Dangerously in Love (#5th)

Tittle                       : Dangerously in Love

Author                    : NtaKyung

Art Poster              : NtaKyung

Main Casts             : Cho Kyuhyun and Kim Haneul

Other Casts            : Lee Donghae and Shim Miyoung

Length                     : Series [On Writing]

Genre                      : Drama, Fantasy, Friendship, Romance, Supernatural

Rating                     : PG-15

Disclaimer              : Seluruh cast dalam ff ini adalah milik Tuhan, orang tua dan mereka sendiri! Tapi isi dalam cerita ini semuanya milik saya! So, Don’t BASH!!

®Dangerously in Love®

Sebuah tawa mengejek, tiba-tiba saja lolos dari mulutnya. Kedua tangannya ia letakkan di samping pinggangnya.  “Apakah aku tidak salah dengar?” Kyuhyun sedikit memajukan tubuhnya, menyetarai tinggi Haneul. “Kau baru saja mengatakan cinta? Kepadaku?! Pria yang bahkan baru kau kenal beberapa hari yang lalu?!”

Haneul tak menjawab, hanya terus memperlihatkan seulas senyuman lembut yang entah kenapa membuat Kyuhyun semakin yakin, jika gadis di hadapannya ini memang bukanlah gadis yang di kenalnya beberapa hari lalu.

Apakah mungkin, gadis ini di masuki roh gadis gila?!

“Siapa kau sebenarnya?!” kedua mata Kyuhyun kembali menyipit, melayangkan tatapan curiga pada Haneul.

“Wah, wah… sepertinya kau memiliki ingatan yang buruk ya, tuan muda… bukankah aku sudah mengatakan kepadamu bahwa aku adalah Kim Haneul, gadis gila yang jatuh cinta kepadamu…” balas Haneul dengan tenang.

Kyuhyun memperhatikan kembali gadis di hadapannya ini, dan sesaat kemudian dia segera menegakkan kembali tubuhnya.

“Kalau begitu, berhentilah berharap! Aku tidak mungkin jatuh cinta pada gadis sepertimu!” ia lantas berbalik, hendak meninggalkan Haneul tanpa mempedulikan, apakah gadis itu benar-benar kerasukan atau apalah itu namanya.

“Jika kau pergi, maka aku akan melompat!” teriak Haneul dengan nada menantang.

Langkah kaki Kyuhyun terhenti, kepalanya berputar, menoleh pada sosok Haneul yang kini tampak menyeringai kecil licik.

“Kau mengancamku?”

“Jika itu di perlukan..”

Bibir Kyuhyun mengatup rapat, membentuk garis lurus. Ia sudah merasa jengah dan kesal atas sikap gadis ini, hilang sudah kesabarannya saat ini.

“Kalau begitu lakukanlah,” tantang Kyuhyun, melipat kedua tangannya di depan dada. “Aku tidak peduli.”

Seringaian di wajah Haneul tiba-tiba saja lenyap, tatapannya berubah tajam dan penuh dengan kilatan kemarahan. “Baik, aku akan melakukannya!”

Kyuhyun masih berdiri di tempatnya, menunggu apakah gadis tersebut akan benar-benar melompat atau dia hanya membual saja.

Tetapi, sedetik kemudian Haneul berbalik, melangkahkan kedua kakinya menuju sisi atap gedung. Kedua matanya mulai tertutup dan ia telah bersiap untuk menjatuhkan tubuhnya.

Seluruh tubuh Kyuhyun menegang, terkejut karena rupanya Haneul benar-benar hendak melakukan tindakan bodoh itu!

Dengan cepat, tubuhnya bergerak, tangannya terulur ke depan dan pada detik selanjutnya ia sudah berhasil menarik tubuh Haneul, membawanya menjauh dari sisi atap gedung.

“APA YANG KAU LAKUKAN?! APA KAU BENAR-BENAR GILA, EOH?!” ia berteriak murka, mengguncang tubuh Haneul dengan kedua tangannya yang berada di kedua sisi tubuh Haneul.

Namun yang terjadi adalah, tubuh Haneul seperti tersentak, seolah-olah ia baru saja terkena sengatan listrik, dan seperti ada sebuah bayangan yang muncul dari dalam tubuhnya, Kyuhyun bisa melihat bayangan itu menghilang bagai tertiup angin.

Mendadak seluruh tubuh Haneul menjadi lemas dan kesadaran gadis ini pun menghilang, membuat tubuhnya limbung dan terjatuh ke dalam pelukan Kyuhyun.

“Hey, hey…” kaget Kyuhyun hendak menghindari gadis itu, tetapi terlambat, Haneul telah tak sadarkan diri di dalam pelukannya.

Sret!

Bagai sebuah film yang terputar dalam ingatannya, Kyuhyun tiba-tiba saja mendapatkan sebuah ‘penglihatan’ aneh. Keningnya mengkerut dan sejenak ia memejamkan matanya sambil menggelengkan kepalanya cepat, berusaha mengenyahkan bayangan tersebut.

‘Tuan muda… Tuan muda…’

‘Ah, kau di sini rupanya… Perkenalkan, dia… Kim Haneul.’

‘Siapa namamu?’

‘Cho Kyuhyun.’

Deg!

