Hello, Mr.Stranger! (Part.11)END

Hello, Mr.Stranger! Ver.3

Title                : Hello, Mr. Stranger!

Author           : NtaKyung

Art Poster      : NtaKyung

Casts              : Lee Donghae, Shim Miyoung and Other Casts (Find By Yourself^^)

Genre             : AU(Alternate Universe), Drama, Humor, Romance

Length           : Series [On Writing]

Rated             : PG-15

Disclaimer     : Segala hal yang ada dalam fanfic ini, murni dari imajinasi saya sendiri! So, Don’t COPY-PASTE or BASHING!

©Hello, Mr.Stranger!©

Sambil menggigiti ujung jarinya dan berjalan mondar-mandir, Miyoung terlihat panik dan bingung di saat yang bersamaan. Berulang kali ia merengek dan menggerutu seperti anak kecil, dan sesekali ia juga merutuki dirinya sendiri.

Aneh memang, tapi gadis ini memang tak sadar saat melakukan semua tingkah konyol itu. Pikirannya terlalu di penuhi dengan informasi yang di dapatnya beberapa jam lalu.

Ia menghentikan langkahnya sejenak, melipat kedua tangannya di depan dada. “Tunggu dulu! Jika… Donghae memang benar adalah A.L, lalu kenapa aku harus merasa takut dan malu kepadanya?! Bukankah disini aku yang harusnya marah kepadanya? Dia jelas-jelas telah membodohiku selama ini!” ia memiringkan kepalanya ke samping, menautkan kedua alisnya.

Sesaat ia mantap dengan pemikirannya itu, tetapi kejadian tadi sore kembali melintas dalam benaknya.

“Tentu saja aku memilikinya! Dia adalah pria yang dulu kuceritakan padamu, A.L. Kau tentu tak lupa dengan inisial pria itu kan?!”

“Kau berbohong padaku, iya kan?”

“Untuk apa aku berbohong?! Jika kau tak percaya, tanyakan saja pada Jino! Dia bahkan telah mengenal pria itu dengan baik, dan yang jelas… pria itu begitu baik padaku! Dia tak se-menyebalkan dan brengsek seperti dirimu!”

Miyoung meringis keras, mengingat pertengkarannya dengan Donghae sore tadi.

“Argh! Shim Miyoung, kenapa kau begitu ceroboh?! Dari begitu banyak pria di dunia ini, kenapa kau harus menyebut dua huruf mematikan itu?!” gerutunya, menggeleng cepat dan mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi.

Ia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, menghentak-hentakkan kedua kakinya seraya menenggelamkan bantal di atas wajahnya.

“Ya tuhan… ini benar-benar memalukan! Bagaimana jika dia memang benar pria berinisial A.L itu? Argh!! Bodoh! Bodoh! Shim Miyoung, kau bodoh!” umpatnya, merutuki sifatnya yang terlalu ceroboh.

Miyoung lantas menyingkirkan bantal tersebut, menatap langit-langit kamarnya dengan sepasang mata memelas.

“Oh… sekarang apa yang harus aku lakukan? Bagaimana aku berhadapan dengannya nanti? Ya tuhan… rasanya seperti aku ingin mati saja!” ia lagi-lagi merengek layaknya seorang anak kecil yang tengah kehilangan Ibunya.

©Hello, Mr.Stranger!©

Donghae memandangi sejenak bangunan rumah di hadapannya ini, -yang ia ketahui adalah rumah Jino-.

Sebenarnya, ia merasa sedikit ragu untuk mendatangi Jino di hari yang sudah larut ini. Tapi, pertengkarannya dengan Miyoung sore tadi, serta apa yang di ucapkan gadis itu mengenai sosok pria yang ia akui memiliki inisial A.L, membuat dirinya risih dan tak tenang.

Berulang kali Donghae mengenyahkan rasa penasarannya, mencoba untuk menanyakannya di lain waktu, tetapi rupanya usahanya itu gagal total dan sekarang, ia malah berakhir di hadapan rumah Jino.

Berharap, jika penjelasan yang di berikan Jino nanti akan melegakan perasaannya. Ia bahkan berharap jika apa yang di katakan Miyoung sore tadi hanyalah bualan semata.

“Baiklah, Lee Donghae… kau pasti bisa membuat bocah itu berkata jujur kepadamu!” ujar Donghae, segera melangkahkan kakinya memasuki pekarangan rumah Jino.

Tetapi, ketika ia hendak mengetuk pintu rumahnya, Donghae tiba-tiba saja menghentikan gerakan tangannya dan memandang sesaat pada dirinya sendiri.

“Tunggu dulu,” ia berpikir sejenak. “Oh tidak… ini tidak akan berhasil… Jino tidak mungkin semudah itu memberikanku informasi yang sebenarnya, Miyoung pastilah sudah lebih dulu me-wanti-wantinya untuk tidak memberitahuku!” tebaknya, seolah dapat menebak jalan pikiran Miyoung.

Well, walau bagaimanapun juga, dia memang tidak berbohong! Donghae memang sangat mengenal watak Miyoung dengan sangat baik.

Lalu, sebesit ide langsung terlintas dalam benaknya, Donghae menggedikkan kepalanya ke samping, tersenyum miring,-yang lebih terkesan seperti sebuah seringaian- daripada sebuah senyuman manis yang biasanya ia tunjukkan.

“Sepertinya… aku harus sedikit membuat pertunjukkan kecil di hadapannya! Baiklah… akan kutunjukkan sedikit kemampuan ‘ber-aktingku’, yang hebat ini…” gumam Donghae, mulai melonggarkan dasinya.

Seringaiannya semakin bertambah lebar saat ia perlahan menggulung satu per-satu lengan kemejanya, kemudian mengacak-acak rambutnya secara kasar.

“Ck… dia pikir siapa yang sedang ia tantang sekarang? Shim Miyoung, lihat saja! Kau tidak akan menjadi milik siapapun! Akan kubuktikan padamu, jika hanya aku yang pantas untuk menjadi pendampingmu!” kata-katanya terdengar seperti sebuah janji yang tak ter-elakkan.

Sepertinya, sosok Lee Donghae yang cassanova dan licik telah kembali.

©Hello, Mr.Stranger!©

Knock… knock… knock…

Jino baru saja bersiap untuk masuk ke dalam kamarnya saat ia mendengar suara ketukan pintu. Ia menolehkan kepalanya, mengerutkan keningnya sejenak sebelum akhirnya ia pun memutuskan untuk berjalan menuju pintu depan rumahnya.

Cklek!

Pintu terbuka dengan perlahan, menampakkan kepala Jino yang terjulur dan menengok ke luar pintu rumahnya.

“Omo! Donghae Hyeong!” pekiknya, terkejut dengan kehadiran Donghae di saat hari sudah larut malam seperti ini.

Jino memperhatikan sesaat keadaan Donghae sekarang, mulai dari bagian bawah hingga ke bagian atas kepalanya, dan Jino terlihat mengerjap berulang kali.

“Hyeong… apa yang terjadi padamu?” tanya Jino hati-hati.

Donghae memperlihatkan senyuman lemah, tampak kontras dengan penampilannya yang begitu acak-acak-an.

“Jika kau tidak merasa terganggu, bisakah kita bicara, Jino-ya?” tanya Donghae kemudian, mengabaikan pertanyaan Jino sebelumnya.

Jino mengangguk dengan cepat, sedikit tak tega melihat keadaan Donghae sekarang. “Tentu saja, Hyeong. Masuklah, Hyeong… kita bicara di dalam.” sahutnya, segera membuka lebar pintunya dan mempersilahkan Donghae untuk masuk ke dalam rumahnya.

Dengan lemah, Donghae hanya menanggapinya dengan senyuman lalu masuk ke dalam rumah terlebih dulu di ikuti Jino di belakangnya.

Tanpa Jino sadari, Donghae terlihat kembali menyeringai dan menahan senyumannya. Dia kembali memasang wajah sedihnya, berusaha mengelabui Jino.

Mereka kemudian duduk di atas sofa, saling berhadap-hadapan satu sama lain. Jino tampak bingung melihat keadaan Donghae yang tampak berantakan itu.

“Hyeong, sebenarnya kau kenapa?” tanya Jino kemudian, memulai pembicaraan lebih dulu.

Donghae tak langsung menjawab, ia hanya menundukkan wajahnya dengan lesu seraya menghembuskan nafasnya dengan berat.

“Jino-ya..” panggilnya menggantung, “Sebenarnya, apakah menurutmu aku ini tidak pantas untuk mendapatkan gadis yang aku cintai?”

“E-eh?” Jino mengerutkan keningnya, tampak semakin kebingungan.

Donghae kemudian menatap ke arahnya, memasang wajah se-sedih mungkin, “Well… aku dengar, jika Miyoung telah memiliki kekasih…” ujarnya, tersenyum lirih.

Jino semakin mengerutkan keningnya, “Tunggu, Hyeong… apakah, kau seperti ini… karena mendengar Miyoung telah memiliki kekasih?” tanyanya lagi, begitu hati-hati, takut jika apa yang di katakannya salah.

