae jauhin miyoun?kjem bnget..
    bru aja berbunga2..mlah d suruh jauhin

  46. Loh, loh, loh?? Ada apa ini? Kok kyuhyun tiba2 dateng minta donghae ngejauhin miyoung?? Kenapa ga dari2 kemaren2 ajah?? Kenapa disaat keduanya udh mulali-mulai cocok? XD hehe *baweeell

  47. ya ampun dong hae frontal banget kata”nya -___-
    tapi suka dong hae jujur banget, gak munafik hoho
    ah apa maksud kyu coba? kyu gak mau miyoung sma donghae gara” takut miyoung disakitin sama donghae yg playboy? dong hae udah berubah kyuuu
    atau jangan” kyu masih suka sama miyoung ? ah kyu kamu kan udah punya haneul
    kyu jangan ampe ganggu hub dong hae miyoung!
    keren author ^^ next 🙂

  48. Ya ampunn kyu kenapa harus repot” ngurusin miyoung sih? Urus aja diri sendiri, mereka kan dah gede 😦 rempong!!

    Oppa yg protectif

  49. Woah sikap Donghae terhadap Miyoung sweet banget..bikin melayang”..
    Tapi sayang banget, kenapa Kyuhyun gak setuju sama kedekatan Donghae-Miyoung?

  50. Ikut bhgia bareng haeyoung…akhirnyaaa wahaha bkin senyum2 sma kelakuan mreka,nahh kyu oppa knpa coba blng kek gitu??

  51. tau dri mna kyuhyun kalo donghae dket sama minyoung??? kyaknya tmbh seru nih…
    tpi skit hti jga miyoungny dnger donghae bnyk nidurin cwe….

    keep fighting n writting…
    we lov u..

  52. Baru saja donghae m miyoung sedikit kemajuan tp knp mlh kyuhyun nyuruh donghae buat ngejauhin miyoung
    Apakah kyuhyun cemburu dg kedekatan mereka y

  53. Yak !! So sweettttt ..
    Tpi knapa Kyuhyun gtu ya ke Donghae? Apa Kyu takut Miyoung jadi korban ke playboyan Donghae atw emang Kyu mash punya rasa sama Miyoung?
    Cus ah ke part selanjutnya.

Tinggalkan Balasan ke alviaaputri Batalkan balasan