Kedua mata Kyuhyun refleks terbuka lebar dan tiba-tiba saja ia merasa kesulitan untuk bernafas, telapak tangannya seketika berubah dingin.

Ia kembali mengerutkan keningnya, menundukkan wajahnya untuk melihat Haneul yang kini masih tak sadarkan diri dalam pelukannya.

“Kim Haneul… siapa kau sebenarnya?”

®Dangerously in Love®

Kyuhyun terlihat duduk dengan pandangan menerawang, jarinya sibuk memutar-mutar Ipad yang tengah di pegangnya.

Ingatannya kembali berputar pada kejadian siang tadi, saat di mana ia mendapatkan sebuah ‘penglihatan’ di masa lalu Haneul, yang entah kenapa terasa berhubungan dengannya.

Miyoung yang sejak tadi telah memperhatikan gerak-gerik Kyuhyun, tentu saja merasa ada sesuatu yang tak beres dengannya. Sejak kepulangannya dari kampus tadi, Kyuhyun lebih sering diam dan tampak berpikir.

“Apakah ada sesuatu yang terjadi?” tanya Miyoung kemudian, segera duduk di samping Kyuhyun.

Kyuhyun menghela nafas sejenak seraya mengusap cepat wajahnya. Ia lantas menggeleng singkat dan menoleh pada Miyoung, “Tidak ada, kenapa?”

“Kau terlihat berbeda sejak pulang tadi, kupikir… ada sesuatu yang mungkin mengganggu pikiranmu saat ini.”

“Itu mungkin hanya perasaanmu saja,” jawab Kyuhyun acuh. “Aku hanya sedikit lelah, akhir-akhir ini aku kurang tidur karena hantu-hantu sialan itu!” lanjutnya dengan wajah cemberut.

Miyoung masih tampak ragu, entah kenapa hati kecilnya seolah berbicara jika kediaman Kyuhyun saat ini ada hubungannya dengan gadis bernama Kim Haneul itu.

“Kau yakin?” Miyoung kembali bertanya dan hanya di balas anggukan singkat Kyuhyun.

Dan Miyoung tak memiliki pilihan lain selain diam, dia tak ingin mengganggu Kyuhyun dengan pertanyaan-pertanyaannya yang mungkin saja bisa memancing kekesalan pria itu. Ia lantas beranjak dari duduknya, membiarkan Kyuhyun untuk kembali sendiri.

“Miyoung-ah.” panggil Kyuhyun sebelum ia sempat membuka pintu balkon dihadapannya.

“Ya?”

Kyuhyun menoleh padanya, keraguan terlihat dalam raut wajahnya. “Err… apakah kau mengenal wanita bernama… Bibi Jung?”

“Bibi Jung?” kedua alis Miyoung tampak menyatu, dan ia berpikir sejenak. “Tidak… kurasa, aku tidak mengenal nama itu…” ujarnya sambil menggeleng singkat.

Sedikit kekecewaan terlihat dalam tatapan Kyuhyun, “Oh begitukah… hm, baiklah.”

Tetapi kemudian, Miyoung seperti mengingat sesuatu tentang nama itu, ia kembali menatap Kyuhyun. “Kurasa aku mengingat seseorang yang memiliki panggilan Bibi Jung.” ujarnya, tampak berpikir.

“Benarkah?” Kyuhyun kembali bersemangat, tampak penasaran.

Miyoung terdiam sejenak, sebelum akhirnya kembali melanjutkan, “Jika tidak salah, Kepala Panti Rehabilitas selalu di panggil Bibi Jung, ya… benar… dia biasa di panggil Bibi Jung.”

Seluruh otot-otot syaraf dalam tubuhnya seketika menegang, kedua matanya membulat dan tiba-tiba saja ia merasakan jantungnya berdegup kencang. Seolah-olah, mendengar kata ‘Panti Rehabilitas’ adalah sesuatu yang mampu membuat seluruh tubuhnya membeku.

Melihat reaksi Kyuhyun, Miyoung tentu saja merasa bersalah karena telah mengingatkan pria itu pada kenangan menakutkan di masa lalunya.

“Kau baik-baik saja?” tanya Miyoung cemas, hendak kembali mendekatinya.

Tetapi kemudian Kyuhyun segera menggeleng dan tersenyum kecil, “Aku baik-baik saja, tenanglah… aku bukan lagi seorang bocah kecil yang akan berteriak histeris.” jawabnya, berusaha untuk menyembunyikan ketegangan dalam dirinya.

Miyoung sebenarnya ingin saja mendekati Kyuhyun, tetapi dia sangat mengetahui sifatnya dengan sangat jelas. Maka, Miyoung lebih memilih untuk kembali berbalik dan pergi.

Sementara itu, Kyuhyun kembali larut dalam pikirannya.

“Bibi Jung…” gumamnya, “Kim Haneul…”

Ia menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya, “Apa hubungannya dengan semua itu? Kenapa… mereka aku bisa melihat diriku sendiri dalam kenangan gadis itu?” pikirnya.

®Dangerously in Love®

Haneul terlihat mengetuk-ngetukkan ujung pulpennya ke atas meja, tugas kuliahnya tak lagi menjadi fokus utama, pikirannya di penuhi oleh kata-kata Ibunya saat ia tersadar dari pingsan sore tadi.