“Seperti yang kau lihat…” Donghae merentangkan kedua tangannya, “Aku hancur, Jino-ya, gadis yang aku cintai rupanya telah memiliki kekasih… dan.. dan semua harapanku untuk dapat bersamanya pupus sudah…”

Ingatan Jino kembali pada percakapannya dengan Miyoung beberapa jam yang lalu. Ia akui jika dia tak terlalu mengetahui dengan jelas, permasalahan antara Donghae dan Miyoung. Tapi, melihat kedekatan Donghae dan Miyoung dulu, serta bagaimana keadaan Miyoung saat Donghae pergi satu tahun yang lalu, seolah meyakinkan Jino jika mereka berdua pastilah memiliki hubungan yang cukup rumit.

Pernah ia mencoba untuk bertanya pada Miyoung, tetapi gadis itu selalu menghindar dan tak pernah menjelaskan apapun perihal sikapnya yang murung selama beberapa waktu lalu saat Donghae pergi ke New York. Dan sekarang, begitu Donghae kembali, mereka seperti di takdirkan untuk bersama, buktinya mereka kembali bertemu di pernikahan kakaknya itu, Cho Kyuhyun.

“Hyeong…” panggil Jino, penuh dengan rasa simpati. “Setiap orang pantas mendapatkan sosok yang di cintainya, Hyeong…” lanjutnya.

Donghae menggeleng singkat. “Tapi tidak denganku. Aku adalah pria brengsek yang sangat menyebalkan! Aku tidak pantas bersanding dengan gadis sebaik Miyoung… sungguh, aku tak akan mungkin dapat bersamanya.” ujarnya, bersikap seolah-olah ia telah siap untuk menangis di hadapan Jino, tak peduli jika harga dirinya harus hancur sekarang.

“Hyeong… kau terlalu berlebihan.” Jino memberenggut, “Menurutku kau adalah pria baik. Aku bahkan selalu merasa bangga padamu, Hyeong!”

“Tidak, Jino-ya… mungkin itu menurutmu. Tapi tidak menurut Miyoung. Dimatanya… aku.. aku mungkin hanya seorang pria brengsek yang senang mempermainkan hati wanita.”

“Hyeong…”

Keduanya terdiam sejenak, Jino tampak begitu simpati pada Donghae. Terlebih, ketika pria itu terus-menerus mengatakan dirinya pria brengsek, membuat Jino sedikit merasa bersalah kepadanya karena tak mengatakan yang sebenarnya. Tanpa Jino sadari, bahwa itulah yang di inginkan Donghae sebenarnya.

Donghae lantas mengusap wajahnya perlahan, kembali menghela nafas panjang, lalu ia pun berusaha memperlihatkan senyumnya.

“Jadi, seperti apa kekasih Miyoung itu? Kudengar, kau mengenal pria itu dengan baik…” ujar Donghae kemudian, berusaha ‘memancing’ Jino untuk mengatakan yang sebenarnya.

Jino tersentak, kedua bola matanya bergerak gelisah dan gerakan mulutnya pun tergagap-gagap, seolah sulit untuk mengeluarkan suaranya.

Melihat reaksi Jino, Donghae menebak jika mungkin ada sesuatu yang di sembunyikan oleh pria ini. Kedua matanya memicing, melemparkan tatapan menyelidik untuk beberapa saat.

“Jino-ya…” panggil Donghae, “Kenapa kau diam saja? Apakah aku tidak boleh mengetahui siapa pria itu?” ujarnya, berpura-pura terlihat kecewa.

“T-tidak, Hyeong…” Jino menggeleng cepat, “Err… sebenarnya… sebenarnya… ada sesuatu yang tidak kau ketahui, Hyeong.” dan senyuman licik pun terlihat samar di wajah Donghae.

Donghae menautkan kedua alisnya, memasang wajah bingung. “Apa maksudmu, Jino-ya?”

Sekali lagi Jino terdiam. Pria itu menunduk, bergerak tak nyaman di tempat duduknya.

“Jino-ya,” panggil Donghae lagi, yang entah kenapa justru membuat Jino semakin merasa bersalah,-kepada pria yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri itu-.

“Hyeong.. sebenarnya, Miyoung tidak memiliki kekasih seperti yang kau katakan tadi.” Jino akhirnya mengakui sebuah kebohongan yang di tutupinya.

Pria muda ini sama sekali tak menyangka jika justru Donghae-lah yang menyudutkannya sejak tadi, berpura-pura terlihat menyedihkan di hadapannya.

“Benarkah?!” pekik Donghae tertahan, membekap mulutnya dan memasang wajah terkejut.

“Uhm.” Jino mengangguk lemas, tapi kemudian ia mendongakkan wajahnya, meraih kedua tangan Donghae sambil memasang wajah panik. “Hyeong, berjanjilah! Kau tidak akan menngatakan ini pada Miyoung, eoh?! Berpura-puralah kau untuk tidak mengetahui ini, eoh?!” pintanya, terlihat ketakutan setengah mati saat membayangkan Miyoung yang marah besar kepadanya karena mengakui kebohongan gadis itu.

Donghae lantas tersenyum tipis, melepaskan pegangannya dan menepuk singkat pundak Jino. “Tenanglah, Jino-ya… aku berjanji tidak akan mengatakan apapun pada Miyoung.”

“Benarkah?”

“Tentu saja! Aku tidak mungkin membuat Miyoung marah padamu…”

Seketika itu juga, Jino dapat bernafas lega. “Oh… untunglah, terima kasih, Hyeong.”

Donghae menggeleng, “Tidak, tidak, seharusnya aku yang berterima kasih kepadamu, Jino-ya… kau sudah memberitahuku kebenarannya.” Senyum Donghae lagi.

“Kupikir, Hyeong harus berusaha mendapatkan Miyoung! Kalian tampak serasi bersama!” Ujar Jino kemudian.

“Apakah kau pikir begitu?”

“Tentu saja, Hyeong! Percayalah… kau pasti bisa membuat hubunganmu bersama Miyoung kembali membaik!”

Dan Donghae hanya mengangguk seraya memandang arah lain, senyuman lembut di wajah pria ini pun seketika berubah menjadi seulas senyuman licik yang terkesan penuh arti.

‘Shim Miyoung… tertangkap kau!’

Donghae membatin, tertawa puas dalam hatinya.

©Hello, Mr.Stranger!©

Ke-esokan harinya, Miyoung tampak was-was untuk keluar dari rumahnya. Kepala gadis ini menjulur keluar pintu rumahnya, menatap daerah sekelilingnya untuk memastikan jika tak ada tanda-tanda kehadiran dari seorang Lee Donghae.

Dan kening gadis ini mengkerut dalam, membuka lebar pintu rumahnya dan berdiri tepat di teras rumahnya, kembali menatap sekelilingnya.

“Oh? Dia tidak datang hari ini?” gumamnya, tak menemukan sosok Donghae di manapun.

Untuk beberapa detik sebelumnya, Miyoung merasa sesuatu yang hampa kini bersemayam dalam hatinya, tetapi pada detik selanjutnya ia menggeleng cepat.

“Ya! Ya! Apa yang kau kecewakan, eoh?! Bukankah ini yang kau harapkan? Akhirnya pria itu menyerah kepadamu! Bukankah ini bagus?” Ia berucap pada dirinya sendiri.

Ia menghirup napas panjang, lalu menghembuskannya secara perlahan dengan kedua mata yang tertutup rapat

“Yeay~!” Gadis ini tiba-tiba berteriak keras. Beruntunglah tak ada seorangpun yang lewat, jika ada, mungkin orang itu akan berpikir jika gadis ini telah kehilangan kewarasannya.

“Baiklah, sekarang saatnya menyambut kembali kebebasanku tanpa pria menyebalkan itu! Ha ha ha ha.” Ia lalu tertawa keras, benar-benar terlihat seperti gadis gila yang tengah berkeliaran di tengah kota.

Miyoung lantas bergegas pergi, tak menyadari kehadiran seseorang yang sedari tadi terus mengamatinya dari tempat tersembunyi.

Well… tentu kalian bisa menebak siapa sosok orang itu kan?

Senyuman geli tampak di kedua sudut bibirnya, “Ckckck, apakah kau benar-benar senang karena tak melihatku, huh? Baiklah… akan kutunjukkan sesuatu yang menarik untukmu, Shim Miyoung!” ia terkekeh, mantap dengan rencana yang telah di susunnya.

©Hello, Mr.Stranger!©

Miyoung baru saja menyelesaikan tugasnya dengan memeriksa beberapa laporan kesehatan para pasien Panti Jompo ini, dan ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di lobi bawah.

Ia merogoh saku seragamnya, mengeluarkan ponselnya dari dalam sana. Di ceknya satu-persatu pesan serta panggilan masuk yang tak terjawab olehnya, dan raut wajahnya seketika berubah murung.

Miyoung merenggut kesal tanpa sadar, memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. “Dia bahkan tidak menghubungiku lagi?! Ck! Apakah dia benar-benar menyerah padaku?!”

Selintas, ada sedikit perasaan kecewa dalam hatinya saat ia tak menemukan satupun pesan ataupun panggilan masuk dari Donghae di dalam ponselnya.

Tatapannya tertuju lurus keluar gedung, tampak menerawang. Ada gurat kekecewaan yang begitu dalam di raut wajah serta pancaran mata gadis ini.