‘Park Ahjusshi mengatakan, jika seorang pria muda tampan yang menolongmu dan membawamu sampai ke mobil.’

“Seorang pria?” gumamnya, mencoba untuk menebak siapa pria yang telah menolongnya.

Tetapi hasilnya nihil. Ia sama sekali tak dapat membayangkan apalagi menebak siapa pria tersebut.

“Ahh… menyebalkan! Kenapa aku sama sekali tidak dapat mengingat apapun?” gerutunya, menundukkan wajahnya di atas meja.

Well, sejujurnya ini bukanlah pertama kali untuknya tidak dapat mengingat apapun setelah sebelumnya ia pingsan dan tak sadarkan diri selama beberapa jam.

Hal ini justru sering terjadi kepada dirinya, setiap kali ia merasa marah ataupun kesal. Ayah dan Ibunya pernah membawa Haneul untuk di periksa, takut sesuatu terjadi pada anak kesayangan mereka itu.

Tetapi sang Dokter hanya mengatakan, Haneul mungkin hanya merasa depresi karena tak dapat mengekpresikan kemarahan ataupun kekesalannya. Karena itu, orang tuanya selalu bersikap protektif dan selalu menanyakan keinginan anak semata wayangnya itu.

Mereka tak ingin jika sampai Haneul terluka karena rasa depresinya itu. Dan pada awalnya Haneul pun mempercayai perkataan Dokter itu, sebisa mungkin ia selalu memasukkan sugesti positif dalam pikirannya.

Tetapi kemudian, ia mulai sadar, apa yang di katakan oleh Dokter itu adalah salah besar. Karena, setiap kali ia merasa marah dan kesal, Haneul selalu merasa ada aura dingin yang mengelilinginya dan sesaat kemudian, ia akan merasakan sesuatu seperti masuk ke dalam dirinya, menguasai jiwa dan pikirannya.

Dan akhirnya, Haneul menyadari sesuatu. Bahwa sebenarnya, selama ia tak sadarkan diri, selalu ada roh yang memasuki tubuhnya, menguasai jiwa dan pikirannya, menjadikan diri Haneul yang awalnya pendiam dan tertutup, menjadi sosok yang bertolak belakang dengan sifat sebenarnya.

Haneul meletakkan dagunya di atas meja, masih mencoba untuk berpikir tentang sosok pria yang telah menolongnya itu, dan kemudian nama ‘Lee Donghae’ langsung melintas dalam benaknya. Selama ini, pria yang benar-benar dekat dan di kenalnya, hanyalah Donghae.

“Apa mungkin Donghae yang telah menolongku?” pikirnya, “Ah, sudahlah! Lebih baik aku tanyakan saja padanya nanti…” putusnya, menggelengkan kepalanya dengan cepat dan memilih untuk kembali fokus pada tugas kuliahnya.

®Dangerously in Love®

Ke-esokan paginya, Haneul memilih untuk menunggu Donghae di area parkiran. Biasanya, ia memang sering bertemu Donghae di sini.

Sebuah mobil bmw sport berwarna biru tua memasuki area parkir dan Haneul tentu saja mengetahui siapa pemilik mobil tersebut.

“Donghae-ya!” panggilnya dengan sedikit ragu, masih terlalu kaku untuk menyapa pria itu dengan sebutan informal.

Donghae menoleh padanya, di menit awal ia terlihat begitu murung saat menyadari jika yang memanggilnya adalah Haneul, tetapi kemudian ia berusaha untuk tersenyum sambil berjalan menghampirinya.

“Oh, Haneul-ah… ada apa? Tidak biasanya sekali kau menemuiku pagi-pagi seperti ini…” ujar Donghae seraya menyampirkan tas punggungnya.

“Ehm… ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu.” Haneul tampaknya sedikit enggan untuk mengatakan hal itu, tetapi jika dia tidak menanyakannya maka dia tidak akan tahu siapa pria itu, bisa saja kan pria yang menolongnya kemarin itu benar Donghae.

“Katakan saja, kau ini seperti aku orang asing saja…” jawab Donghae sambil tersenyum.

“Ini… tentang kemarin,” ujar Haneul menggantung.

Dan mendengar kata ‘kemarin’, ingatan Donghae pun di paksa untuk kembali mengingat kejadian kemarin siang. Saat ia mendapati Haneul mengutarakan perasaannya kepada sahabatnya sendiri, Cho Kyuhyun.

Sambil berusaha mengenyahkan pikiran itu, Donghae masih berusaha untuk tersenyum.

“Apakah kau bertemu denganku kemarin? Ah, tidak… maksudku… apakah kemarin kau melihatku bertingkah aneh atau apapun itu?” tanya Haneul kemudian.

Donghae mengerutkan keningnya, lantas menggeleng singkat. “Tidak, ada apa?” tanyanya dengan penasaran.

“Benarkah?” tanya Haneul ragu, sedikit kecewa saat mengetahui jika bukan Donghae yang menolongnya kemarin.

Lalu jika bukan Donghae, siapa pria itu?

“Memangnya kenapa? Apa sesuatu terjadi?” Donghae kembali mengulangi pertanyaannya.

“Ah?” Haneul segera menoleh kepadanya dan buru-buru menggeleng sambil tersenyum tipis. “Tidak ada, sudahlah… lupakan saja.”

Mendengar jawaban Haneul yang terkesan menyembunyikan sesuatu tentu saja membuat Donghae penasaran.

“Sepertinya aku harus segera ke kelas sekarang, jam mata kuliahku sebentar lagi di mulai.” Haneul melirik sesaat jam tangannya. “Sampai jumpa, Donghae-ya…” pamitnya, bergegas pergi menuju kelasnya yang berada di lantai dua gedung kampus ini.

Sementara itu, Donghae masih tampak berpikir di tempatnya. Ia kembali mengingat saat terakhir ia melihat Haneul yang tengah berbicara bersama Kyuhyun, dan entah kenapa Donghae merasa ada yang ganjil dengan semua itu.

“Apakah sebenarnya… sesuatu terjadi saat itu?” gumamnya membatin.

®Dangerously in Love®

Kelas sudah mulai sepi dan Haneul telah bersiap untuk keluar dari dalam kelas itu, tetapi gerakan kakinya tertahan ketika tatapannya bertemu pandang dengan sosok Kyuhyun yang telah duduk di sudut ruangan, melipat kedua tangannya di depan dada.

Entah sejak kapan pria itu berada di kelas ini, yang jelas Haneul tahu betul jika ketika jam mata kuliah di mulai tadi, Kyuhyun belum berada di sana.

Berpura-pura tak menyadari keberadaan pria itu, Haneul hanya menundukkan wajahnya dan berniat untuk melewatinya tanpa menghiraukan sosok Kyuhyun.

Greb!

Sebuah cengkraman erat di tangan kanannya menghentikan langkah Haneul. Ia menoleh ke samping, menatap kaget pada tangan Kyuhyun yang kini mencengkram tangan kanannya.

“Jadi kau kembali menjadi Kim Haneul yang sebenarnya, eoh?” Kyuhyun berucap dengan pandangan matanya yang tetap melihat lurus ke depan, suaranya begitu datar dan dingin.

Haneul terdiam sejenak, terlihat kebingungan saat mendengar ucapan Kyuhyun.

“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti…” jawab Haneul seraya mencoba untuk melepaskan cengkraman tangan Kyuhyun, tetapi pria itu tetap memegang tangannya dengan kuat.

“Hah, benar rupanya,” Kyuhyun mendengus kasar, “Well, aku tidak peduli dengan hal itu. Hanya saja, berhentilah untuk menggangguku nona Kim! Kau begitu menyusahkanku kemarin!” ucap Kyuhyun pedas, melirik tajam wajah Haneul.

Deg!

Mulut Haneul tergagap, seolah akan mengatakan sesuatu tetapi suaranya tersendat dalam kerongkongannya, membuatnya kehilangan kata-kata.

Kyuhyun lantas berdiri, membuat Haneul refleks bergerak mundur dan hendak menjauhi pria itu, tetapi kemudian Kyuhyun semakin menarik tangannya, membuat tubuh mereka saling melekat rapat satu sama lain.

Dada bidang Kyuhyun bersentuhan langsung dengan dadanya, membuat jantung Haneul tentu saja langsung bergemuruh kencang dan mengirimkan rasa panas ke sekujur tubuh dan wajahnya. Rona merah pun langsung timbul di kedua pipinya, tampak seperti buah tomat yang sudah matang.

“A-apa yang kau… la-lakukan? I-ini terlalu dekat!” ujar Haneul gugup, ia memiringkan wajahnya ke samping, tak sedikitpun berani menatap wajah Kyuhyun.

Berbeda halnya seperti Haneul, pria itu justru menyipitkan kedua matanya, mendekatkan wajahnya untuk mengamati lebih dekat wajah Haneul.

“Kim Haneul…” ia berbisik tepat di samping telinga Haneul, yang tentu saja membuat gadis itu bergididk dan berusaha untuk menjaga jarak dari wajah Kyuhyun yang terlalu dekat. “Siapa kau sebenarnya, huh?”

Haneul tertegun sejenak. Pikirannya sibuk mencerna ucapan Kyuhyun sebelumnya dan dia tiba-tiba saja mengingat kejadian kemarin, saat di mana dirinya tak sadarkan diri lalu ada seorang pria yang menolongnya.

Apakah… mungkin pria itu adalah… Cho Kyuhyun?

Dengan cepat Haneul segera mendorong tubuh Kyuhyun, bergerak mundur dan menjaga jarak dengannya. Perasaan panik dan malu bercampur, membuatnya menjadi sedikit salah tingkah dan bingung untuk menghadapi sikap Kyuhyun saat ini.

Mungkinkah, sebuah roh masuk ke dalam dirinya dan membuatnya melakukan tindakan bodoh di hadapan Kyuhyun?

Pertanyaan-pertanyaan itu seakan memenuhi benaknya, dan untuk sesaat Haneul seperti kebingungan. Tampak gelisah dan panik di saat yang bersamaan.

“A-aku tidak mengerti maksudmu!” ujarnya lagi dengan suara terbata-bata. “Aku benar-benar tak mengerti, maafkan aku.” Haneul lantas berjalan cepat melewatinya.

Tak peduli jika tubuhnya itu harus menabrak tubuh Kyuhyun, Haneul hanya terus berjalan dan meninggalkan Kyuhyun sendirian. Dia tak bisa membayangkan, jika benar Kyuhyun yang telah menolongnya kemarin, betapa memalukannya dia.