“Benar-benar tidak bisa di harapkan!” Ia menggumam pelan, “Bagaimana mungkin dia bisa mengatakan tertarik kepadaku, tapi bahkan ia telah lebih dulu menyerah kepadaku! Lee Donghae, apakah perasaanmu kepadaku tidak sebesar yang aku pikirkan?”

Miyoung menunduk sedih, segera beranjak dari tempat duduknya.

©Hello, Mr.Stranger!©

Setelah mengganti pakaiannya dan menyelesaikan sift kerjanya, Miyoung akhirnya memilih untuk segera pulang dan beristirahat barang sejenak, sebelum akhirnya ia pergi ke acara pesta yang akan di adakan salah satu rekan kerjanya itu.

Namun, langkah gadis ini seketika tertahan saat tatapan matanya menangkap sebuah sosok yang tengah berdiri tak jauh darinya, terlihat bersandar ke samping mobilnya.

Kedua bola matanya seketika melebar, rasa gugup langsung melandanya dan tubuhnya pun seperti di sihir oleh nenek tua yang menyeramkan, menjadi kaku dan membatu.

Sosok itu tak lain adalah Lee Donghae, ia berjalan, semakin mendekat ke arah Miyoung dan pada akhirnya ia berdiri tepat di hadapan Miyoung. “Hei…” Sapa Donghae, mengangkat sebelah tangannya sambil tersenyum tipis.

“O-oh… h-hei…” Balas Miyoung, terlihat gugup luar biasa.

Donghae melirik ke arah kiri dan kanan Miyoung, lalu kembali menatap gadis itu. “Kenapa kau sendiri? Kupikir seseorang akan menjemputmu.”

“A-apa?” Kening Miyoung mengkerut dalam. Tetapi, sedetik kemudian dia tersadar dengan maksud ucapan Donghae itu, “I-itu… dia sedang memiliki kerjaan! Ya… kerjaan!” jawabnya tergagap, berusaha untuk terlihat se-natural mungkin, tetapi malah hancur total!

Donghae mengangguk, berpura-pura tak mengetahui hal yang sebenarnya.

“Hm… bukankah itu sedikit terdengar keterlaluan? Jelas-jelas dia memiliki gadis manis yang kelelahan dan sendirian… tapi, kenapa kekasihmu tidak ingin berkorban sebentar saja untuk menjemputmu?” kata-kata Donghae terdengar seperti sebuah sindiran untuknya, dan gadis ini tentunya menyadari hal itu dengan jelas.

Lagi-lagi, ke-egoisan dan rasa gengsinya yang tinggi, seolah mengalahkan segalanya. Gadis ini mendengus sebal, “Itu bukan urusanmu, tuan Lee!” ujarnya, kembali pada sikap sinisme yang biasa ia lakukan di hadapan Donghae.

Donghae menggedikkan kedua bahunya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya. “Well… itu memang bukan urusanku.” balasnya acuh.

“Lalu untuk apa kau datang kemari, eoh? Menggangguku lagi?!” tuduh Miyoung.

“Siapa yang bilang seperti itu?” Donghae memasang wajah polos andalannya. “Tenanglah, nona Shim… sekarang aku tidak akan mengganggumu lagi.”

Kedua alis Miyoung saling bersatu dan keningnya pun mengkerut dalam. Perasaan kecewa dan bingung langsung berpadu menjadi satu, mengaduk-aduk perasaan gadis ini.

“Oh… Donghae-ssi! Kau sudah datang?!” Sebuah seruan riang dari seorang gadis terdengar, yang sontak saja membuat Miyoung menoleh ke belakang.

“Hei… tentu saja, bukankah sudah kukatakan jika hari ini aku akan menjemputmu?” Sahut Donghae seraya berjalan menghampiri gadis itu.

Seketika, mulut Miyoung menganga lebar, kerutan di keningnya semakin bertambah dalam dan jelas-jelas ia tak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya.

Dengan santai, Donghae merangkul mesra pinggul gadis itu, berjalan melewati Miyoung tanpa ada sepatah katapun yang terlontar dari mulutnya. Sedangkan sang gadis, tampak melirik sesaat ke arah Miyoung dengan senyuman riang.

“Oh, Miyoung-ah! Sampai bertemu di acara nanti malam, oke?” serunya antusias.

Miyoung tak menanggapi ucapan riang gadis itu, pikirannya terlalu sibuk mencerna semua kejadian ini.

Dan bahkan, setelah mobil yang di kendarai Donghae perlahan melaju meninggalkan pergi kawasan panti jompo itu, Miyoung masih tetap termanggu di tempatnya.

Hatinya seperti di cubit, keningnya mengkerut dalam ada kedua matanya mulai memerah. Bibirnya sedikit terlihat bergetar, seperti berusaha menahan tangisnya yang entah kenapa tiba-tiba saja terasa ingin pecah saat ini juga.

“Apa-apaan dia itu?!” desisnya tertahan, “Keterlaluan! Lee Donghae kau benar-benar pria menyebalkan dan brengsek yang pernah aku kenal! Argh!” Ia menjerit frustrasi, kedua kakinya di hentak-hentakan secara berulang.

Dia menggeleng, “Bodoh! Untuk beberapa saat aku berharap jika dia memang adalah pria berinisial A.L, tetapi, itu tidak mungkin dia! Lee Donghae hanyalah seorang pria bajingan dan brengsek! Aku membencinya!” geramnya, tatapan matanya tampak terluka, kecewa dan sedih di saat yang bersamaan.

Harus gadis ini akui, jika rupanya ia merasa benar-benar cemburu melihat Donghae yang berdekatan dengan gadis lain. Ada secercah harapan yang tumbuh dalam dirinya, jika pria itu akan terus mengejarnya, meyakinkan dirinya jika Donghae memang mencintainya dengan tulus dan pantas untuk bersamanya.

Tapi, setelah melihat semua kejadian ini di depan kedua matanya sendiri. Semua harapan itu seketika meluntur, menjadikan kebencian dan kekecewaan Miyoung terhadap Donghae kembali melingkupi hatinya.

Ia lantas bergegas melangkahkan kedua kakinya, meninggalkan panti jompo dengan rasa perih yang semakin berkecamuk di dalam hatinya.

©Hello, Mr.Stranger!©

Dentuman musik terdengar menggema ke seluruh penjuru, sang DJ tampak asyik me-remix lagu yang tengah di putarnya, sementara para tamu begitu antusias menikmati permainan sang DJ, ada yang menari di lantai dasa, sekedar duduk dan menikmati minuman yang di sediakan beberapa pelayan, dan ada juga yang asyik mengobrol.

Namun, meskipun semua orang di pesta malam ini terlihat bahagia dan ceria, tetapi tidak dengan sosok Miyoung yang memilih untuk duduk di sofa panjang yang berada di sudut ruangan, menatap jengah pada keramaian pesta.

Seandainya saja, sang pemilik pesta tidak merengek dan terus membujuknya untuk datang ke acara pesta sialan ini, pasti Miyoung akan dengan senang hati menghabiskan waktu istirahatnya malam ini dengan tidur nyenyak!

Well, walaupun pada kenyataannya, tidak mungkin dia dapat tertidur nyenyak malam ini. Pasalnya, otak dan jiwanya terlalu sibuk memikirkan satu orang… Lee Donghae.

Miyoung melirik sesaat pada sosok Jino yang berada di tengah kerumunan tamu lainnya, tampak asyik dan bersemangat, menari bersama sang kekasih yang merupakan cucu dari salah satu pasien di panti jompo.

“Ck! Begitu kau memiliki seorang kekasih, kau melupakan sahabat lamamu! Benar-benar keterlaluan!” Miyoung menggerutu kesal.

Tepat ketika ia mengalihkan pandangannya, tatapan mata gadis ini segera terkunci pada satu pemandangan yang sebenarnya sangat di hindarinya!

Ya, gadis ini melihat sosok Donghae yang tengah asyik ber-mesraan ria dengan salah satu partner kerjanya di panti jompo.

Sebenarnya, ia tak memiliki alasan untuk membenci pemandangan itu. Donghae bukanlah kekasihnya! Jadi, bukankah tak seharusnya dia merasa benci dan cemburu pada mereka?

Untuk kesekian kalinya, Miyoung menyambar cepat gelas berisi soju di hadapannya, lalu ia akan meneguknya sampai habis, terus dan terus seperti itu. Berharap jika rasa panas yang menggerayangi kerongkongannya saat ini, akan membuat perhatiannya teralihkan dan tak lagi memperhatikan kemesraan di antara Donghae dan gadis tersebut.

“Boleh aku bergabung di sini?” seorang pria berdiri di hadapannya, memperlihatkan seulas senyuman mengembang, yang ia pikir tentunya dapat meluluhkan hati wanita manapun.

Miyoung menelengkan kepalanya ke samping, terlihat acuh tak acuh dengan kehadiran pria tersebut. “Kurasa, sofa ini masih cukup luas untuk kau tempati.”

Senyuman di wajah pria asing itu semakin melebar, gembira karena tanggapan positif yang di berikan Miyoung. Ia kemudian duduk di samping Miyoung, mengamati gadis tersebut yang justru malah terlihat tak peduli dengan kehadirannya.