“Ahh… bodoh! Bodoh! Bagaimana aku menghadapinya jika pria yang menolongku kemarin benar adalah Kyuhyun… ah, itu pasti sangat memalukan!” Haneul menepuk-nepuk kedua pipinya sendiri, terlihat gugup dan salah tingkah.

Dan tanpa di pungkiri, debaran jantungnya pun bertambah kencang. Rupanya, perasaan yang di milikinya terhadap Kyuhyun tak semudah itu menghilang begitu saja.

Sementara Haneul merasa malu dan gugup, berbeda halnya dengan Kyuhyun yang masih tetap berdiri di tempatnya.

Matanya memandang dingin telapak tangannya yang sempat memegang tangan Haneul. Dan sebesit bayangan melintas dalam bayangannya.

“Aneh sekali, kenapa sekarang… aku sama sekali tidak dapat membaca pikiran ataupun melihat kenangan masa lalunya?”

Benar-benar sesuatu yang tak biasa, padahal jelas-jelas kemarin ia mendapatkan sebuah ‘penglihatan’ tentang masa lalu Haneul, tetapi kenapa sekarang dia tak dapat melihatnya?  Bukankah dia telah menyentuh gadis itu? Tetapi kenapa tidak ada sedikitpun yang melintas dalam ‘penglihatannya’ tentang masa lalu gadis itu?

Tanpa disadari olehnya, bahwa ada sosok lain yang telah melihat kejadian di antara Haneul dan Kyuhyun. Seseorang yang tentunya telah mengenal Kyuhyun dengan sangat baik, Shim Miyoung.

Ia bersandar pada dinding, memejamkan matanya sesaat dan menghembuskan nafasnya dengan berat. Seakan-akan, dia telah menebak jika sesuatu akan terjadi di antara kedua orang itu, dan benar saja.

Takdir seolah tak dapat di hindari, dan kisah di antara Kyuhyun dan Haneul pun mungkin akan segera di mulai, persis seperti apa yang pernah di lihat olehnya sebelumnya.

Ia mendongakkan wajahnya ke atas, segurat kesedihan tampak dalam pancaran matanya yang sayup.

“Mereka memang telah terikat dalam sebuah kenangan masa lalu…” gumamnya lirih.

®Dangerously in Love®

“Hey, kau!” sebuah teriakan nyaring terdengar dari arah belakang.

Mendengar teriakan itu, spontan Haneul berbalik dan ia mendapati lima orang gadis tengah menatap sinis kepadanya, berjalan dengan penuh ke angkuhan.

Haneul mengerutkan keningnya, terlihat kebingungan. “Kalian memanggilku?”

“Jangan banyak bicara lagi! Ikut dengan kami sekarang!” ujar salah satu dari kelima gadis itu, dan mereka pun segera menarik kasar tangan Haneul, membawa gadis itu menuju halaman belakang kampus yang sudah tampak sepi.

“Ada apa ini?” tanya Haneul, segera menarik tangannya dan meringis pelan, mengusap-usap pergelangan tangannya yang memerah.

Kelima gadis itu bergaya angkuh, menatap penuh kebencian pada Haneul. Salah satu dari mereka lantas bergerak mendekati Haneul, mencengkram kasar dagu Haneul.

“Hah, tidak di sangka, wajah sepolos ini rupanya senang menggoda juga, huh?!” ejek gadis itu, semakin mencengkram kuat dagu Haneul.

Kening Haneul mengerut karena kesakitan, ia lantas menepis tangan gadis itu dari dagunya tanpa berusaha untuk membalas perlakuannya.

“Apa yang kalian maksud? Aku benar-benar tidak mengerti!” ujar Haneul masih berusaha untuk tenang dan tak terpancing perlakuan kasar para gadis-gadis itu.

“Ck! Benar-benar gadis jalang!” umpat gadis lainnya, “Kau jelas-jelas telah menggoda dua pangeran tampan di kampus ini, dan kau masih berusaha untuk mengelaknya, eoh?!” teriak gadis itu, melotot dengan galak.

“A-apa?” Haneul semakin kebingungan. “Aku benar-benar tidak mengerti, kupikir kalian telah salah mengenali orang. Permisi.” ia berniat untuk pergi secepat mungkin, tetapi para gadis itu langsung menghadang langkahnya dan mendorong kasar tubuh Haneul hingga tubuhnya tersungkur ke atas rerumputan hijau yang kotor.

“Dasar gadis jalang! Benar-benar tidak tahu malu!” umpat gadis lainnya.

“Sudahlah, langsung saja berikan dia pelajaran!” seru gadis di sebelahnya yang tentu saja langsung di setujui oleh ke-empat gadis lainnya.

Mereka langsung ‘menyerbu’ Haneul, tanpa Haneul mengerti apa kesalahannya kepada gadis-gadis itu. Mereka menjambak, menarik bajunya dan bahkan melemparkan seluruh tas Haneul ke kolam, membuat Haneul tak berdaya melawan kelima gadis ini.

“S-sudah cukup! Hentikan,” air mata mulai mengalir deras dari sudut matanya, bibirnya tanpa terluka dan mengeluarkan darah dan rambutnya pun berantakan, di penuhi rumput hijau serta tanah. “Aku bilang hentikan!” teriaknya di sela isak tangisnya.