“Sepertinya kau sendirian, apakah pesta ini terlalu membosankan untukmu, sampai-sampai tak ada hal lain yang kau lakukan selain terus duduk di tempat ini.” pria tersebut mulai berceloteh, berusaha menarik perhatian Miyoung.

“Menurutmu?” tanggap Miyoung acuh. Sekali lagi, gadis ini meneguk habis segelas soju yang tengah di pegangnya saat ini.

“Well… kupikir kau perlu bersenang-senang, nona…” sahut pria itu, semakin mendekatkan jaraknya, memberanikan dirinya untuk menyentuh tangan Miyoung.

Miyoung mendelik tajam ke arahnya, mengibaskan tangan pria itu dengan kasar. “Apa aku memberimu izin untuk menyentuhku?”

Pria itu menyeringai, “Tidak, tapi tanganku benar-benar gatal untuk menyentuhmu.” dia mengulurkan tangannya, berniat untuk kembali menyentuh Miyoung.

Tetapi, sebelum itu terjadi, sebuah tangan telah lainnya telah lebih dulu mencengkram kuat pergelangan tangan pria itu, menyentaknya dengan keras dan menyebabkan pria tersebut terkesiap.

“Hey! Apa yang kau lakukan, sialan?!” seru pria itu marah, mendongakkan wajahnya untuk melihat sosok pria lainnya yang hadir di tengah-tengah mereka.

Miyoung ikut menoleh dan betapa terkejutnya ia saat menyadari jika sosok yang baru saja menolongnya dari pria genit di hadapannya ini adalah Lee Donghae!

Sejak kapan Donghae telah berdiri di tengah-tengah mereka? Kenapa Miyoung sama sekali tak menyadari kehadirannya?

Belum sempat pertanyaan itu terjawab dalam otaknya, Miyoung telah lebih dulu merasakan sebuah tarikan lembut di tangannya lalu di susul dengan sebuah rangkulan mesra di bagian pinggulnya.

“Well… sayangnya, gadis manis ini telah memiliki pasangannya, bung! Jadi, kuharap kau tidak berusaha untuk menggodanya malam ini…” ujar Donghae kemudian, melayangkan tatapan tajamnya pada sosok pria itu.

Awalnya, pria itu hendak mengeluarkan makian dan sumpah serapah terhadap Donghae. Tetapi, sesaat kemudian, dia barulah mengenali wajah Donghae sebagai wajah yang tak familiar untuknya.

Pria itu terkesiap, baru menyadari jika sosok pria di hadapannya ini adalah Lee Donghae! Satu-satunya penerus dari pemilik rumah sakit terbesar di Seoul, yang bahkan telah bertaraf internasional!

“Apakah kau masih memiliki urusan di tempat ini?!” Donghae masih memberikan tatapan tajamnya dan nyali pria itu pun seketika menciut.

“A-aku akan pergi!” jawabnya dengan sedikit terbata dan angkuh, masih memperjuangkan harga dirinya dengan bergegas pergi secepat mungkin dari tempat itu.

Donghae berdecak keras, terlihat puas dengan kepergian pria asing itu. Sesungguhnya, dia sudah benar-benar sangat muak melihat kehadiran pria itu di dekat Miyoung sejak tadi.

Seharusnya dia sudah bisa membaca situasi ini sebelumnya. Miyoung adalah sosok gadis yang cukup menarik, jadi tidak heran jika ada satu atau dua pria yang menghampirinya, terlebih di acara-acara pesta sepert ini.

Sementara Donghae terlalu sibuk dengan pikirannya, Miyoung justru terus melihat ke arah pria ini, kebingungan jelas terpatri di wajahnya yang sudah sedikit memerah, mungkin akibat reaksi beberapa gelas soju yang telah di tenggak habis olehnya dalam sekejap mata.

“Apa yang kau lakukan, eoh? Berusaha menjadi seorang pahlawan di hadapanku?!” gadis ini berucap ketus, menyingkirkan tangan Donghae dari pinggulnya.

Donghae kembali berdecak keras, meletakkan kedua tangannya di samping pinggannya.

“Heol~! Lihatlah, apakah ini caramu setelah aku menolongmu dari pria genit itu?!”

“Aku tidak membutuhkan pertolonganmu!” cibir Miyoung.

Sepasang manik matanya yang hitam itu sontak melebar, “Jadi kau lebih senang jika pria itu terus menggodamu, begitu?!”

“Apa salahnya?” Miyoung menyilangkan kedua tangannya. “Kau bahkan bisa bermesraan dengan gadis lain, lalu kenapa tidak denganku?”

Sesaat Donghae terlihat mencerna setiap kata yang di lontarkan Miyoung, tetapi kemudian pria ini menyeringai kecil, melemparkan tatapan penuh arti pada gadis di hadapannya ini.

“Kau… cemburu. Iya kan?”

Miyoung terkesiap, baru menyadari jika perkataannya tadi jelas menunjukkan jika dirinya tengah merasa cemburu atas kedekatan Donghae dengan gadis lain!

Shim Miyoung, kau memang gadis bodoh yang ceroboh! Ia merutuki dirinya sendiri.

“Kenapa diam? Ayolah… akui saja, kau cemburu kan melihatku dengan gadis lain?”

“A-aku tidak!” elak Miyoung cepat, sedikit terbata-bata.

“Benarkah?” sebelah alis Donghae naik, senyuman jail terukir di sudut bibirnya. “Apakah kau benar-benar tidak cemburu, hm?”

“Sudah kubilang, aku tidak cemburu padamu! Lakukan apapun yang kau mau, aku tidak akan peduli!”

“Lakukan apa yang aku mau?” Donghae mengulangi pernyataan Miyoung dengan nada bertanya, senyuman di wajahnya yang tampak menawan itu seolah menggetarkan hati Miyoung.

Senyuman dan sikap jail Donghae justru adalah sesuatu yang selalu berhasil meluluhkan hatinya, menghancurkan pertahanan Miyoung untuk tidak terus jatuh ke dalam pesona seorang Lee Donghae.

Tetapi pada kenyataannya, Miyoung tetap tak dapat membodohi kata hatinya. Ia masih tetap mencintai Donghae sampai sekarang, bahkan meskipun pria itu telah membuangnya, menolaknya dan bahkan melukai perasaannya. Rasa cintanya terhadap Lee Donghae justru selalu semakin membengkak setiap waktunya, membuatnya tak bisa berpaling dari pria ini.

“Ya, lakukanlah apapun yang kau mau! Aku benar-benar tid-kyaa!!”

Ucapan Miyoung berganti menjadi sebuah jeritan tertahan, degup jantungnya terasa seperti sebuah tabuhan drum yang keras, seluruh tubuhnya menegang dan sebuah sengatan listrik terasa menyengat setiap otot syarafnya.

Kedua bola mata gadis ini melebar, “A-apa yang kau lakukan, eoh?!”

Donghae masih tetap tersenyum, memiringkan kepalanya ke samping dan mengeliminasi jarak di antara wajah mereka, menyebabkan ujung hidung mereka saling bersentuhan satu sama lain.

“Seperti yang kau katakan… aku akan melakukan apapun yang aku inginkan.” hembusan nafas Donghae yang terasa hangat segera menerpa lembut kulit wajahnya.

Membiarkan seluruh bulu romanya meremang dan rasa gugup semakin menyelimuti hati gadis ini. “A-apa maksudmu?” tanyanya, masih bingung dengan pernyataan Donghae.

Tatapan jail Donghae, perlahan berubah menjadi sebuah tatapan memuja dan berhasrat. Ribuan kupu-kupu terasa berterbarangan di dalam perutnya, dan sama halnya seperti apa yang di rasakan Miyoung, sebenarnya Donghae pun merasa gugup luar biasa.

“Aku…” Donghae menggantungkan ucapannya sejenak, “Ingin menciummu, Miyoung-ah.” dan setelah menyelesaikan kalimatnya, bibir Donghae lantas mendarat tepat di bibir gadis itu, menyapukan lidahnya di bibir Miyoung, mencicipi rasa manis dari bibir gadis itu.

Miyoung masih terpaku di tempatnya, seluruh tubuhnya mendadak berubah kaku dan tak bisa di gerakkan. Kedua matanya semakin melebar, terkejut dengan ‘serangan’ mendadak yang di berikan Donghae.

Namun, lambat-laun, kehangatan mulai menyebar ke seluruh tubuhnya. Otot syarafnya perlahan menjadi sedikit lebih rileks dan entah setan apa yang tengah merasuki jiwa gadis ini. Tetapi, Miyoung mulai menutup kedua matanya, menikmati setiap kecupan yang di berikan Donghae.

Miyoung tak mengerti kenapa ia begitu menikmati hal ini dan bukan malah membencinya. Mungkin ini akibat pengaruh alkohol yang masuk ke dalam tubuhnya beberapa waktu lalu, tapi… atau mungkin, ini terjadi karena murni keinginannya?

Entahlah. Yang jelas, Miyoung menyadari sesuatu. Jika ciuman Donghae adalah salah satu titik kelemahannya juga. Entah karena pria ini terlalu lihai dalam berciuman, atau entah dirinya saja yang berubah menjadi wanita jalang yang tak tahu diri.

Tapi sungguh, ciuman Donghae seolah melumpuhkan seluruh syaraf dalam otaknya. Pria ini selalu berhasil membuatnya luluh dalam satu ciuman yang membakukkan.