Namun kelima gadis itu seolah tak peduli, mereka hanya terus ‘menyiksa’ Haneul. Mereka seakan tak puas jika belum melihat sekujur tubuh Haneul di penuhi luka karena ulah brutal mereka semua.

®Dangerously in Love®

Donghae mengerutkan alisnya, memperhatikan Kyuhyun yang sedari tadi hanya tetap diam tanpa mengatakan sepatah katapun.

“Ada apa denganmu? Tidak biasanya sekali kau diam…” ujar Donghae sambil meneguk cepat minumannya.

Kyuhyun mengerjap sesaat, menggelengkan kepalanya singkat. “Tidak… hanya ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiranku.”

“Woah, serius?! Tidak biasanya sekali kau memikirkan sesuatu!” seru Donghae, benar-benar terkejut. Faktanya, Kyuhyun bukanlah tipe orang yang senang melamun atau memikirkan sesuatu. “Memangnya apa yang membuatmu sampai harus berpikir seperti itu, eoh? Ada sesuatu yang mengganggumu? Err… maksudku… ya… kau mengerti kan?” lanjut Donghae sambil menggerakkan kedua jarinya menjadi sebuah tanda kutip.

Ya, pria ini memang tidak terlalu nyaman untuk menyebut para makhluk kasat mata itu dengan mulutnya sendiri. Maklum saja, kelemahan pria yang memiliki senyum menawan ini adalah hal-hal mistis seperti itu. Walau tetap saja, pada kenyataannya sahabatnya itu adalah seseorang yang memiliki kemampuan Sixth Sense.

Kyuhyun menggeleng untuk kedua kalinya, “Tidak… bukan hal penting.”

“Jika bukan hal penting, lalu kenapa kau harus memikirkannya sampai seperti itu?” tanya Donghae penasaran.

Kyuhyun berniat untuk menjawab kata-kata Donghae barusan, tetapi tiba-tiba saja sebuah bayangan melintas dalam ‘penglihatannya’, membuat kepala Kyuhyun entah kenapa terasa berputar-putar.

Dan sesaat kemudian, ia langsung tersentak dengan nafas tersenggal-senggal. Bola matanya bergerak cepat, tampak bingung dan terkejut.

Donghae yang melihat sikap Kyuhyun yang aneh itu, tentu saja menjadi sedikit ketakutan. Dia menepuk tangan Kyuhyun, “Hey… hey… ada apa denganmu? Jangan menakutiku!” ujar Donghae, merasa cemas juga karena sikap Kyuhyun ini.

Kyuhyun memegang kepalanya yang terasa berdenyut dan nafasnya semakin terasa sesak, ia segera menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu beranjak dari tempatnya.

“Sial!” geramnya sambil memegangi dadanya yang masih terasa sesak.

Lalu tanpa pikir panjang, Kyuhyun berlari secepat mungkin, meninggalkan Donghae yang tampak kebingungan dan cemas.

“Ya! Cho Kyuhyun! Apa yang terjadi padamu?!” teriak Donghae panik, dia segera meraih tasnya dan mencoba untuk mencari keberadaan Kyuhyun yang entah berlari kemana.

Lari Kyuhyun terlalu cepat tadi, sehingga Donghae kehilangan jejaknya dan sekarang dia harus mengelilingi seluruh kampus untuk mencari keberadaan sahabatnya itu.

“Aish… sebenarnya apa yang ada di pikiran pria itu? Kenapa dia harus berlari seperti orang gila?! Kau memang manusia ter-aneh yang pernah kukenal, Cho Kyuhyun!” gerutunya.

®Dangerously in Love®

Dengan nafas tersenggal-senggal, Kyuhyun terus mempercepat langkahnya menuju sebuah tempat yang tak lain adalah halaman belakang sekolah.

‘Penglihatannya’ terus mengusik pikirannya dan membuat kepalanya berputar-putar, suara jeritan serta isakan tangis seorang gadis terus mendengung dalam pendengarannya. Dan Kyuhyun tahu siapa pemilik suara memilukan itu, Kyuhyun dapat melihat posisinya yang tidak berdaya, terbaring lemah tak berdaya di atas rerumputan yang lembab.

Kemudian, langkah pria ini pun mulai melambat seiring tatapannya yang menangkap sosok gadis yang kini tengah berusaha menggapai tasnya yang terapung di atas kolam ber-lumut itu. Wajahnya di penuhi lebam dan sudut bibrnya terdapat bercak darah segar.

Kyuhyun menghela nafas panjang, kembali mempercepat langkahnya. Dan tepat ketika sosok gadis itu hampir tercebur ke dalam kolam, Kyuhyun segera menarik cepat tubuhnya.

Gadis itu, yang tak lain adalah Haneul, tampak tersentak dan segera menoleh padanya. Ia dapat melihat tatapan Kyuhyun yang penuh dengan kemarahan serta nafasnya yang tersenggal-senggal.

“C-Cho… Kyuhyun-ssi…”

“Apa yang kau pikirkan, huh?! Mencoba untuk bunuh diri di dalam kolam menjijikan itu?!” sentak Kyuhyun dengan nada tinggi.

Haneul terkejut, kenapa pria ini harus membentaknya di saat dirinya terluka seperti ini? Dia benar-benar tak mengerti, kenapa semua orang harus membencinya dan terus membentak kepadanya?