©Hello, Mr.Stranger!©

Dengan sepasang kaki telanjang yang tak mengenakan alas apapun, baik Miyoung maupun Donghae, sama-sama terdiam sambil memandang lurus ke hamparan laut biru di hadapan mereka.

Deburan ombak serta angin malam yang menerpa tubuh mereka, seakan menambah rasa canggung di antara keduanya.

Setelah melakukan ciuman ‘tak terduga’, Donghae akhirnya mengajak Miyoung untuk pergi dari acara pesta yang terasa membosankan itu. Dan keduanya kini berakhir dengan berdiri santai di pesisir laut.

“Apakah kau masih ingin menutupinya dariku?” suara Donghae terdengar sedikit pelan, tertutupi oleh suara deburan ombak yang begitu keras.

“Tentang apa?” balas Miyoung acuh, tak berniat untuk menoleh pada pria itu.

Donghae terdiam sejenak, berdeham pelan. “Kau sama sekali tidak memiliki kekasih seperti yang kau katakan padaku tempo hari, iya kan?”

Sesaat, ia menghembuskan nafasnya dengan berat. Tanpa ingin berdebat ataupun mengelak pernyataan Donghae, Miyoung lantas menaikkan kedua bahunya dengan santai.

“Ya… kau benar, aku memang berbohong padamu saat itu.”

“Kenapa?” Donghae kembali bertanya, menoleh sepenuhnya pada sosok Miyoung yang seperti enggan untuk mengalihkan tatapannya dari pemandangan laut di hadapannya.

Hening. Tak ada respon yang di berikan Miyoung atas pertanyan Donghae itu.

Donghae mendesah frustrasi, tersenyum getir. “Jawabannya sudah pasti, karena kau ingin aku menjauh dari kehidupanmu, benar kan?”

Satu detik…

Dua detik..

Tiga detik…

Masih belum ada jawaban. Senyuman kecut di wajah Donghae semakin terlihat kontras dengan raut wajahnya yang berubah masam.

“Jadi benar yah? Kau sepertinya benar-benar membenciku, Miyoung-ah…”

“Bukan seperti itu.” sela Miyoung cepat, untuk pertama kalinya ia menoleh pada Donghae, menatap langsung pada sepasang manik mata indah yang di miliki pria itu. “Kau salah jika berpikir aku melakukan itu karena membencimu…” lanjutnya.

Sorot matanya tampak terluka, menyiratkan kesedihan yang mendalam. “Aku melakukan itu semua, karena aku ingin membuatmu terluka sepertiku, Lee Donghae! Aku ingin kau merasakan apa yang kurasakan, di khianati dan di buang begitu saja! Bukankah itu sangat menyakitkan?” air matanya terasa menggenang, bersiap untuk tumpah dan membasahi kedua pipinya.

Donghae tertegun di tempatnya, merasakan kedua telapak kakinya yang menempel secara permanen di atas pasir halus itu. Tatapan pria ini pun sama-sama menyorotkan kesedihan, raut wajahnya berubah murung.

“Aku tahu, maaf…” lirih Donghae.

Miyoung mendengus pelan, seolah mengejek perkataan Donghae. “Bahkan kata maafmu itu tidak akan membalikkan keadaan! Awalnya kau datang mendekatiku, membuatku merasa berbeda dan akhirnya jatuh ke dalam pesonamu… tetapi, setelah itu kau hempaskan aku ke bawah, membuangku tanpa sedikitpun mempedulikan perasaanku!”

“Miyoung-ah…”

“Aku belum selesai bicara!” Miyoung mengangkat telapak tangannya ke atas, tak ingin jika Donghae mengucapkan sepatah katapun saat ini. “Lalu, kau pergi meninggalkanku, tak ada kabar, tak ada berita, kau benar-benar hilang! Lenyap tak berbekas!” air mata perlahan mulai mengalir turun dari sudut matanya. “Dan apakah kau tahu? Selama kau pergi dari hidupku, aku seperti gadis yang kehilangan arahnya! Aku hancur! Aku terluka! Tak ada hal yang bisa kulakukan selain terus menangisi kebodohanku karena jatuh cinta kepada pria asing seperti dirimu!”

“Kemudian, aku mencoba untuk menata kembali kehidupanku, berusaha untuk melupakan seluruh bayang-bayangmu dalam hidupku!” ucap Miyoung terlihat frustrasi dan penuh emosi. “Tapi kemudian kau kembali hadir dalam hidupku! Muncul dengan se-enaknya dan berhasil kembali menjungkir-balikkan seluruh perasaanku, membuatku sadar jika… jika…” Miyoung seperti tak sanggup lagi untuk berkata-kata, kedua bibirnya bergetar, menahan suara isak tangisnya agar tidak meledak.

Tak dapat menahan perasaannya lagi, Donghae bergegas menarik tubuh Miyoung ke dalam pelukannya, merengkuh tubuh mungilnya dengan erat dan sedetik kemudian suara tangis gadis itu pun pecah.

“Kenapa kau harus kembali, Donghae-ya?! Kenapa aku tak pernah bisa sedikitpun untuk… melupakanmu.” Miyoung berucap di sela isak tangisnya, memukul-mukul dada Donghae dengan kepalan tangannya.

Donghae dapat merasakan kepedihan yang mendera batin Miyoung. Rahangnya mengeras dan tatapan matanya pun berubah sendu, jelas-jelas menyorotkan kesedihan mendalam.

“Karena aku pun sama sepertimu, Miyoung-ah. Aku tak pernah bisa sedikitpun melupakan dirimu. Bagiku, kau sangat berarti untukku… hanya kau satu-satunya gadis yang mampu membuat jantungku terus berdetak cepat tak karuan.. hanya kau, Miyoung-ah.”

“Pembohong! Jika memang seperti itu, lalu kenapa kau harus meninggalkanku saat itu?!”

“Karena aku tidak ingin menyakitimu, Miyoung-ah.”

“Alasan, katakan saja jika-”

Untuk yang kedua kalinya, Donghae menyela ucapan Miyoung dengan sebuah ciuman hari ini. Hanya sebuah ciuman biasa, tapi sukses membuat Miyoung bungkam seribu bahasa.

Donghae tersenyum tipis, mengusap lembut bibir Miyoung yang masih terasa basah dan memerah akibat ciumannya. Kening mereka saling bersentuhan, dan sesaat ia memejamkan kedua matanya.

“Sejujurnya… aku tak pernah mengetahui bagaimana rasanya mencintai seseorang. Tetapi, tidak setelah aku mengenalmu. Kau membuatku mengerti bagaimana rasanya mencintai seseorang, Miyoung-ah… untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku bisa merasa begitu marah dan senang di saat yang bersamaan… itu semua, karena aku mencintaimu, Miyoung-ah… sangat mencintaimu.” bisik Donghae tulus.

“Aku terlahir dari sebuah keluarga yang tak di landasi rasa cinta, Miyoung-ah. Kedua orang tuaku hanya terus dan terus bertengkar, tak pernah sekalipun aku melihat mereka berdua bermesraan atau sekedar, meluangkan waktunya untuk mengajakku bermain. Orang tuaku selalu sibuk dengan urusannya, tak ada satupun yang mempedulikan kehadiranku. Tak ada yang mereka lakukan selain terus menyakiti satu sama lain, membuatku selalu ketakutan dan menangis di kamar sendirian.”

Miyoung membayangkan sosok Donghae yang masih kecil, meringkuk ketakutan karena terus mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Ia mengernyit tak suka, tak tega untuk membayangkan hal tersebut.

“Jadi… itu… alasanmu begitu takut untuk berkomitmen?” ucap Miyoung kemudian, sudah merasa lebih tenang daripada sebelumnya. Entahlah, pelukan erat serta ciuman Donghae yang begitu lembut seolah menarik seluruh amarahnya, hanya menyisakan rasa hangat di sekujur tubuhnya.

Donghae mengangguk lemah. “Aku takut, jika aku tidak bisa membahagiakan gadis yang hidup bersamaku. Sama seperti kedua orang tuaku yang hanya dapat menyakiti satu sama lain… aku tidak mau seperti itu, Miyoung-ah. Karena itulah, aku berpikir jika berkomitmen bukanlah sesuatu yang dapat aku lakukan…”

“Tapi kau bahkan belum pernah mencobanya, bagaimana bisa kau berpikir seperti itu?”

Kedua tangan Donghae meraup wajahnya, ibu jarinya bergerak mengusap lembut jejak air mata yang masih berbekas di wajahnya.

“Inilah alasan kenapa aku menjauhimu, Miyoung-ah. Aku takut jika kita bersama, mungkin aku akan menyakitimu… tapi, aku bahkan tak sanggup untuk melihatmu menangis seperti ini.” lirih Donghae, ada nada penyesalan yang terselip di setiap perkataannya.

Mendengar alasan Donghae ini, membuat rasa bersalah perlahan mulai merayapinya. Dia tak pernah tahu jika Donghae begitu takut dengan suatu hubungan yang berkomitmen.

Miyoung tak pernah tahu jika alasan Donghae takut berkomitmen adalah karena dia tak ingin menjadi orang brengsek seperti kedua orang tuanya! Dia hanya berusaha untuk tidak menyakiti dirinya, karena itulah Donghae memilih untuk meninggalkannya!

“Tapi dengan meninggalkanku… kau justru membuatku semakin terluka, aku berpikir… jika kau tak pernah mencintaiku dan hanya bermain-main saja denganku.” ujar Miyoung sedih.

Donghae tersenyum pahit, “Ya… kupikir itu adalah keputusan yang terbaik. Tetapi rupanya aku salah,” ujar Donghae menggantung. “Aku sama sepertimu, Miyoung-ah… aku hancur, memilih untuk menjauhimu malah membuatku seperti kehilangan separuh dari jiwaku…” ungkapnya, mengatakan yang sesungguhnya tentang perasaannya selama ini.

“Aku sadar, jika aku tak akan pernah bisa jauh darimu, Miyoung-ah. Aku sadar, jika aku memang telah benar-benar jatuh cinta kepadamu.”

Miyoung tak dapat menahan air matanya untuk kembali mengalir deras, rasa terharu dan bahagia langsung bercampur menjadi satu, membuat gadis ini kesulitan untuk sekedar berkata-kata.

“Karena itu, ajari aku untuk terus mencintaimu, Miyoung-ah. Buatlah aku untuk memahami dirimu seutuhnya… dan buatlah aku percaya… jika berkomitmen bukanlah hal buruk yang harus aku takuti. Kumohon, Miyoung-ah… berikanlah kesempatan itu kepadaku.”

Untuk sesaat, Miyoung tak menjawab. Masih merasakan jika semua ini terasa seperti mimpi indah yang menjadi kenyataan. Akhirnya, dia tahu perasaan Donghae kepadanya dan ternyata, pria itu pun memiliki perasaan yang sama sepertinya!

Miyoung langsung kembali menghambur ke dalam pelukan Donghae, melingkarkan kedua tangannya di leher pria itu lalu tangisan gadis ini pun semakin menjadi.

“Miyoung-ah…” Donghae sedikit terkejut dengan reaksi Miyoung ini, tetapi gadis itu segera menggeleng dan mengeratkan pelukannya.

“Jangan katakan apapun lagi! Aku tidak ingin mendengarnya… dari awal bukankah sudah kukatakan kepadamu, jika aku tak akan pernah bisa melupakanmu?”

Ketegangan serta keterkejutan di wajahnya perlahan memudar, tergantikan dengan seulas senyuman bahagia yang mengembang di wajah tampan pria ini.

Ia lantas melingkarkan kedua tangannya yang kokoh di tubuh Miyoung, kembali memeluk gadis itu dengan erat. “Terima kasih, Miyoung-ah… aku mencintaimu.”

“Aku juga… aku juga mencintaimu, Donghae-ya.”

Keduanya lantas bertatapan, saling melemparkan tatapan intens satu sama lain. Pancaran penuh cinta dan memujar, terlihat jelas di kedua sorot mata mereka.

Lalu, seolah tak ada kata-kata yang mampu mewakili perasaan mereka. Maka, kini giliran bahasa tubuh merekalah yang mewakili kata-kata yang sulit di ungkapkan itu.

Di mulai dari sebuah ciuman lembut yang perlahan berubah menjadi ciuman liar dan penuh hasrat, saling menuntut kepuasan satu sama lain. Kemudian, beralih ke sentuhan-sentuhan lain yang memabukkan.

Membawa kedua orang ini ke dunia fantasi yang sulit di gambarkan. Menciptakan getaran penuh kenikmatan dalam tubuh mereka.

©Hello, Mr.Stranger!©

7 November 2014, 09.00 KST

Dengan hanya di tutupi selimut tebal, tubuh polos keduanya sama-sama masih meringkuk di bawah selimut, saling berdekatan satu sama lain untuk membagi kehangan dari tubuh masing-masing.

Tak seperti Miyoung yang masih terlelap dalam tidurnya, Donghae justru sudah terbangun sejak setengah jam yang lalu. Matanya menelusuri setiap lekuk wajah Miyoung, menikmati ekspresi tenang yang Miyoung perlihatkan saat tertidur pulas seperti ini.

Jemarinya terasa gatal untuk tidak menyentuh wajah sang calon isterinya ini. Ia tersenyum kecil, merasa bahagia karena pada akhirnya dia berhasil menghilangkan rasa takutnya untuk berkomitmen.

Bahkan, dialah yang pertama kali memiliki inisiatif untuk melamar Miyoung. Sungguh, dia tak tahan lagi untuk menjadikan gadis ini sebagai miliknya seutuhnya. Donghae tak bisa membiarkan Miyoung terus di kelilingi dan di lempari tatapan genit dari pria-pria di luar sana. Donghae benar-benar membenci hal itu!

Merasakan usapan lembut secara berulang, Miyoung lantas membuka kelopak matanya, memperlihatkan tatapan sayup khas seseorang yanng masih mengantuk.

“Selamat pagi…” senyum Miyoung.

“Pagi.” sahut Donghae riang. “Apakah tidurmu nyenyak?”

Miyoung mengangguk singkat. “Aku bahkan bermimpi indah…”

“Mimpi? Mimpi apa?”

Sesaat, Miyoung tak menjawab. Ada rona merah yang muncul di kedua pipi gadis ini dan ia tersenyum malu-malu, tampak ragu untuk menceritakan mimpinya.

“Hey… ayolah, ceritakan padaku. Mimpi apa itu?” tanya Donghae penasaran.

Miyoung terkekeh geli, “Well… aku bermimpi jika kita memiliki anak suatu saat nanti. Anak yang sehat dan tampan… sepertimu.” jawabnya kemudian.

Kedua mata Donghae refleks melebar, kebahagian langsung menyinari wajah tampannya. “Benarkah itu?”

Sekali lagi Miyoung mengangguk dengan malu-malu.

Dan Donghae tak dapat menyembunyikan senyuman gelinya saat melihat reaksi Miyoung yang terlihat malu-malu itu. Benar-benar terlihat menggemaskan!

“Kalau begitu, kenapa kita tidak buat saja mimpi itu jadi kenyataan?” Donghae mengerling jail, tersenyum menggoda.

“A-apa?!” Miyoung jelas sadar betul apa yang di maksud pria di hadapannya ini. “T-tidak! Aku harus pergi bekerja hari ini!”

“Ck, lupakanlah! Aku akan membuatmu cuti hari ini!”

“E-eh?”

Dan sebelum Miyoung dapat menolak keinginan Donghae, pria itu telah menciumnya lebih dulu. Menggoda tubuh telanjang Miyoung dengan sentuhan-sentuhan ajaibnya yang tentu saja dapat melumpuhkan seluruh kerja syaraf otak Miyoung, menjadikan tubuhnya tak berdaya dalam rayuan sentuhan jemari Donghae.

Oh, dan ada satu hal yang harus Miyoung akui.

Sampai saat ini, ia bahkan belum berani untuk menanyakan kepada Donghae tentang pria berinisial A.L itu. Sebenarnya dia ingin saja menayakan itu, memastikan kebenarannya, tetapi jika mengingat kebohongannya saat dulu, Miyoung menjadi enggan sekaligus malu untuk menanyakan perihal itu.

Dan lagipula, itu tidaklah penting lagi sekarang.

Faktanya, Lee Donghae dan A.L alias Aiden Lee adalah orang yang sama! Jadi, biarlah sosok A.L itu tetap menjadi misteri dalam hidupnya…

Toh, kedua pria itu tetaplah adalah satu orang yang sama. Baik itu Donghae maupun A.L, mereka sama-sama sosok ‘Mr.Stranger’ dalam hidupnya di masa dulu.

Ya… sosok pria asing yang kini akan beralih ‘propesi’ menjadi suaminya kelak.

The End…

Note : Apa ini?! Gaaaaah~~~~ Macam ending gagal!!! >_____< #ngumpetdibelakangDonghae Hahahahaha. Entah apa yang ada di dalam pikiran saya, tetapi inilah ending dari cerita Donghae-Miyoung di ff Hello, Mr. Stranger ini… #nyengirgaje

Gimana? Apakah kurang greget? Aneh? Kecepetan? Atau apa? Huhuhuhu sejujurnya, ini endingnya udah aku buat dari beberapa waktu lalu cuman baru sempet ngedit dan publish hari ini… So, berharap banget ending dari ff Hello, Mr. Stranger ini memuaskan… Hohoho

Oh.. dan buat yang minta sequel, maaf… sama halnya seperti Oh! My Boss! FF ini juga gak akan ada sequelnya… maaf banget yaah… T,T Maklum, aku mau fokus buat tamatin ff Egoistic Man… dan jangan tanya2 tentang fanfic lainnya dulu… Jujur, akhir-akhir ini aku jarang banget ‘sentuh’ fanfic aku… =___=

Jadi, mudah2an kalian tetap sabar buat nungguin lanjutan ff2 di blog ini… dan mudah2an juga kalian gak bosen untuk terus nongkrong dan mantengin blog ini… muehehehe

Terakhir, aku mau ngucapin TERIMA KASIH BANYAK untuk semua My Lovely Readers yang udah setia nungguin fanfic ini, mau meninggalkan komentar kalian untuk terus jadi penyemangat aku dalam melanjutkan fanfic ini… Selalu terharu dengan respon baik yang di berikan para Readers… Gomawooooo… ^o^ #XOXO

137 pemikiran pada “Hello, Mr.Stranger! (Part.11)END

  1. Sayang banget FFnya abis TT
    Yampun ini FF lucu dan juga romantis: D min
    gua suka banget, feelnya juga berasa apalagia pas miyoung ditinggal donghae
    Good job min ^^ ditunggu FF berikutnya: )

  2. Akhirnyaa kelar juga….
    Suka banget sama ff.mu eonni. Adakah rencana untuk buat ff baru lagi? kalo ada pasti bakalan aku tunggu..