Dengan cepat Haneul mendorong tubuh Kyuhyun, air mata mulai menggenang di dalam pelupuk matanya. “Aku tidak membutuhkan pertolonganmu!”

Kyuhyun mendengus kesal, “Kau pikir siapa yang ingin menolongmu?!”

“Kalau begitu kenapa kau harus menarikku?! Kenapa tidak kau biarkan saja aku terjatuh ke dalam kolam menjijikan itu?!” teriak Haneul marah, tanpa terasa butiran cairan bening itu pun mulai menetes dan jatuh membasahi kedua pipinya.

Untuk sesaat Kyuhyun terdiam, membenarkan ucapan Haneul barusan. Jika dia memang tidak ingin menolongnya, lalu untuk apa dia datang dan menarik tubuh gadis itu agar tidak terjatuh ke dalam kolam?

“A-aku memang bukanlah gadis cantik, tetapi kenapa kalian harus membenciku?! Kenapa kalian harus memperlakukanku seperti ini?!” Haneul meluapkan kemarahannya, air mata semakin merebak keluar dari pelupuk matanya.

Kyuhyun masih terdiam, di pandanginya setiap luka dan memar yang ada di wajah Haneul serta penampilan gadis itu yang tak serapih sebelumnya.

Pria ini tahu alasan kenapa Haneul seperti ini, ‘penglihatannya’ telah memberitahu dirinya bahwa sekelompok gadis menyebalkan telah menyerangnya dan terus menghina-hina gadis itu tanpa henti.

Rasa bersalah tiba-tiba menyergap dalam dirinya, dia pun tak mengerti kenapa dia harus semarah ini saat melihat Haneul nyaris terjatuh ke kolam itu?

Dan kenapa, dia begitu marah pada sekelompok gadis menyebalkan itu? Lalu… kenapa juga dia harus merasa bersalah pada gadis ini? Bukankah hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya?

Dan bukankah… selama ini dia tak pernah mau mempedulikan urusan orang lain?

Kyuhyun lantas bergerak perlahan, tangannya refleks mengulur ke depan dan pada detik selanjutnya, dia telah merengkuh tubuh mungil Haneul ke dalam pelukannya.

Pada awalnya Haneul menolak dan mendorong tubuh Kyuhyun, tetapi sekali lagi Kyuhyun menarik tubuh Haneul dan pada akhirnya gadis itu pun menangis di dalam pelukannya sembari memukul-mukul dada Kyuhyun, memberontak dari pelukannya.

“Maafkan aku, Haneul-ssi… aku tidak bermaksud untuk membentakmu.”

Haneul tak mengatakan apapun, hanya terus menangis. Dan semakin lama tangisan itu pun semakin menjadi, Kyuhyun dapat merasakan tubuh gadis itu yang bergetar hebat, pertanda jika gadis itu merasa ketakutan sekali.

Tiba-tiba saja, ia berpikir, jika saja ia datang lebih awal, mungkin dia bisa menghentikan ulah sekelompok gadis itu. Dan bisa saja, dia membalas perlakuan kasar mereka itu.

Tetapi untuk ke-sekian kalinya, hati kecilnya kembali berkata kepadanya, atas dasar apa dia memiliki pemikiran itu? Apakah mungkin… dia merasa peduli pada gadis yang baru saja di kenalnya ini?

Sementara di sisi lain, tampak Donghae yang muncul dengan nafas tersenggal-senggal. Dia hendak berteriak dan memarahi Kyuhyun, tetapi begitu sadar jika sosok gadis yang berada di dalam pelukannya adalah Haneul, tiba-tiba saja sekujur tubuh Donghae membeku.

Untuk kesekian kalinya dia memergoki Kyuhyun yang tengah bersama Haneul, dan jujur saja, hal ini cukup memberikan rasa sakit tersendiri dalam hatinya.

Kesedihan terpancar dalam tatapan matanya dan tanpa sadar tangannya pun mengepal dengan kuat, seolah pelampiasan dari rasa kesal dan sakit hatinya.

“Cho Kyuhyun… Kim Haneul… sebenarnya hubungan apa yang kalian miliki?” lirihnya.

®Dangerously in Love®

Haneul mengikuti langkah Kyuhyun dari arah belakang, ia kini mengenakan sebuah jaket yang terlihat sedikit kebesaran di tubuhnya, yang tentu saja adalah milik Kyuhyun.

Pria itu sengaja meminjamkan jaketnya karena ada beberapa sobekan di pakaian Haneul, belum lagi, Haneul tampak begitu kacau dan kotor. Tidak mungkin dia membiarkan gadis itu untuk terus berada di kampus dalam keadaan seperti itu.

“Masuklah, aku akan mengantarkanmu pulang.” ujar Kyuhyun kemudian, membukakan pintu mobilnya.

Haneul meliriknya sesaat, lalu menunduk. Sepertinya dia ragu untuk menerima ajakan pria itu dan tentu saja Kyuhyun menyadarinya.

Kyuhyun kembali menutup pintu mobil, lalu menyandarkan tubuhnya ke sisi mobilnya. “Apa kau berpikir akan terus melanjutkan kuliahmu sementara keadaanmu begitu kacau seperti itu?!” tanya Kyuhyun dengan nada jengah.