  3. yah udah end deh,emm gmana ea ???alurnya terlalu cepat utk endingnya dan kurang greget #eh?.
    tp well klo msalah ff pnya kax Nta gk bkal ngecewain deh..tetep keren.dtnggu ff lainnya kak Nta.love you emmuuaach !!!!
    🙂 :*

  4. Perasaan masih baru ngikutin ini fanfic dari awal,eh udah tamat lagi..
    Tadinya mau minta sequel,ternyata eonni udh ngambil sikap duluan dgn pernyataan di akhir ff ini,pupus deh harapanku…
    Tapi gak apa,segini juga udh sangat sangat sangat menghibur,
    Ditunggu karya karyamu selanjutnya eonni 😀

  5. Aaaaaaaaah, masih kurang puaaaassss sm ending nya, bikin epilog nya.. Boleh kali,? XD eh, iya baru ingeeett itu hyukjae apa kabarnya yah?? Haha

  6. Ahhhh ending,
    Sweet story , knpa nc nya di cut ? #plakkk 😀
    Moga ajja nanti ada crita bagian jino jg ?! Biar lengkap, tpi g mksa sih cma usul ajja . Hehehehe 🙂
    Aku g akan pernah bosen untuk nunggu ff kmu thor, aku suka dengan semua karya mu.
    Fighting \(^_^)/

  7. Ahhhh min… aigooo tau gak sih pas baca ff ni aku selalu ketawa2 sendiri sekaligus menangis haru :’) romantis sekaligus geli lihat tingkah donghae hihihi imajinasi mimin keren deh salut deh aku jadi puas baca ni ff dan memang semua ff mimin memuaskan banget aku baca.
    Happy ending yang luarbiasa #lebay hihihi
    Semangay terus berkaryanya… fighting.. keep writing 🙂

  8. Huaaaaa, akhirnyaa selesai jugaaa, aaaa, akhir yg manis yaah kekeke
    Tapi.. Hey! Dokter lee gimana bisa udah seranjang sama miyoung sebelum nikah? Aaah, mesum sekali dirimu tuan ikan haha
    Seneng bangeet ngecheck e-mail ada update an dari wp eonni ‘hello, Mr.Stranger! Part.11 end’ haha
    Sempet ketunda juga bacanya, dan akhirnya selesai juga bacanya haha
    Yeeeey, ditunggu postingan yg lain juga eon!
    Keep writing and fighting yoo~ ^^

    • udah bagus Un, greget pula, tp knp ada yang kurang, kalo menurutku mungkin endingnya terlalu cepat, tp tetep bgus kok, semangat Un

  9. Akhirnya end….
    Hahahhaa nggk bs brhenti tertawa saat byangin adegan donghae sma jino…
    Hahaha ksian jino yg polos d bhongin sma si iblis licik *lirik hae.
    Tp, untunglah happy ending…
    Oh yah smngat yah eonni buat ffmu slanjutnya!

  10. kyaaa. . . . !! dari tadi ketawa” gaje waktu baca ff ini. . . ;D

    rasa’a bisa terbang melayang di buat ff ini..argh..ini benar” romantis. . .

    syukurlah happy end..^^

    GOMAWO jeongmal eon atas ff’a yg sgt daebak. . .^^

    akhir kata tetap smangat utk buat lanjutan ff lain’a ne. . . ;’)

  11. terharu biru atas pengakuan2 si hae n miyoung…ikut sedih ikut trenyuh ikut galau pokoknya hikz…hikz deh.
    tp dg ending yg dipaket sedemikian rupa terbayar sudah semuanya…penantian, kekecewaan, salah paham dan terluka semua udah lunas. Pokoknya sweet banget deh!!!!
    memang sich agak kecepetan sedikit tapi gak apa2…klo akhirnya satu sm lain bisa bersatu n mengungkapkan perasaannya masing dg kejujuran.
    4 jempol buat mu…’nta 🙂

  12. Ih.. Ga rela kalo udah ending. Ga bisa baca moment gaje mereka lagi :3

    Dan endingnya ada enceh.. Ahahaa *ketawa setan

    Ayolah, kak, buat after story nya.. Pan mereka belum nikah itu. Ya.. Ya.. Ya..

  13. Hapsss
    Happy ending^^
    Eh eonni kepikiran gak buat fanfic yg nyeritain kehidupan pascanikah Kyuhyun-Haneul & Donghae-Miyoung?
    Hehehe saran aja ya eon Nta ._.V

    Gomawo buat eonni yang merelakan waktunya untuk ff ini *tjiah*
    Semangat buat ff keren lainnya!
    Fighting!!

  14. Wkwkwkk….. Jadi inget soal gengsian pas pacaran yg berujung salah paham…
    Susah emang buat jujur ama diri sendiri…

  15. Wuaaaaah g nyangka secepat ni endingny..
    Buat epilogny saat mereka menikah y chingu..
    Yg lbh sweat dr ni y..
    Smangat!!

  16. Udah end, padahal belum puas 😦 memang sich aku merasa endingnya kurang greget, dan aku kira bakal ada NC. Ada sich tapi skip. Wahahahaha… *YadongModUdah end, padahal belum puas 😦 memang sich aku merasa endingnya kurang greget, dan aku kira bakal ada NC. Ada sich tapi skip. Wahahahaha… *YadongModUdah end, padahal belum puas 😦 memang sich aku merasa endingnya kurang greget, dan aku kira bakal ada NC. Ada sich tapi skip. Wahahahaha… *YadongModUdah end, padahal belum puas 😦 memang sich aku merasa endingnya kurang greget, dan aku kira bakal ada NC. Ada sich tapi skip. Wahahahaha… *YadongModeOn XD*

  17. Udah end, padahal belum puas 😦 memang sich aku merasa endingnya kurang greget, dan aku kira bakal ada NC. Ada sich tapi skip. Wahahahaha… *YadongModeOn XD*

  18. Wuaaaaah g nyangka secepat ni endingny..
    Buat epilogny saat mereka menikah y chingu..
    Yg lbh sweat dr ni y..
    Smangat!!!

  19. yeayyyyy happy endd….. kalau nggak ada sequel minta epilog boleh dongggg biar mimpinya jadi nyata punya anak…. hehehehehe

  20. Aigooo…tnyata akal”an’y ikan mokpo itu b’hsil jg bw miyoung kembali lg sm dy…kekekekekeke..
    Suka bgt sm perjuangan’y hae yg g kenal putus asa bwt memperbaiki k’slhn’y yg dlu dan b’usaha bwt yakinin miyoung klo dy bnr” serius sm hub mereka..

  21. Kahir’a end juga kisah’a si abang ikan kkkk tinggal nunggu ff yg lain nih yg belum end eiiits gak ada sequel uun buat nikah’a n biar dapet liat anak’a dunghae sama miyoung tapi ni ff tetep keren unni

  22. yayyayaya… akhirnya ending juga. huaaa Min young ama Donghae bikin ngiri berat masa *gigit bantal.
    ending nya itu loh huaaaaaaaaa
    FF nya keren eonnn

  23. wohooooooo ending juga ahahaha akhirnya kan bersatu hihi lanjutttt ff dangerous lovenyaaa gasabar lanjutannya hihi keep writing and fighting!!!

  24. hubungan mereka b2 itu tlalu byk gengsi ny deh hehe,,,tp jd bikin greget gmn,,,gtu
    gara2 gengsi sgunung jd ny sweet momen ny lebih byk d isis debat2 cinta hehe
    ah,,,syg bgt soal AL itu cma slewat z,,, klo dperjelas bwt k2 belah pihak pst bakal jd momen sweet n penuh greget bwt mereka b2
    tp ini ending ny manis bgt,,,cara mereka baikan ga btele-tele,,trz omonganny miyoung d pantai itu,,,dalem bgt,,,n jujur bgt
    sweet,,,sweet,,,sweet,,, bgt
    gomawo yo nta-shi bwt ff ny

  25. Akhirnyaaaaa.. sumpah demi apa endingnya bikin greget kayak gtu.. sedikit kecepetan saya rasa.. itu pun paa endingnya.. sehabis dari pantai.. di tunggu fanfic yg lain.. daebak!!!!

  26. finally!!! yuhuuu happyend ‘3’ kak lanjutin ff dangerously in love yappp naksir berat sama itu ff hahahha keep writing~^^

  27. whoaaaaa….
    endingnyyy kereeeennnnnn >.<
    happy ending TvT
    minta sequelny dunk thor….
    kkekkekkeee ^^
    KEEP FIGHTING n WRITING y ^^
    btw,ditunggu egoistic man ny 😀

  28. yeyyyy dah endingnya selalu menarik
    gk berasa kisah mereka dah cukup sampai disini bingung mo comment apa lagi always to be a good story

  29. Ga nyangka udah ending ni ff.. Aku sukaaaaa banget sama endingnya!!! Walaupun harus bersandiwara dulu awalnya, tapi akhirnya mereka bersatu.. Bahkan donghae berani melamar miyoung. Oh, uri fishy…
    Ga apa-apa ga ada sequelnya *meskipun pengen ada* yang pasti aku nunggu ff donghae-miyoung lagi.. Aku suka mereka 😀

  30. Yeaayy .. Happy ending 😀
    Saya suka.saya suka .. *ala mei-mei*

    Puas banget sama endingnya inii chingu, hhh gregetan banget pas baca akhirnyaa 😀 bisa ngebayangin wajah cemburunya miyoung gimanaa ..

    Two thumbs for you and this ff (y) (y) okey, aku tunggu kelanjutan egoistic man yaaa *kedipin mata*

  31. Yeeaayy. . .
    Happy end . . .
    Sukaa, sequel’a ea thOr…plizzz !!
    Ouwh ea, egOistic man’a kpn dlnjUt..dh penasAran bgtz ni…

  32. udh ending toh ga nyangka bgt
    pdhl masih pengen tau ttg proses nikah dan punya anaknya huhu
    tp endingnya bagus kok so sweet

  33. Cieeee yang happy ending hahhahah… kenapa jino gak jomblo aja yah? Kan kalo jomblo biar ama aku aja wkwkk 😀
    Butuh perjuangan untuk berkomitmet yah? Aku gak nyangka kalo berkomitmen bakalan kaya gitu.. jadi promblem d ff ini salah satunya komitmen?? Okelahh

    Buat eonni author di tunggu ff kece nandaebak berikutnya. I’m wait 😀 😉

  34. Happy ending!!!!! Horeee 🙂
    namun menurutku alurnya kecepetan dan kurang greget pas bagian mereka udh balikan itu doank yg lainnya memuaskan.

    Gue sok bget ya kyk pinter bkin ff ajh, pdahal mah bkin yg pendek kyk drabel dll ajh kgak bisa. abaikan ajh komentarku eonni :)v

  35. Yeayy..end juga akhirnya, *elap keringet*
    ini yg gua suka thor, conflicnya ga dalem dalem amat, chap nya juga ga terlalu banyak 😀

  36. Akhirnya muncul juga end nya setelah sekian lama menunggu …
    Happy ending juga deh …
    Kirain happy endingnya kayak oh my bosa, menikah dan punya anak ehhh ternyata engga hehehehe
    Tapi gapapa yg penting happy ending …
    Selamat untuk kembali bersatunya Donghae dan Miyoung ….
    Oia thor, kalo aku boleh saran, bikin another story dri kisah cinta Shim Changmin sama Shin Jae Hee dr ff Egoistic Man dong thorr … Pasti seru deh hehehe

  37. eon!! pokoknya hrus ad sequel’a.. haruss…
    mau tau mrka stlah nikah tuh kyk gmn..
    pokoknya hrus ad sequel.. wkwk

  38. Yeee akhirnya heppy end:)
    moga jdi keluarga bahagia ya hae oppa ma miyoung eonni:D
    semangat eonni buat lanjut semua ffnya:*
    #HWAITING

  39. happy endng kyaaaaaaaa miyoung hae :* :* :*
    akhirnya kalian jujur sama perasaan kalian sendiri 😀
    I Really love your style Lee Donghae ❤ hahaha

    sekuel dong eon pas merekanya udh punya anak hehe

  40. Yah sequel nya gk aadaaa.
    Tapi gak apa deh eon akhirnya setelah sekian lama end juga kyakya haha lanjut baca egoist man sama d.I.L yuhuu

  41. waahh ENd aja padahal baru bca rasa nya,,kok dikit bgd past nya chingu,,padahal cerita mereka gak kalah menarik ma kyu-hanuel,,,, ending nya kurang panjang n rada kecepan ya chingu,,tp sweet bgdm,,,
    oy bikin story pas dah married nya minyounh-hae dan kyu-hanuel donk chingu….

  42. duuuhhhh…..ending yang manis… >.<

    ngakak dahh…nggk bs brhenti tertawa
    ngebyangin adegan donghae sma jino…
    kwkwkwkwk…. ksian jino brasa polos d bhongin sma si ikan licik *toyorhae.
    Tp, untunglah happy ending…

    mengingat kisah percintaan miyoung/donghae….yeaa…apalah arti swbuah naman yg penting orgnya yg sama…wkwkwkwk……

  43. sebenarnya dah baca part ini kemarin2 tapi bacanya lewat hp n susah buat komennya. jadi, aku aku komennya sekarang…
    akhirnya selesai juga ff ini.. miyoung-donghae bersatu..
    tinggal nunggu ff dangerously in love n egoistic man ….
    hihihi

  44. Yeaaaayyyyyyyyyy happy ending,,, yah pengennya sih sampai mreka itu punya babyyyyyyy, pasti seru,,, tp ff km itu keren2,,, semangat terus ya saeng buat lanjutin ff nya,,, mwahh mwahh

  45. Hmmhae oppa bisa aja acting’a buat dpt info
    jino’a jg oon mau aja d kadalin sama,hae,wkwkwkwkwk
    yg penting happy ending
    n alasan

  46. wkwkwk., endingny co cweet bingit thor., jdi senyum gaje nich.
    oh., jdi ni vesi lain dr oh! my boss! lbh mencrtakan Hae-Young.
    aq suka bgt thor ma crtanya., sama seperti oh! my boss! crtany sama2 menarik, alur crtany yg keren dan emosiny yg dpet bgt wkt bcany..
    author daebak! good job! ^_^

  47. end sudah ._.
    part sebelumnya aku nangis,berasa aku kyl miyoung masa/? tpi akhirnya lega juga ckck -.- bagus uni, aku izin baca ff yg lain yap :3

  48. happy ending, endingnya kurang greget sih tapi aku suka kok ceritanya
    cara penulisan ff kamu itu gak bikin ngebosenin, enak banget buat dibaca ^^
    authornim neomu daebaaaak ! *kasih dua jempol*
    dan aku mau menjelajah ff mu yang lain ^^
    izin lagi yah gomawoooo ^^

  49. yaaah udah abis ya? cepet banget thor abisnya wkwk
    ceritanya bagus, penasaran tentang miyoung yg di oh my boss kejawab huhu
    semangat terus bikin ff nya thor!

  50. Aigoooo bahagianya mrk akhirnya bersatuu….. .. kyaaaaaa
    Ak aeneng bangett
    Ff nya keren bangett
    Ide” crt mu sll mwngagumkan author…..
    Mkah udh dikasih kesempatan buat baca dab menikmati tulisanmu….
    Smgt author buat tra berkarya

  51. wahh aku baru baca ff ini. ternyata bersangkutan sama ff oh my boss.. kehidupan kyuhae broken home. 11 12 lah. aku suka alur maju mundur, gk bingungin. nice this ff….

  52. Wahh,,,akhirnya nyampe juga d part akhir,,,,ya meskipunn sdikit kurang greget sichh,,,krnaa abang ikannya baru mau brkomitmen d part akhir,,,jdi kn romantis”an ma miyoung nya cuma sebentarr,,,,tpi meskipun gtoo,,ending aq suka thorr happy ending,,,
    Gomawo thor “Ǚϑɑ̤̥̈̊ħ ksih izin aq baca krya author,,,mskipun aq reader baru,,,dan baru baca ff hello Mr,stranger,,,tpi aq suka bgtt,,,pasti ff” yg lainnya juga bguz” dech,,,slm kenall buat authorr,,,dn izin lagi buat bca karya” author yg lain,,,gomawo

  53. akhirnya bsa bca smpe END jga ya walaupun pda akhirnya komen cma di awal ama akhir saja…mianhae thor #bow_nunduk180drajat… maklum kburu penasaran an than sifat malas mengungguli hehehe^^v keren ffnya mkin kpengen acak” yg lain…

  54. BAGUSSSSSSS!Sedikit sedih sih gabisa baca oh my boss HUHU:( baiklah, lanjutkan thor, buat ff yang keren2 terus. Keep writing!:D apalagi kalo tokohnya kyuhyun! (Ngarep) Good job=D

  55. aaahh… ending yg sweet….
    udh kerreeenn kq eonni, suka bgt dg ide ceritamu eon..
    maaf bgt yah eonni di part2 sblmnya nyaris gk comment, bingung mau comment apa, udh gk sabar bgt pengen tahu lanjutannya…
    izin baca karya2 eonni yg laen yaa…
    fighting eonni!!

  56. akhirnya happy ending ….
    oenni jjang!!!!!
    q ska smua tlisan oenni..gamsahamnida krna oenni ngasih pw ny cuma2 #deep bow..q sngat mnghargai krja keras oenni saat nulis wlaupun cma skedar coment n dkungan aja.smga tu jdi pnyemangat buat oenni berkarya… oiya oenn kalo bleh mnta pw ny yg oh my boss ya oenn soalny ud dcoba berulang x tetp ja gak bisa.kalo bleh tlog krim ksini oenn wdhikaayuw@gmail.com gamsahamnida #deep bow….

    keep fighting n writting..
    we lov u….

Tinggalkan Balasan ke Pandawa Batalkan balasan