Hening, gadis itu masih memilih untuk diam.

Kyuhyun menghembuskan nafasnya dengan cepat, benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran gadis di hadapannya ini.

“Jika kau tidak ingin aku yang mengantarmu, lebih baik sekarang kau kembali ke dalam kelasmu dan biarkan semua orang tahu betapa kacaunya dirimu!” ujar Kyuhyun kesal.

“Kenapa kau menolongku?” pertanyaan Haneul membuat mulut Kyuhyun tiba-tiba saja langsung mengatup rapat. Gerakan matanya menjadi sedikit panik dan kebingungan.

Kali ini Haneul memberanikan dirinya untuk menatap Kyuhyun, tatapannya menyiratkan rasa penasaran. “Kau pernah berkata kepadaku untuk menjauh darimu dan bahkan kau bilang jika kau membenci gadis sepertiku… lalu, kenapa kau harus menolongku?”

Glek!

Kyuhyun seperti di paksa menelan pil pahit secara pahit dan tersangkut di tenggorokannya. Kegugupan tiba-tiba saja melanda dirinya dan ia pun kehilangan kata-katanya.

Dia tidak mungkin mengatakan kepada Haneul jika dia memiliki kemampuan Sixth Sense, lalu berlari secepat kilat hanya untuk mencarinya, itu benar-benar tidak mungkin!

Lagipula, langkah kakinya lah yang menuntunnya hingga menemukan Haneul di halaman belakang kampus. Dia pun sampai saat ini tak mengerti, kenapa dia harus melakukan semua itu? Bisa saja kan dia mengabaikan ‘penglihatannya’ itu?

“Apakah menolong seseorang harus memiliki sebuah alasan tertentu?” ujar Kyuhyun ketus, berpura-pura menyembunyikan kegugupan dan kebingungannya.

Haneul menggeleng lemah, membuat Kyuhyun kembali merasa bersalah saat melihat luka memar di wajah gadis itu. “Tidak sama sekali,” ujarnya pelan. “Hanya saja… ini untuk yang kesekian kalinya kau menolongku.” lanjutnya.

“Kupikir kau berlebihan… ini adalah pertama kalinya untukku menolong gadis sepertimu.” sahut Kyuhyun dengan sebelah alisnya yang terangkat.

Sekali lagi Haneul menggeleng lemah. “Tidak. Kau benar-benar telah sering menolongku…” ujar Haneul kemudian.

“Apa maksudmu dengan telah sering menolongmu?” tanya Kyuhyun tak mengerti.

Namun, Haneul seolah enggan untuk menjawabnya. Gadis itu hanya menggeleng cepat dan tersenyum tipis, mencoba untuk mengganti topik pembicaraannya.

“Aku ingin pulang, apakah tawaranmu masih berlaku?” ujar Haneul kemudian, sedikit malu untuk mengatakan hal itu.

Kyuhyun terdiam sejenak, mengamati perubahan dalam raut wajah Haneul, dan Kyuhyun sadar, jika gadis ini mungkin mengingat sesuatu tentang kejadian kemarin.

Apakah… gadis ini tidak benar-benar kerasukan? Bukankah, orang-orang yang kemasukan roh tidak akan pernah mengingat apapun?

Kyuhyun bergumam sesaat dalam hatinya, sebelum akhirnya dia segera menepis pikiran itu dan berpura-pura mengabaikannya.

“Hanya untuk kali ini aku bersikap baik kepadamu.” ujar Kyuhyun dengan ketus, segera berbalik dan kembali membukakan pintu mobil itu.

Haneul masih tetap tersenyum kepadanya, memperlihatkan sebuah senyuman tulus yang entah kenapa terlihat begitu menyedihkan bagi Kyuhyun karena ada bekas luka di kedua sudut bibir gadis itu.

“Aku akan mengingatnya dengan jelas,” ujar Haneul seraya masuk ke dalam mobil. “Dan aku berjanji untuk berhenti mengganggu kehidupanmu… Kyuhyun-ssi.”

Deg!

Tiba-tiba saja ada hentakan keras dalam dadanya yang terasa menyakitkan. Kening pria ini mengerut dalam dan sesaat ia meraba dadanya, merasakan perasaan aneh dalam dirinya.

“Ck, gadis ini benar-benar membawa pengaruh buruk untukku!” gerutu Kyuhyun seraya berjalan ke sisi mobil lainnya, mencoba untuk mengenyahkan perasaan aneh tersebut.

To Be Continued…

Note : Heeeyyy… Mamacita naega Aya-ya-yaaaaa~~~ Hahahaha #authorlabilmulaisarap LOL XDD Uwaaaah… serius, kayaknya ini fanfiction saya makin gaje aja yeeeh…. hahaha

Tapi, ya tak apeulaaah yaah… hihihi toh, udah ide maximal author labil nan sarap ini… Muehehehehe, oh iya, buat yang nungguin lanjutan dari Fanfiction Egoistic Man, insya allah aku publish lusa or selambat-lambatnya hari jum’at ya… mudah2an aja bisa kelarin ffnya secepat mungkin dan ada waktu buat update… hehehe

Oke, akhir kata jangan lupa komentarnya yaaah wahai para My Lovely Readers… ^o^ #XOXO